Pembinaan Karir Pegawai Negeri Sipil

b. Setiap kepala SKPD harus menandatangani daftar hadir, absen dan memeriksa nya dengan mencontreng yang hadir, menulis keterangan yang hadir dan mengumpulkan rekap bulanan sekaligus melaporkannya ke BKD. c. Selesai jam istirahat seluruh Pegawai Negeri Sipil harus telah berada diruang kerja masing-masing kecuali melakukan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. d. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memakai pakaian yang telah ditentukan oleh peraturan dilengkapi dengan pemakaian lambang KOPRI, papan nama dan Pin Eselon. e. Setiap hari jumat diwajibkan mengikuti senam dan memakai pakaian olah raga yang dilaksanakan dimasing-masing SKPD-nya. f. Setiap Pegawai Negeri Sipil setelah masuk jam kerja, diwajibkan tetap berada diruangan kerja masing-masing kecuali ditugaskan oleh atasan atau tugas luar dan dilarang keras berada dikedai kopi dan ditempat-tempat lainnya. g. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mematikan Hand Phone pada waktu pelaksanaan apel, rapat, menghadap atasan serta pada acara-acara resmi lainnya.

1.4.2. Pembinaan Karir Pegawai Negeri Sipil

System pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil pada hakikatnya adalah suatu upaya sistematik, terencana yang mencakup struktur dan proses yang menghasilkan keselarasan kompetensi pegawai dengan kebutuhan organisasi. Untuk dapat menciptakan sistem pembinanaan karir pegawai, perlu dirancang suatu pola karir pegawai yang sesuai dengan misi organisasi, budaya organisasi dan kondisi perangkat pendukung sistem kepegawaian yang berlaku bagi organisasi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pegawai Negeri Sipil yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Pola karir Pegawai Negeri Sipil adalah pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan alur pengembangan karir yang menunjukkan keterangan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan, kompetensi, serta masa jabatan seseorang Pegawai Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun PP No.100 Tahun 2000 jo PP No.13 Tahun 2002. Memperhatikan defenisi tersebut, tampak bahwa bagaimanapun bentuknya pola karir cenderung disusun untuk kepentingan pegawai, walaupun harus tetap diarahkan agar pola karir tersebut dititik beratkan pada optimalisasi kontribusi pegawai pada organisasi. Pegawai yang karirnya tidak berkembang akhirnya tidak disiplin terhadap peraturan-peraturan yang ada, dalam hal ini dibutuhkan inisiatif dari pimpinan untuk memperhatikan bawahannya. Oleh karena itu karir pegawai perlu terus dan diperhatikan, karena hal tersebut dapat menunjukkan prilaku pegawai terhadap pekerjaannya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh instansi supaya karir dapat berkembang adalah menyediakan sarana dan prasarana yang mampu mendukung peningkatan karir pegawai, hal-hal yang dilakukan adalah program pendidikan dan pelatihan yang meliputi: 1. membuat program pendidikan dan pelatihan 2. perumusan pelaksanaan pelatihan 3. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan 4. evaluasi pendidikan dan pelatihan pembinaan karir menekankan kepada pentingnya peranan pegawai untuk tetap memperhatikan bahkan mempertanggung jawabkan kedudukan yang ia miliki. Pembinaan karir bertujuan untuk mngembangkan karir Pegawai Negeri Sipil dengan demikian ada beberapa pilihan pengembangan karir, Usmara 2002:278 yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. pengembangan dan peningkatan melalui pemberian tugas secara khusus. 2. pengembangan ke arah samping sesuatu pekerjaan yang lain, yang mungkin lebih cocok dengan keterampilannya dengan memberi pengalaman yang lebih luas, tantangan baru serta memberikan kepercayaan dan kepuasan yang lebih besar. Ini disebut dengan pengembangan karir lateral atau demosi. 3. pengembangan ke arah atas pada posisi yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar dibidang keahlian khusus atau bahkan keahlian khusus yang baru. Ini disebut dengan promosi. 4. pergerakan ke arah bawah yang mungkin dapat merefleksikan sesuatu peralihan atau pertukaran prioritas pekerjaan bagi pegawai untuk mengurangi resiko atau tanggung jawab dan stress, menempatkan posisi karyawan tersebut ke arah yang lebih tepat sekaligus sebagai kesempatan atau peluang yang baru. Inilah yang disebut dengan mutasi. Sistem pembinaan karir pegawai harus disusun sedemikian rupa, sehingga menjamin terciptanya kondisi objektif yang dapat mendorong peningkatan prestasi pegawai. Hal tersebut dapat dimungkinkan apabila penempatan Pegawai Negeri Sipil didasarkan atas tingkat keserasian antara persyaratan jabatan dengan kinerja pegawai yang bersangkutan. Sistem pembinaan karir pegawai pada hakikatnya adalah suatu upaya sistematik, terencana yang mencakup struktur dan proses yang menghasilkan keselarasan kompetensi pegawai dengan kebutuhan organisasi. Universitas Sumatera Utara Komponen yang terkait dengan sistem pembinaan karier pegawai meliputi : 1. Misi, sasaran dan prosedur organisasi, yang merupkan indikator umum kinerja, kebutuhan prsarana dan sarana termasuk kebutuhan kualitatif dan kuantitatif sumber daya manusia yang mengawalinya. 2. Peta jabatan, yang merupakan refleksi komposisi jabatan, yang secara vertikal menggambarkan struktur kewenangan tugas dan tanggung jawab dan secara horizontal menggambarkan pengelompokan jenis dan spesifikasi tugas dalam organisasi. 3. Standar kompetensi, yaitu tingkat kebolehan, lingkup tugas dan syarat jabatan yang harus dipenuhi untuk menduduki suatu jabatan agar dapat tercapai sasaran organisasi yang menjadi tugas, hak, kewajiban dan tanggung jawab dari pemangku jabatan. 4. Alur karir, yaitu pola alternatif lintasan perkembangan dan kemajuan Pegawai Negeri Sipil sepanjang pengabdiannya dalam organisasi. Sesuai dengan filosofi bahwa perkembangan karir pegawai harus mendorong peningkatan prestasi pegawai. Tahapan pembinaan karir sesuai makna keputusan kepala badan kepegawaian Negara nomor 13 tahun 2002 tentang ketentuan pelaksanaan PP nomor 100 Tahun 2000 jo PP nomor 13 Tahun 2002 adalah sebagai berikut: a. Perpindahan dari jabatan struktural ke fungsional maupun dari jabatan fungsional ke struktural baik secara horizontal, vertikal maupun diagonal serta perpindahan wilayah kerja; Universitas Sumatera Utara b. Perpindahan jabatan secara horizontal adalah perpindahan jabatan pada tingkat eselon dan pangkat jabatan yang sama; c. Perpindahan jabatan yang secara vertikal adalah perpindahan yang bersifat kenaikan jabatan promosi; d. Perpindahan jabatan secara diagonal adalah perpindahan jabatan dari jabatan struktural ke fungsional dan sebaliknya.

1.4.3. Pembinaan Etika Profesi Pegawai Negeri Sipil