41
F. Non Performing Financing NPF
1. Pengertian Non Performing Financing NPF
Dalam Kamus Bank Indonesia, Non Performing Financing NPF adalah pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiyaan yang
berklarifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan menurut Sudarsono 2007:123, pembiayaan non lancar atau yang juga dikenal
dengan istilah NPF dalam perbankan syariah adalah jumlah kredit yang tergolong lancar yaitu dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet
berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif. Menurut Veithzal 2007:477, yang dimaksud dengan NPF atau
pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang dalam pelakasanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti:
pengembalian pokok atau bagi hasil yang bermaslah; pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko di kemudian hari bagi bank;
pembiayaan yang termasuk golongan perhatian khusus, diragukan dan macet serta golongan lancar yang berpotensi terjadi penunggakan dalam
pengembalian. Status NPF pada prinsipnya didasarkan pada ketepatan waktu bagi
nasabah untuk membayarkan kewajiban, baik berupa bunga maupun pengembalian pokok pinjaman. Proses pemberian dan pengelolaan kredit
yang baik diharapkan dapat menekan NPF sekecil mungkin, dengan kata lain tingginya NPF sangat dipengaruhi oleh kemampuan bank-bank
syariah dalam menjalan proses pemberian kredit dengan baik maupun
42
dalam hal pengelolaan kredit, termasuk tindakan pemantauan monitoring setelah kredit disalurkan dan tindakan pengendalian bila terdapat indikasi
penyimpangan kredit maupun indikasi gagal bayar.
2. Penilaian Kesehatan Pembiayaan Bermasalah
Besarnya NPF yang di perbolehkan di Bank Indonesia adalah 5 , jika melebihi 5 akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank
yang bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang di peroleh. Kredit atau pembiayaan yang tergolong non lancar yaitu dengan kualitas
kurang lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif. Tindakan pengendalian bila terdapat
indikasi penyimpangan pembiayaan maupun indikasi gagal bayar. Persamaannya adalah sebagai berikut:
Pembiayaan Bermasalah
NPF = X 100
Total Pembiayaan Standar terbaik NPF menurut Bank Indonesia adalah bila NPF
berada di bawah 5, variabel ini mempunyai bobot nilai 20 dengan nilai NPF ditentukan sebagai berikut:
Jika nilai NPF: o
Lebih dari 8, skor nilai = 0 o
Antara 5 - 8, skor nilai = 80 o
Antara 3 - 5, skor nilai = 90 o
Kurang dari 3, skor nilai = 100