33
tersedia,  termasuk  perusahaan  lembaga  keuangan  semacam  bank  Kasmir,
2008:61.
Bagi  bank,  dana  merupakan  faktor  yang  paling  utama  dalam operasional  bank.  Tanpa  dana  yang  cukup,  bank  tidak  dapat  berbuat  apa-
apa,  atau  dengan  kata  lain  bank  tidak  berfungsi  sama  sekali.  Dana  adalah uang tunai  yang dimiliki atau  dikuasai oleh bank  dalam bentuk tunai,  atau
aktiva lain  yang dapat segera diubah menjadi uang tunai.  Uang tunai  yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank
itu  sendiri,  tetapi  juga  berasal  dari  titipan  atau  penyertaan  dana  orang  lain atau  pihak  lain  yang  sewaktu-waktu  atau  pada  suatu  saat  tertentu  akan
ditarik  kembali,  baik  sekaligus  maupun  secara  berangsur-angsur  Arifin,
2009:57.
Menurut Kasmir 2008:62, secara garis besar sumber-sumber dana
bank adalah:
a.  Dana yang bersumber dari bank itu sendiri. b.  Dana yang bersumber dari lembaga lain.
c.  Dana yang bersumber dari masyarakat luas. Dana  yang  berasal  dari  masyarakat  luas  adalah  dana  pihak  ketiga
yang  dititipkan  pada  bank.  Pada  umumnya  motivasi  utama  orang menitipkan  dana  pada  bank  adalah  untuk  keamanan  dana  mereka  dan
memperoleh  keleluasaan  untuk  menarik  kembali  dananya  sewaktu-waktu Arifin, 2009:60.
Pencarian  dana  dari  masyarakat  luas  ini  relatif  paling  mudah
34
dibandingkan dengan sumber-sumber lainnya karena mudah didapatkan dan tidak terbatas asalkan bank bisa memberikan bunga yang relatif lebih tinggi
dan  dapat  memberikan  fasilitas  menarik  lainnya  seperti  hadiah  dan pelayanan  yang  memuaskan.  Kerugian  dari  sumber  ini  yaitu  biaya  bunga
maupun biaya promosi relatif lebih mahal bila dibandingkan dari dana bank itu sendiri.
Jadi,  dana  pihak  ketiga  adalah  dana  yang  dimiliki  bank  yang bersumber dari pihak luar atau masyarakat yang bertujuan untuk menimpan
sebagian hartauangnya di bank agar aman dan dapat ditarik bila dibutuhkan oleh  masyarakat  yang  bertindak  sebagai  nasabah.  Dana  pihak  ketiga  ini
merupakan  sumber  dana  yang  terpenting  bagi  kegiatan  operasional  suatu bank.
2. Jenis-Jenis Dana Pihak Ketiga DPK Pada Bank Syariah
Meskipun jenis produk simpanan di bank syariah mirip dengan bank konvensional,  namun  dalam  bank  syariah  terdapat  perbedaan-perbedaan
yang prinsipil Antonio, 2001: 155.
a.  Simpanan Giro Menurut  Undang-Undang  Perbankan  Syariah  Nomor  21  Tahun
2008,  giro  adalah  simpanan  berdasarkan  akad  wadi’ah  atau  akad  lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat
dilakukan  setiap  saat  dengan  menggunakan  cek,  bilyet  giro,  sarana perintah  pembayaran  lainnya,  atau  dengan  perintah  pemindahbukuan.
Giro  ada  dua  jenis:  1.  Giro  yang  tidak  dibenarkan  secara  syariah  yang
35
berdarkan  perhitungan  bunga;  2.  Giro  yang  dibenarkan  secara  syariah yaitu giro yang berdasarkan prinsip mudharabah dan
wadi‟ah. b.  Simpanan Tabungan
Dalam  Undang-Undang  Perbankan  Syariah  Nomor  21  Tahun 2008,  yang  dimaksud  tabungan  adalah  simpanan  berdasarkan  akad
wadi‟ah  atau  investasi  dana  berdasarkan  akad  mudharabah  atau  akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya
dapat  dilakukan  dengan  menurut  syarat  dan  ketentuan  tertentu  yang disepakati,  tetapi  tidak  dapat  ditarik  dengan  cek,  bilyet  giro,  danatau
alat  lainnya  yang  dipersamakan  dengan  alat  itu.  Tabungan  terdiri  dari dua  jenis:  1.  Tabungan  yang  tidak  dibenarkan  secara  syariah  yaitu
tabungan  yang  berdarkan  perhitungan  bunga;  2.  Tabungan  yang dibenarkan  secara  syariah  yaitu  tabungan  yang  berdasarkan  prinsip
mudharabah dan
wadi‟ah. c.  Simpanan Deposito
Pengertian  deposito  menurut  Undang-Undang  Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008 adalah investasi dana berdasarkan akad
mudharabah  atau  akad  lain  yang  tidak  bertentangan  dengan  prinsip syariah  yang  penarikannya  hanya  dapat  dilakukan  pada  waktu  tertentu
berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah danatau UUS. Deposito ada dua jenis: 1. Deposito yang tidak dibenarkan secara
syariah yaitu deposito yang berdasarkan perhitungan bunga; 2. Deposito yang dibenarkan secara syariah yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip
36
mudharabah dan
wadi‟ah.
E. Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
1. Pengertian Sertifikat Bank Indonesia Syariah SBIS
Menurut  Peraturan  Bank  Indonesia  Nomor  1011PBI  tanggal  31 Maret 2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah adalah surat berharga
berdasarkan  prinsip  syariah  berjangka  waktu  pendek  dalam  mata  uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia.
Menurut  Arifin  2009:198,  yang  dimaksud  Sertifikat  Bank Indonesia Syariah SBIS adalah sertifikat yang diterbitkan Bank Indonesia
sebagai  bukti  penitipan  dana  jangka  pendek.  SBIS  merupakan  piranti moneter  yang  sesuai  prinsip  pada  bank  syariah  yang  diciptakan  dalam
rangka  pelaksanaan  pengendalian  moneter.  Bank  Indonesia  menerbitkan instrumen moneter berdasarkan prinsip syariah dan dapat dimanfaatkan oleh
bank syariah untuk mengatasi bila terjadi kelebihan pada tingkat likuiditas. Sertifikat  Bank  Indonesia  Syariah  SBIS  diterbitkan  oleh  Bank
Indonesia sebagai salah satu instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian  moneter  yang  dilakukan  berdasarkan  prinsip  syariah  dengan
menggunakan  akad ju‟alah.  Akad  ju‟alah  adalah  janji  atau  komitmen
iltizam  untuk  memberikan  imbalan  tertentu „Iwadhju‟l atas pencapaian
hasil natijah yang ditentukan dari suatu pekerjaan.
2. Karakteristik SBIS
a.  Menggunakan akad ju‟alah berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional
dan  Majelis  Ulama  Indonesia,  SBIS  juga  dapat  diterbitkan  dengan