KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 118 Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dana Pihak Ketiga (DPK), Sertifikat Bank Indonesia Suariah (SBIS), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA), Periode Januari 2009-2012

xiv DAFTAR LAMPIRAN No. Keterangan Halaman 1 Data Penelitian Januari 2009 – Desember 2012 127 2 Uji Normalitas 129 3 Uji Multikolinieritas 129 4 Uji Heterokedastisitas 130 5 Uji Autokorelasi 130 6 Hasil regresi Metode Ordinary Least Square 131 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bagi suatu negara bank dapat dikatakan sebagai darahnya perkonomian suatu negara. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Dengan kata lain kemajuan suatu bank di suatu negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut.Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya Kasmir, 2004:7. Dengan didirikannya lembaga keuangan seperti perbankan di Indonesia, diharapkan bisa menjadi solusi bagi pihak-pihak yang membutuhkan dana untuk menjalankan perekonomian masyarakat. Selain itu, pendirian bank ini diharapkan tidak hanya sebagai lembaga keuangan yang hanya berorientasi pada laba dan hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan maksimal, tetapi juga harus mempunyai kontribusi di dalam pengembangan ekonomi suatu negara. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia dimulai pada tahun 1991 ketika berdirinya bank umum syariah pertama di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia. Kemudian, untuk mempercepat pertumbuhan perekonomian syariah di Indonesia, pemerintah merubah UU Perbankan Syariah No. 7 Tahun 1992 tentang Perbanakan menjadi UU No. 10 Tahun 1998 dimana berisi tentang arahan bagi Bank Konvensional dalam membuka Unit Usaha Syariah UUS atau mengkonversi menjadi Bank Umum Syariah 1 2 BUS. Namun, hingga memasuki pertengahan tahun 2000 tidak banyak tercatat berdirinya BUS yang baru, tapi hanya sebatas membuka UUS, ini dikarenakan para pakar ekonomi berpendapat bahwa UU No. 10 Tahun 1998 belum sepenuhnya membahas tentang Perbankan Syariah. Oleh karena itu, pada tanggal 16 Juli 2008 pemerintah berhasil membuat suatu landasan hukum yang secara penuh dan spesifik mengatur tentang perbankan syariah yaitu UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Antonio, 2011:26. Perkembangan perbankan syariah dari tahun ke tahun merupakan fenomena tersendiri dalam percaturan dunia perbankan di Indonesia. Riset yang dilakukan MC Consulting salah satu lembaga konsultan yang didukung Forum Silahturahmi Studi Ekonomi Islam FoSSEI sebagaimana dikutip Dahmi Ahmad dalam bisnis.com 25 September 2006 menunjukkan bahwa bank syariah hanya sebagai tempat menyimpan uang bukan pilihan berinvestasi. Makna sederhananya, para responden memilih mencari tambahan penghasilan di bank konvensional dan hanya mencari ketenangan batin di bank syariah.Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa perkembangan perbankan syariah selama ini masih mengedepankan isu halal-haram daripada kinerja yang professional. Oleh karena itu, perbankan syariah dituntut tidak lagi mengedepankan aspek kehalalannya saja, tapi juga bagaimana mencetak profit yang tinggi, prospektif dan kompetitif, karena bagi setiap perusahaan aspek profitabilitas merupakan aspek yang sangat penting sebagai bukti kinerja yang professional dari keunggulan sistem yang dijalankan. Romdhona dalam Bambang Agus Pramuka, 2010:64 3 Salah satu indikator performance atau kinerja profitabilitas bank adalah return on asset ROA. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana asset khususnya aktiva produktif pembiayaan yang dimiliki bank dapat menghasilkan laba yang menjadi tujuan dari bisnis perbankan. ROA memberikan informasi mengenai efisiensi bank yang dijalankan karena return on asset ROA menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan secara rata- rata dari 1 asetnya. Mishkin, 2008:172 Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset Dendawijaya, 2009:118. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena tingkat pengembalian return yang diperoleh semakin besar. Sebagaimana halnya bank konvensional, bank syariah juga merupakan lembaga keuangan yang berorientasi pada laba profit oriented. Laba bukan hanya untuk kepentingan pemilik atau pendiri, tetapi juga untuk pengembangan usaha. Dalam rangka mmeningkatkan profitabilitasnya bank syariah menempatkan dana yang telah dihimpun dalam bentuk kredit atau pembiayaan, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang Muhammad dalam Bambang Agus Pramuka, 2010:64. Pertumbuhan bisnis perbankan syariah selalu menunjukkan kinerja positif, dapat dilihat dari dari penghimpunan dana yang selalu meningkat setiap tahunnya dan meningkat sangat pesat di tahun 2009 dengan pertumbuhan sebesar 41,84. Demikian pula halnya dengan pembiayaan yang 4 tumbuh 22,76. Meskipun pertumbuhan bisnis perbankan syariah meningkat, tingkat ROA yang merupakan proksi dari profitabilas selalu mengalami fluktuasi Kharisma, 2012:2. Dalam perkembangan bank syariah di Indonesia memperlihatkan kinerja yang cukup baik, penghimpunan dana pihak ketiga juga mengalami kenaikan pesat di atas industri perbankan secara umum. Optimalisasi itu tercermin dari membaiknya rasio pembiyaan dana pihak ketiga financing to deposit ratio FDR bank syariah yang mencapai 100, data per desember 2012, asset perbankan syariah mencapai Rp 195.018 triliun meningkat dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 49.551 triliun BI Desember, 2012:38. Tingginya FDR bank syariah ini tidak terlepas dari karakteristik utama bank syariah yang senantiasa mengaitkan kegiatan perbankan dengan aktivitas sektor riil, hal ini didasari pada prinsip-prinsip perbankan syariah yang dalam kegiatan operasionalnya tidak dibenarkan melakukan pembiayaan investasi pada jenis usaha yang dapat menimbulkan kemudharatan, seperti melakukan masyir, gharar, riba, dan bathil serta ikhtikar spekulasi, dan lain-lain Mariyam, 2009:3. Peningkatan return on asset ROA juga salah satunya berasal dari sumber dana. Sumber dana yang dimiki perbankan syariah berasal dari modal inti dan dari Dana Pihak Ketiga DPK. Dana Pihak Ketiga DPK adalah modal yang paling banyak dihimpun oleh bank dari masyarakat yang berupa tabungan mudharabah, giro wadiah dan deposito mudharabah. Dana Pihak 5 Ketiga DPK yang terkumpul kemudian akan disalurkan dalam bentuk pembiayaan, dari pembiayaan tersebut bank akan mendapatkan keuntungan dimana keuntungan tersebut akan menambah return on asset ROA bank. Dana Pihak Ketiga Bank syariah terdiri dari dua kategori mata uang yaitu rupiah dan dollar Muhammad, 2004:162. Sumber dana merupakan hal terpenting bagi bank untuk dapat meningkatkan jumlah kredit atau pembiayaan yang akan dilempar ke masyarakat. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan, sektor perbankan memerlukan ketersediaan sumber dana. Semakin banyak dana yang dimiliki oleh bank, maka akan semakin besar peluang bank untuk menjalankan fungsinya. Dana-dana yang dimaksud meliputi dana yang bersumber dari bank itu sendiri, dana yang bersumber dari lembaga lainnya, dan dana yang bersumber dari masyarakat Kasmir, 2002:62. Dalam menghimpun dana dari masayarakat, bank syariah menawarkan berbagai macam kemudahan dan jenis simpanan yang dapat dipilih oleh nasabah. Penghimpun dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito Karim, 2007:107. Dana yang bersumber dari masyarakat luas atau dana pihak ketiga DPK merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan opersional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini Kasmir, 2010:64. Bank memerlukan tempat untuk menyalurkan dana-dana yang terkumpul salah satunya dalam bentuk investasi berupa Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS dengan akad jua‟lah sesuai dengan peraturan yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia

1 65 87

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga Dan Non Performing Financing Terhadap Penyaluran Dana Perbankan Syariah Di Indonesia

0 41 114

Analisi pengaruh dana pihak ketiga (DPK) dan non performing financing (NPF) terhadap pembiayaan yang disalurkan serta imlekasinya pada return on assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia

2 38 96

Pengaruh capital adequacy ratio (car), non performing financing (npf), danan pohak ketiga (dpk), sertifikat bank umum syariah (sbis) terhadap penyaluran pembiayaan bank umum syariah periode 2009-2015

0 8 116

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia periode 2010-2013

2 8 115

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Return On Asset (ROA) (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode

1 16 131

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2009 - 2014

2 18 138

Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

0 2 108

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

5 20 120