Produk-produk Keuangan Syariah di Indonesia

63 Wadiah, yaitu sejumlah titipan murni dari satu pihak kepada bank dan bank harus menjaganya dengan baik, penitip berhak mengambilnya kapanpun ia mau. Konsep wadiah yang dipakai dalam perbankan syariah adalah wadiah yad dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Dalam konsep ini bank dapat mempergunakan dana yang dititipkan, akan tetapi bank bertanggung jawab penuh atas keutuhan dari dana yang dititipkan. Adapun mudharabah atau investasi adalah prinsip bagi hasil, yang dimaksud mudharobah disini yaitu mudharabah yang tidak disertai pembatasan penggunaan dana dari shohibul mal pemilik hartamodal. Sedangkan investasi khusus terbagi atas mudaharabah muqoyyadah, yaitu aqad mudharabah yang disertai dengan pembatasan penggunaan dana dari shahibul mal untuk investasi-investasi mudharabah tertentu. Sedangkan wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seorang sebagai pihak pertama kepada bank sebagai pihak kedua dalam melakukan pekerjaan jasa tertentu. Contohnya transfer uang, inkaso, dan lain-lain. Produk kedua adalah produk penyaluran dana. Penyaluran dana pada bank syariah dilakukan dengan berbagai cara yang masing-masing memiliki prinsip akad yang berbeda pula, antara lain: Ba’i jual beli, ijaroh, syirkah, dan akad pelengkap. Ba’i jual beli ada tiga jenis jual beli yang dijadikan dasar modal kerja dan investasi dalam perbankan syariah, yaitu Ba’i Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank mendapat sejumlah keuntungan, sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Ba’i Salam, yaitu transaksi jual beli, dimana barangnya belum ada sehingga 64 barang yang menjadi objek diserahkan secara tangguh, dalam hal ini bank menjadi pembeli dan nasabah menjadi penjual. Ba’i Istisna, yaitu sama dengan salam hanya saja dalam pembayaranya bank membayar dengan beberapa kali pembayaran. Adapun ijarah sewa secara prinsip ijarah ini sama dengan jual beli, hanya saja yang menjadi objek adalah manfaatnya. Pada akhir masa sewanya dapat saja diperjanjikan bahwa barang yang diambil manfaatnya selama masa sewa akan dijual belikan antara bank dan nasabah yang menyewa. Hal ini disebut dengan “Ijarah muntahhiyah bittamlik ” sewa yang diikuti dengan berpindahnya kepemilikan. Sedangkan syirkah adalah produk pembiayaan bank syariah yang didasarkan pada prinsip bagi hasil. Syirkah ini terdiri atas al-musyarokah yang merupakan bentuk umum dari usaha bagi hasil, dalam kerja sama ini para pihak secara bersama- sama memadukan sumber daya baik yang berwujud ataupun tidak berwujud untuk menjadi modal proyek kerja sama untuk dikelola bersama-sama pula. Selanjutnya al- mudharabah yang merupakan bentuk spesifik dari musyarokah, dalam mudharabah salah satu pihak berfungsi sebagai shohibul mal pemilik modalharta dan pihak lain berpera sebagai mudharib pengelola modalharta. Akad pelengkap yaitu akad ini digunakan untuk memudahkan pelaksanaan pembiayaan diperlukan akad pelengkap. Akad pelengkap ini ditujukan untuk mengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Akad pelengkap terdiri atas hiwalah adalah transaksi pengalihan utang piutang, dalam praktik perbankan syariah fasilitas hiwalah lazimnya untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan usahanya, sedangkan bank 65 mendapatkan ganti biaya atas jasa. Lalu ada rahn biasa dikenal dengan gadai, tujuan dari akad ini adalah memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. Qardh adalah pinjaman uang, Pihak bank memberikan sejumlah pinjaman uang kepada nasabah dengan pelunasan yang ditentukan. Wakalah adalah pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai pihak pertama kepada bank sebagai pihak kedua dalam melakukan pekerjaan jasa tertentu. Contohnya transfer uang, inkaso, dll. Kafalah, adalah bank yang ditujukan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran bank dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn. Bank dapat juga menerima uang tersebut dengan prinsip wadiah, bank mendapatkan biaya pengganti atas jasa yang diberikan. Produk ketiga adalah produk jasa. Produk jasa perbankan syariah merupakan pelayanan jasa perbankan kepada para nasabahnya dengan mendapatkan imbalan berupa sewa atau keuntungan. Jasa perbankan tersebut antara lain berupa: Sharf Jual beli valuta asing, Islam membolehkan jual beli valuta asing baik pada mata uang yang sejenis maupun yang tidak sejenis tetapi dengan ketentuan jual beli tersebut dilakukan dalam waktu yang sama. Ijarah sewa, sebagaimana telah dijelaskan seperi diatas bahwa secara prinsip ijarah ini sama dengan jual beli, hanya saja yang menjadi objek adalah manfaatnya. Pengiriman uang Transfer antar bank dan kliring Jasa transfer dan kliring sudah biasa diindustri perbankan. Jasa ini mempermudah transaksi yang dilakukan 66 oleh pengguna nasabah maupun bukan pengguna nasabah dengan bank lain. Atas jasa ini, bank mengenakan biaya tertentu sesuai ketentuan pihak bank sendiri. Penggunaan ATM bersama dengan bank lain, penggunaan ATM bersama dengan bank lain akan memudahkan baik nasabah bank tersebut maupun nasabah bank lain dalam melakukan transaksi-transaksi keuangan. Imbalan yang diterima bank biasanya berupa biaya pertransaksi. Pembayaran dan pembelian beberapa produk via bank. Ketersedian layanan yang memudahkan nasabah dalam berbagai kegiatan merupakan salah satu daya tarik bank. Saat ini, banyak bank yang telah bekerja sama dengan pihak lain dalam memberikan kemudahan pembayaran dan pembelian produk-produk tertentu, seperti pembayaran telepon, pajak, listrik, biaya sekolah, pembelian voucher telepon pra- bayar, premi asuransi dan angsuran pinjamanhutang. Dari transaksi ini, bank memperoleh keuntungan berupa tambahan likuiditas semu dan fee tertentu sesuai kesepakatan bank dengan pihak lain tersebut. Secara teknis prosedur menabung di bank syariah tidak ada bedanya dengan menabung di bank konvensional. Hal ini dikarenakan baik bank syariah maupun bank konvnesional diharuskan mengikuti peraturan teknis perbankan secara umum. Namun ada beberapa hal yang membedakan keduanya secara mendasar. Perbedaan pertama terletak pada akad, pada bank syariah akad yang digunakan adalah akad yang sesuai dan dibenarkan dalam Islam sedangkan pada bank konvensional tidak ada aturan yang mengharuskan mengikuti kaidah Islam secara menyeluruh. 67 Kedua terletak pada imbalan yang diberikan, pada bank konvensional menggunakan konsep biaya dan bunga dalam menghitung keuntungan, sedangkan dalam perbankan syariah menggunakan pendekatan profit sharing, artinya dana yang diterima bank disalurkan kepada pembiayaan dan keuntungan yang didapat dari pembiayaan tersebut dibagi dua, untuk bank dan untuk nasabah berdasarkan perjanjian pembagian keuntungan di muka. Ketiga adalah pemberian jasa kredit pada bank konvensional dan jasa pembiayaan dalam bank syariah, uang penabung di bank konvensional dipinjamkan kembali untuk berbagai bisnis, sedangkan pihak bank tidak memandang halal-haram bisnis tersebut. Sedangkan pada bank syariah, penyaluran dan simpanan dari masyarakat dibatasi oleh prinsip syariah, artinya bahwa pemberian pinjaman ke pihak ketiga tidak boleh digunakan untuk bisnis yang mengandung keharaman seperti, bisnis perjudian, minuman yang diharamkan, pornografi dan bisnis lain yang tidak sesuai dengan syariah.

C. PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS Harta Insan Karimah

11 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan karimah BPRS HIK adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang memiliki aset konsolidasi terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah 11 Sejarah HIK, Diakses dari http:bprshik.co.idpagesindex16Sejarah , pada Sabtu 15 Februari 20.10. 68 didirikan di Ciledug, Tanggerang-Banten oleh Alumni Fakultas ekonomi Universitas Gajah Mada yang tergabung dalam Yayasan Harapan Mulya Insani. BPRS HIK didirikan berdasarkan akte notaris tertanggal 19 Desember 1992 dengan nama awal Bank Perkreditan Rakyat yang kemudian resmi beroperasi pada tanggal 8 September 1993, pada tahun yang sama, 1993 berubah nama menjadi Bank Perkreditan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah. Lalu pada tahun 2009 Bank Perkreditan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah merubah namanya kembali menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan karimah sesuai peraturan Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008. BPRS HIK telah memiliki kantor cabang yang tersebar di Ciledug, Karawaci, Cikarang, dan Pondok Gede serta kantor unit pelayanan pembiayaan di depok. Adapun pada 2014 ini HIK akan mengembangkan jaringan ke 4 wilayah di Indonesia, salah satunya di wilayah Jakarta Barat. Konsistensi untuk memberikan pelayanan yang prima kepada para pengusaha menengah, kecil dan mikro UMKM, mendorong didirikannya kembali Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah-Bekasi yang memiliki badan hukum tersendiri melalui akuisisi dari Bank Perkreditan Rakyat Baitul niaga Insani pada tahun 2005 dan kini telah memiliki kantor cabang di Jakarta pusat. Pada tahun 2006 melaui akuisisi dari Bank Perkreditan Rakyat Syariah Tolong Menolong Bermanfat TOAT, didirikan kembali Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan Karimah Parahyangan yang memiliki badan hukum tersendiri dan telah memiliki kantor cabang di Cianjur. 69 Sampai sekarang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Harta Insan karimah telah memberikan fasilitas pembiayaan kepada golongan pengusaha kecil, pada tahun 2007 sebesar Rp. 131 Miliar yang meningkat menjadi Rp. 181 Miliar pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 sampai dengan November sebesar Rp 271 Miliar. HIK telah meletakkan pondasi yang kuat untuk menjaga pertumbuhan kinerja yang sehat dan berkesinambungan melalui pengembangan sektor pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian frudential banking yang berorientasi pelayanan yang cepat dan Islami. Pemegang Saham HIK adalah Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Fakultas Ekonomi Gajah Mada HMI FE UGM Jogjakarta. Sampai dengan desember 2011, jumlah pemegang saham sebanyak 249 orang dengan jumlah saham yang tersebar tidak ada pemegang saham pengendali. Kekeluargaan dan silaturahmi adalah niat dan tekad awal para pemegang saham ketika mendirikan HIK, yang sampai saat ini tetap terbina dengan baik. Melalui Visinya, HIK bertekad mewujudkan Nationwide Syariah Micro Banking yang terunggul dan terpercaya. Adapun misi HIK adalah menjalankan usaha perbankan yang sehat amanah, memberikan pelayanan yang terbaik Islami, berperan aktif dalam pengembangan dunia usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat, meningkatkan kemakmuran pemegang saham, pengurus karyawan,

Dokumen yang terkait

Hubungan pemberian reward dan punishment dengan kinerja karyawan pada BPRS Harta Insan Karimah

7 51 129

Peranan account officer dalam menekan pembiayaan bermasalah di PT.BPR Syariah Harta Insan Karimah

1 16 97

Strategi Bank perkeditan Rakyat Syariah (BPRS) dalam pengelolaan risiko pembiayaan UKM: studi BPRS ALSALAAM cabang Cinere

0 3 108

Dampak pembiayaan syariah terhadap profitabilitas usaha mikro pada nasabah bank perkreditan rakyat syariah harta insan karimah kecamatan ciledug kota Tangerang

1 11 73

Rancang bangun sistem informasi penggajian karyawan (studi kasus: bank pembiayaan rakyat syariah harta insan karimah)

0 2 8

Strategi Pembiayaan Musyarakah Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Harta Insan Karimah Cileduk

0 17 72

Strategi Media Relations Humas Lembaga Negara (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Media Relations Hupmas KPU Kota Surakarta dalam Menjalin Hubungan dengan Media Massa Lokal terkait dengan Pelaksanaan Pilkada Kota Surakarta Tahun 2015).

0 0 18

View of Pengembangan Kualitas SDM pada Bank Syariah dalam Perspektif Syariah: Studi Kasus PT. BPRS Harta Insan Karimah Bekasi

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN DENGAN KEPERCAYAAN NASABAH PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH HARTA INSAN KARIMAH (BPRS HIK) BEKASI - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN DENGAN KEPERCAYAAN NASABAH PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH HARTA INSAN KARIMAH (BPRS HIK) BEKASI - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 18