Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Hipotesis Defenisi Konsep

Pembinaan Pegawai Negeri Sipil harus ditingkatkan demi tercapainya tujuan dari pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara. Pembinaan pada pegawai yang ada, pada akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja yang lebih baik. Berkaitan dengan hal itu maka seorang Pegawai Negeri Sipil perlu mendapatkan pembinaan. Dan pembinaan pegawai harus dilakukan secara keseluruhan, sistematis dan berkesinambungan, yang berarti bahwa pembinaan Pegawai Negeri Sipil tidak bisa dilakukan secara terpisah, tapi perlu dilakukan secara terarah, komprehensif dan terintegrasi dengan menggunakan konsep yang jelas. Berdasarkan uraian singkat diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan membahas hal ini menjadi objek penelitian. Adapun judul yang penulis ajukan adalah: “Pengaruh Pembinaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara” .

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah ditentukan diatas dan untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan masalah. Maka penulis menyusun perumusan masalah sebagai berikut: “Seberapa besarkah pengaruh pembinaan terhadap prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara.”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pembinaan pegawai pada kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara. Universitas Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui Prestasi kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara. 3. Untuk mengetahui pengaruh pembinaan terhadap prestasi kerja pegawai pada kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara.

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara, menjadi masukan yang positif utuk melaksanaan pembinaan dalam rangka meningkatkan prestasi kerja pegawai . 2. Bagi jurusan Ilmu Administrasi Negara, penelitian ini akan melengkapi ragam penelitian yang telah dibuat oleh mahasiswa dan dapat menambah bahan bacaan atau referensi bagi terciptanya suatu karya ilmiah. 3. Bagi penulis sendiri, untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan analisa berfikir melalui penulisan karya ilmiah dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh dengan membandingkan kenyataan dilapangan.

E. Kerangka Teori

Untuk memudahkan penelitian diperlukan pedoman dasar berfikir, yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih Nawawi, 1987:40 Universitas Sumatera Utara 1. Pembinaan Pegawai 1.1. Pengertian Pembinaan Pegawai Negeri Sipil Dalam Undang-Undang No.43 tahun 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian dinyatakan bahwa pembinaan pegawai merupakan suatu usaha yang penting dalam organisasi kerena dengan pembinaan pegawai ini organisasi akan lebih maju dan berkembang. Menurut Malthis bahwa pembinaan pegawai adalah suatu kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan kecakapan pegawai guna pertumbuhan yang berkesinambungan didalam organisasi. Menurut widjaja 1986:15 pembinaan pegawai adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Dari ketiga defenisi tersebut, jelas bahwa pembinaan pegawai dilaksanakan untuk pertumbuhan dan kesinambungan kualitas pegawai dalam suatu organisasi. Dengan demikian maka pembinaan pegawai pada hakekatnya adalah peningkatan kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui tugas pokok dan fungsinya dalam pelaksanaan pembangunan sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

1.2. Arah Pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Pembinaan Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan secara berdaya guna dan berhasil guna. Menurut Wursanto 1997:13, pembinaan pegawai negeri diarahkan kepada: Universitas Sumatera Utara 1. Satuan organisasi lembaga pemerintah mempunyai jumlah dan mutu pegawai yang rasional, sesuai dengan jenis, sifat dan beban kerja yang dibebankan kepadanya. 2. Pembinaan seluruh Pegawai Negeri Sipil terintegrasi artinya terhadap semua pegawai negeri sipil berlaku ketentuan yang sama. 3. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan atas dasar sistem karir dan sistem prestasi. 4. Pengembangan sistem penggajian diarahkan untuk menghargai prestasi kerja dan besarnya tanggung jawab. 5. Tindakan korektif terhadap pegawai yang benar-benar melanggar ketentuan yang berlaku dilaksanakan secara tegas. 6. Penyempurnaan sistem administrasi kepegawaian dan sistem pengawasannya dapat dilaksanakan. 7. Pembinaan dan kesetiaan dan ketaatan penuh terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan pemerintah tetap terjamin.

1.3. Manfaat Dan Tujuan Pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Pembinaan terhadap setiap orang secara umum memiliki tujuan dan manfaat yang sama yaitu membentuk karakter dan kepribadian. Begitu juga halnya dengan Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan roda pemerintahan, dengan demikian kepribadian mereka harus dibentuk sedemikian rupa agar dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat yang harus menjunjung tinggi martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara. Adapun pembinaan Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk membentuk sikap aparatur negara agar berorientasi kepada pembangunan dan bertindak sebagai pemerakarsa Universitas Sumatera Utara pembaharuan dan sebagai penggerak pembangunan. Dan manfaat dari pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah mewujudkan citra pegawai yang penuh dengan kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan pemerintah yang bersatu padu, bermental baik, berwibawa, berdaya guna, berhasil guna, bersih, berkualitas tinggi dan sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat.

1.4. Model Pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Model pembinaan pegawai negeri ada tiga jenis, yaitu model pembinaan disiplin, model pembinaan karir, model pembinaan etika profesi.

1.4.1 Pembinaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Secara singkat dapat dikatakan bahwa disiplin adalah keadaan yang menyebabkan atau memberikan dorongan kepada pegawai untuk berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan yang telah ditetapkan Wursanto,1997:108. Dengan demikian pembinaan disiplin Pegawai Negeri Sipil merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan dorongan kepada pegawai agar melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan yang telah ditetapkan. Dan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 yang berisi tentang daftar kewajiban, larangan dan sanksi seorang Pegawai Negeri Sipil. Menurut Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 pereturan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiaban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. Sebagai aparatur pemerintah, disiplin Pegawai Negeri Sipil merupakan kewajiban moral dari konsekuensi keberadaannya selaku penyelenggara tugas-tugas pemerintahan dan Universitas Sumatera Utara pembangunan, juga merupakan tantangan logis yang tumbuh seirama dengan tuntutan perubahan dan perkembangan kemajuan masyarakat. Karena semakin majunya arus perkembangan dan tuntutan perubahan lingkungan, berimplikasi pula pada kemajuan pola pikir dan sikap kritis masyarakat, disertai tuntutan kebutuhan pelayanan yang semakin baik dari aparatur pemerintah. Dalam keadaan demikian, diperlukan suatu kondisi dan kapasitas aparatur yang bersih dan berwibawa. Aparatur yang bersih dan berwibawa akan terwujud, bila menempatkan nilai-nilai disiplin sebagai acuan hidupnya. Aparatur yang bersih berarti Pegawai Negeri Sipil sebagai pribadi memiliki ketaatan pada aturan yang berlaku dan menjadikan ketaatan tersebut sebagai kebanggaan. Sedangkan aparatur yang berwibawa berarti bahwa Pegawai Negeri Sipil sebagai pribadi memiliki kemauan dan kemampuan menjadikan pegawai atau masyarakat yang dipimpinnya untuk taat pada aturan yang berlaku. Adapun kewajiban, larangan dan hukuman bagi setiap Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 adalah : Kewajiban Pegawai Negeri Sipil yaitu: a. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah; b. Mengutamakan Kepentingan Negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta menghindarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan Negara oleh kepentingan golongan, diri sendiri, atau pihak lain; c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Negara, Pemerintah, dan Pegawai Negeri Sipil; Universitas Sumatera Utara d. Mengangkat dan menaati sumpah atau Janji Pegawai negeri sipil dan sumpah atau janji jabatan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Menyimpan rahasia Negara dan atau rahasia Jabatan dengan sebaik-baiknya; f. Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan pemerintah baik yang langsung menyangkut tugas kedinasannya maupun yang berlaku secara umum ; g. Melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya dan dengan penuh pengabdian. Kesadaran dan tanggung jawab; h. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara; i. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan, persatuan dan kesatuan Korps Pegawai Negeri Sipil; j. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negarapemerintah, terutama dibidang keamanan, keuangan dan materil; k. Mentaati ketentuan jam kerja; l. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik ; m. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik Negara dengan sebaik-baiknya; n. Memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya kepada masyarakat menurut bidang tugasnya masing-masing; o. Bertindak dan bersikap tegas, tetap adil dan bijaksana terhadap bawahannya; p. Membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya; q. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya; r. Mendorong bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja; s. Memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan kariernya; Universitas Sumatera Utara t. Mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan tentang perpajakan ; u. Berpakaian rapi dan sopan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat, sesame Pegawai Negeri Sipil terhadap atasan ; v. Hormat menghormati sesame warga Negara yang memeluk agamakepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang berlainan ; w. Menjadi teladan sebagai warga Negara yang baik dalam masyarakat; x. Mentaati segala peraturan, perundangan-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku; y. Mentaati segala kedinasan dari atasan yang berwenang; z. Memperhatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima mengenai pelanggran disiplin. Setiap Pegawai Negeri Sipil dilarang yaitu: a. Melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kehormatan atau martabat Negara, Pemerintah, atau Pegawai Negeri Sipil; b. Menyalahgunakan wewenangnya; c. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk Negara asing; d. Menyalahgunakan barang-barang, uang atau surat-surat berharga milik Negara; e. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang-barang, dokumen, atau surat-surat berharga milik Negara secara tidak sah; f. Melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk tidak langsung merugikan negara; Universitas Sumatera Utara g. Melakukan tindakan yang bersifat negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahannya atau orang lain di dalam maupun di luar lingkungan kerjanya; h. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diguda bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin dan bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan. i. Memasuki tempat-tempat yang dapat mencermarkan kehormatan atau martabat Pegawai Negeri Sipil, kecuali untuk kepentingan jabatan ; j. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya; k. Melakukan sesuatu tindakan atau sengaja tidak melakukan suatu tindakan yang dapat berakibat menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yang dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi Pihak yang dilayani; l. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan ; m. Membocorkan dan atau memanfaatkan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain ; n. Bertindak selaku perantara bagi sesuatu pengusaha atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor instansi pemerintah; o. Memiliki sahammodal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya; p. Memiliki saham suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak berada dalam ruang lingkup kekuasaannya yang jumlah dan sifat pemilikan itu sedemikian rupa sihingga melalui pemilik saham tersebut dapat langsung atau tidak langsung menentukan penyelenggaraan atau jalannya perusahaan; Universitas Sumatera Utara q. Melakukan kegiatan usaha dagang baik secara resmi, maupun sambilan, menjadi direksi, pimpinan atau komisaris perusahaan swasta bagi yang berpangkat pembina golongan ruang IVa keatas atau yang memangku jabatan eselon I ; r. Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain. Tingkat dan jenis hukuman disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 yaitu: a. Hukuman disiplin ringan, jenis hukuman ringan terdiri dari: teguran lisan, teguran tertulis, pernyataan tidak puas secara tertulis. b. Hukuman disiplin sedang jenis hukuman sedang terdiri dari: penundaan kenaikan gaji berkala, penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan pangkat. c. Hukuman disiplin berat jenis hukuman berat terdiri dari : penurunan pangkat yang setingkat lebih rendah, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai negeri sipil, pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai negeri sipil. Menurut surat edaran Bupati Batu Bara, dalam hal penegakan disipiln Pegawai Negeri Sipil maka perlu menertibkan seluruh Pegawai Negeri Sipil dilingkungan jajarannya sebagai Berikut: a. Mengikuti apel pagi 7.30 WIB dan apel sore 16.15 WIB. Universitas Sumatera Utara b. Setiap kepala SKPD harus menandatangani daftar hadir, absen dan memeriksa nya dengan mencontreng yang hadir, menulis keterangan yang hadir dan mengumpulkan rekap bulanan sekaligus melaporkannya ke BKD. c. Selesai jam istirahat seluruh Pegawai Negeri Sipil harus telah berada diruang kerja masing-masing kecuali melakukan tugas lain yang diperintahkan oleh atasan. d. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib memakai pakaian yang telah ditentukan oleh peraturan dilengkapi dengan pemakaian lambang KOPRI, papan nama dan Pin Eselon. e. Setiap hari jumat diwajibkan mengikuti senam dan memakai pakaian olah raga yang dilaksanakan dimasing-masing SKPD-nya. f. Setiap Pegawai Negeri Sipil setelah masuk jam kerja, diwajibkan tetap berada diruangan kerja masing-masing kecuali ditugaskan oleh atasan atau tugas luar dan dilarang keras berada dikedai kopi dan ditempat-tempat lainnya. g. Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mematikan Hand Phone pada waktu pelaksanaan apel, rapat, menghadap atasan serta pada acara-acara resmi lainnya.

1.4.2. Pembinaan Karir Pegawai Negeri Sipil

System pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil pada hakikatnya adalah suatu upaya sistematik, terencana yang mencakup struktur dan proses yang menghasilkan keselarasan kompetensi pegawai dengan kebutuhan organisasi. Untuk dapat menciptakan sistem pembinanaan karir pegawai, perlu dirancang suatu pola karir pegawai yang sesuai dengan misi organisasi, budaya organisasi dan kondisi perangkat pendukung sistem kepegawaian yang berlaku bagi organisasi, sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pegawai Negeri Sipil yang berlaku. Universitas Sumatera Utara Pola karir Pegawai Negeri Sipil adalah pola pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang menggambarkan alur pengembangan karir yang menunjukkan keterangan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan, kompetensi, serta masa jabatan seseorang Pegawai Negeri Sipil sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun PP No.100 Tahun 2000 jo PP No.13 Tahun 2002. Memperhatikan defenisi tersebut, tampak bahwa bagaimanapun bentuknya pola karir cenderung disusun untuk kepentingan pegawai, walaupun harus tetap diarahkan agar pola karir tersebut dititik beratkan pada optimalisasi kontribusi pegawai pada organisasi. Pegawai yang karirnya tidak berkembang akhirnya tidak disiplin terhadap peraturan-peraturan yang ada, dalam hal ini dibutuhkan inisiatif dari pimpinan untuk memperhatikan bawahannya. Oleh karena itu karir pegawai perlu terus dan diperhatikan, karena hal tersebut dapat menunjukkan prilaku pegawai terhadap pekerjaannya. Langkah-langkah yang dilakukan oleh instansi supaya karir dapat berkembang adalah menyediakan sarana dan prasarana yang mampu mendukung peningkatan karir pegawai, hal-hal yang dilakukan adalah program pendidikan dan pelatihan yang meliputi: 1. membuat program pendidikan dan pelatihan 2. perumusan pelaksanaan pelatihan 3. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan 4. evaluasi pendidikan dan pelatihan pembinaan karir menekankan kepada pentingnya peranan pegawai untuk tetap memperhatikan bahkan mempertanggung jawabkan kedudukan yang ia miliki. Pembinaan karir bertujuan untuk mngembangkan karir Pegawai Negeri Sipil dengan demikian ada beberapa pilihan pengembangan karir, Usmara 2002:278 yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. pengembangan dan peningkatan melalui pemberian tugas secara khusus. 2. pengembangan ke arah samping sesuatu pekerjaan yang lain, yang mungkin lebih cocok dengan keterampilannya dengan memberi pengalaman yang lebih luas, tantangan baru serta memberikan kepercayaan dan kepuasan yang lebih besar. Ini disebut dengan pengembangan karir lateral atau demosi. 3. pengembangan ke arah atas pada posisi yang mempunyai tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar dibidang keahlian khusus atau bahkan keahlian khusus yang baru. Ini disebut dengan promosi. 4. pergerakan ke arah bawah yang mungkin dapat merefleksikan sesuatu peralihan atau pertukaran prioritas pekerjaan bagi pegawai untuk mengurangi resiko atau tanggung jawab dan stress, menempatkan posisi karyawan tersebut ke arah yang lebih tepat sekaligus sebagai kesempatan atau peluang yang baru. Inilah yang disebut dengan mutasi. Sistem pembinaan karir pegawai harus disusun sedemikian rupa, sehingga menjamin terciptanya kondisi objektif yang dapat mendorong peningkatan prestasi pegawai. Hal tersebut dapat dimungkinkan apabila penempatan Pegawai Negeri Sipil didasarkan atas tingkat keserasian antara persyaratan jabatan dengan kinerja pegawai yang bersangkutan. Sistem pembinaan karir pegawai pada hakikatnya adalah suatu upaya sistematik, terencana yang mencakup struktur dan proses yang menghasilkan keselarasan kompetensi pegawai dengan kebutuhan organisasi. Universitas Sumatera Utara Komponen yang terkait dengan sistem pembinaan karier pegawai meliputi : 1. Misi, sasaran dan prosedur organisasi, yang merupkan indikator umum kinerja, kebutuhan prsarana dan sarana termasuk kebutuhan kualitatif dan kuantitatif sumber daya manusia yang mengawalinya. 2. Peta jabatan, yang merupakan refleksi komposisi jabatan, yang secara vertikal menggambarkan struktur kewenangan tugas dan tanggung jawab dan secara horizontal menggambarkan pengelompokan jenis dan spesifikasi tugas dalam organisasi. 3. Standar kompetensi, yaitu tingkat kebolehan, lingkup tugas dan syarat jabatan yang harus dipenuhi untuk menduduki suatu jabatan agar dapat tercapai sasaran organisasi yang menjadi tugas, hak, kewajiban dan tanggung jawab dari pemangku jabatan. 4. Alur karir, yaitu pola alternatif lintasan perkembangan dan kemajuan Pegawai Negeri Sipil sepanjang pengabdiannya dalam organisasi. Sesuai dengan filosofi bahwa perkembangan karir pegawai harus mendorong peningkatan prestasi pegawai. Tahapan pembinaan karir sesuai makna keputusan kepala badan kepegawaian Negara nomor 13 tahun 2002 tentang ketentuan pelaksanaan PP nomor 100 Tahun 2000 jo PP nomor 13 Tahun 2002 adalah sebagai berikut: a. Perpindahan dari jabatan struktural ke fungsional maupun dari jabatan fungsional ke struktural baik secara horizontal, vertikal maupun diagonal serta perpindahan wilayah kerja; Universitas Sumatera Utara b. Perpindahan jabatan secara horizontal adalah perpindahan jabatan pada tingkat eselon dan pangkat jabatan yang sama; c. Perpindahan jabatan yang secara vertikal adalah perpindahan yang bersifat kenaikan jabatan promosi; d. Perpindahan jabatan secara diagonal adalah perpindahan jabatan dari jabatan struktural ke fungsional dan sebaliknya.

1.4.3. Pembinaan Etika Profesi Pegawai Negeri Sipil

Yang dimaksud dengan pembinaan etika profesi pegawai negeri sipil menurut PP nomor 42 Tahun 2004 dalam www.bkn.go.id.penelitian digunakan terminologi pembinaan jiwa korps dan kode etik Pegawai Negeri Sipil, adalah semacam rancangan design yang menjelaskan tentang berbagai komponen yang perlu ada dalam pembinaan etika profesi Pegawai Negeri Sipil, sehingga dapat dipakai sebagai pola acuan atau pedoman oleh pimpinan instansi pemerintah pada setiap jenjang dalam melakukan pembinaan etika profesi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan instansi atau unit kerja masing-masing. Adapun harapan dari pembinaan etika profesi adalah untuk memperoleh Pegawai Negeri Sipil yang kuat, kompak dan bersatu padu, memiliki kepekaan, tanggap dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi, berdisiplin, serta sadar akan tanggung jawabnya sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat. Pembinaaan etika profesi tersebut meliputi:

a. Pembinaan Jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil

Pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 menyebutkan bahwa jiwa korps Pegawai Negeri Sipil adalah rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan, kerjasama, tanggungjawab, dedikasi, disiplin, Universitas Sumatera Utara kreativitas, kebanggaan dan rasa memiliki organisasi Pegawai Negeri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembinaan jiwa korps Pegawai Negeri Sipil bertujuan untuk: a. Membina karakter atau watak, memelihara rasa persatuan dan kesatuan secara kekeluargaan guna mewujudkan kerja sama dan semangat pengabdian kepada masyarakat serta meningkatkan kemampuan, dan keteladanan Pegawai Negeri Sipil. b. Mendorong etos kerja Pegawai Negeri Sipil untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang bermutu tinggi dan sadar akan tanggungjawabnya sebagai unsur aparatur Negara, dan abdi masyarakat. c. Menumbuhkan dan meningkatkan semangat, kesedarank, dan wawasan kebangsaan Pegawai Negeri Sipil sehingga dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara kesatuan Ropublik Indonesia. Ruang lingkup pembinaan jiwa korps pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 mencakup: a. Peningkatan etos kerja dalam rangka mendukung produktivitas kerja dan profesionalitas Pegawai Negeri Sipil. b. Partisipasi dalam penyusunan kebijakan pemerintah terkait dengan Pegawai Negeri Sipil. c. Peningkatan kerja sama antar Pegawai Negeri Sipil untuk memelihara dan memupuk Kesetiakawanan dalam rangka meningktan jiwa korps pegawai negeri sipil. Universitas Sumatera Utara d. Perlindungan terhadap hak-hak sipil atau kepentingan pegawai negeri sipil sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tetap mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa, dan Negara. Nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh pegawai negeri sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 meliputi: 1. Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2. Kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila dan UUD 1945; 3. Semangat nasionalisme; 4. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan; 5. Penghormatan terhadap hak asasi manusia; 6. Tidak diskriminatif; 7. Profesionalisme, netralitas, dan bermoral tinggi; 8. Semangat jiwa korps.

b. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

Kode etik Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 menyebutkan bahwa kode etik Pegawai Negeri Sipil adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari. Oleh karena itu dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari setiap pegawai negeri sipil wajib bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam berorganasasi, dalam bermasyarakat, serta terhadap diri sendiri dan sesama pegawai negeri sipil. Universitas Sumatera Utara a. Etika bernegara, meliputi: 1. Melaksanakan sepenuhnya pancasila dan UUD 1945; 2. Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan Negara; 3. Menjadi perekat dan pemersatu bangsa dalam NKRI; 4. Menaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan tugas; 5. Akuntabel dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan berwibawa; 6. Tanggap, terbuka, jujur, dan akurat, serta tepat waktu dalam melaksanakan setiap kebajikan dan program pemerintah; 7. Menggunakan atau memanfaatkan semua sumber daya Negara secara efesien dan efektif; 8. Tidak memberikan kesaksian palsu atau keterangan yang tidak benar. b. Etika dalam berorganisasi, meliputi: 1. Melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan yang berlaku; 2. Menjaga informasi yang bersifat rahasia; 3. Melaksanakan setiap kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang; 4. Membangun etos kerja untuk meningkatkan kinerja organisasi; 5. Menjalin kerjasama secara kooperatif dengan unit kerja lain yang terkait dalam rangka pencapaian tujuan; 6. Memiliki kompetensi dalam pelaksanaan tugas; 7. Patuh dan taat terhadap standar operasional dan tata kerja; Universitas Sumatera Utara 8. Mengembangkan pemikiran secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kinerja organisasi; 9. berorientasi pada upaya peningkatan kualitas kerja. c. Etika dalam bermasyarakat, meliputi: 1. Mewujudkan pola hidup yang sederhana; 2. Memberikan pelayanan dengan empati, hormat, dan santun tanpa pamrih dan tanpa unsur pemaksaan; 3. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, terbuka, dan adil serta tidak diskriminatif; 4. Tanggap terhadap keadaan lingkungan masyarakat; 5. Berorientasi kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan tugas. d. Etika terhadap diri sendiri, antara lain yaitu: 1. Jujur dan terbuka serta tidak memberikan informasi yang tidak benar; 2. Bertindak dengan penuh kesungguhan dan ketulusan; 3. Menghindari konflik kepentingan pribadi, kelompok, maupun golongan; 4. Berinisiatif untuk meningkatkan kualitas pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap; 5. Memiliki daya juang yang tinggi; 6. Memilihara kesehatan jasmani dan rohani; 7. Menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga; 8. Berpenampilan sederhana, rapih, dan sopan. Universitas Sumatera Utara e. Etika terhadap sesama Pegawai Negeri Sipil, meliputi: 1. Saling menghormati sesama warga Negara yang memeluk agama atau kepercayaan yang berlainan; 2. memelihara rasa persatuan dan kesatuan sesame pegawai negeri sipil; 3. Saling menghormati antara teman sejawat, baik secara vertikal maupun horizontal dalam satuan unit kerja, instansi, maupun antar instansi; 4. Menghargai perbedaan pendapat; 5. Menjunjung tinggi harkat dan martabat Pegawai Negeri Sipil; 6. Menjaga dan menjalin kerjasama yang kooperatif sesama Pegawai Negeri Sipil; 7. Berhimpun dalam satu wadah Korps Pegawai Republik Indonesia yang menjamin terwujudnya solidaritas dan soliditas semua Pegawai Negeri Sipil dalam memperjuangkan hak-haknya. Untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang bersikap dan berpedoman pada etika dalam bernegara, etika bermasyarakat, etika berorganisasi, etika terhadap diri sendiri dan juga etika terhadap sesama pegawai maka upaya yang dilakukan adalah: 1. Mensosialisasikan kode etik Pegawai Negeri Sipil. 2. Memberikan pemahaman kepada Pegawai Negeri Sipil bahwa tanggungjawab pegawai adalah memiliki ruang lingkup yang sangat luas. 3. Memperketat pengawasan terhadap pegawai. 4. Memberikan motivasi kepada pegawai akan pentingnya tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaannya. 5. Sanksi terhadap pihak yang melanggar etika. Universitas Sumatera Utara 2. Prestasi Kerja 2.1. Pengertian Prestasi Kerja Telah kita ketahui setiap organisasi diciptakan hanyalah untuk menghasilkan sasuatu yang diperlukan dengan kata lain berupa prestasi. Prestasi adalah “kemampuan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran output yang optimal, bahkan kalau mungkin yang maksimal” Siagian, 1988:12. Sedangkan menurut Winardi 1972:393 prestasi adalah “jumlah yang dihasilkan setiap pekerja dalam jangka waktu terentu”. Menurut Kasmir 2000:126 prestasi kerja merupakan prestasi seseorang dalam melakukan pekerjaannya melai dari disiplin waktu bekerja dan pencapain target maupun kualitas pekerjaannya. Menurut Hasibuan 2003:105 prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Sedangkan menurut Rao 1986:23 juga mengatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang diperoleh dari kemampuan setiap pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan peran atau kedudukan mereka. Dari beberapa defenisi di atas prestasi kerja dapat dilihat dari hasil kerja yang dicapai baik secara individu maupun secara kelompok. Hasil tersebut dapat berupa barang atau jasa yang dapat diukur melalui kualitas atau mutu kerja, volume kerja, dan ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan serta kemampuan untuk memecahkan suatu persoalan atau permasalahan. Universitas Sumatera Utara

2.2. Dasar Prestasi Kerja

Adapun yang menjadi dasar dari prestasi kerja menurut Moesanif 1986:209, yaitu sebagai berikut: 1. Kecapakan dibidang tugas 2. Keterampilan melakukan tugas 3. Pengalaman dibidang tugas 4. Bersungguh-sungguh dalam melaksankan tugas 5. Pengaruh kesehatan jasmani dan rohani 6. Melaksanakan tugas secara berdaya guna 7. Berhasil guna dan hasil kerja melebihi yang ditentukan

2.3. Manfaat dan Tujuan Penilai Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja adalah proses melalui organisasi untuk mengevaluasi atau menilai prestasi kerja pegawainya. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan- keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka. Penilaian hendaknya memberikan gambaran akurat mengenai prestasi kerja pegawai. Menurut Handoko 2001:135 ada beberapa manfaat dari penilaian prestasi kerja, antara lain: 1. Perbaikan prestasi kerja. Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan pegawai dapat memperbaiki kegiatan-kegiatan mereka untuk memperbaiki. 2. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi. Evaluasi prestasi kerja membantu pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan gaji, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya. Universitas Sumatera Utara 3. Keputusan-keputusan penempatan. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan prestasi kerja masa lalu. 4. Kebutuhan-kebutuhan dan latihan pengembangan. Prestasi kerja yang jelek kemungkinan menunjukkan kebutuhan latihan, demikian juga dengan prestasi kerja yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan. 5. Perencanaan dan pengembangan karir. Umpan balik prestasi mengarahkan keputusan karir, yaitu tentang jalur karir tertentu yang akan perlu diteliti. 6. Penyimpangan-penyimpangan proses staffing. Prestasi kerja yang baik atau yang jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing. 7. Ketidakteraturan informasional. Prestasi kerja yang jelek mungkin suatu kesalahan dalam desain pekerjaan, penilaian prestasi membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut. 8. Kesempatan kerja yang adil. Penilaian prestasi kerja yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa deskriminasi. 9. Tantangan-tantangan eksternal. Kadang-kadang prsetasi kerja dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar lingkungan kerja seperti keluarga, kesehatan, kondisi financial atau masalah-masalah pribadi lainnya. Dengan penilaian prestasi kerja tersebut memungkinkan bagi suatu instansi untuk membantu setiap pegawai. Handoko, 2001:150. Universitas Sumatera Utara Setiap penilaian prestasi kerja benar-benar memiliki tujuan yang jelas dan tegas, sehingga manfaat dari penilaian tersebut dapat lebih dirasakan oleh pegawai yang bersangkutan, yang menjadi tujuan penilaian prestasi kerja antara lain: 1. Mengidentifikasi pegawai mana yang membutuhkan pendidikan dan latihan. 2. Menetapkan kenaikan gaji dan upah tambahan lainnya. 3. Menetapkan kemungkinan pemindahan pegawai pada tugas yang baru. 4. Menetapkan kebijaksanan baru dalam rangka reorganisasi. 5. Mengidentifikasi para pegawai yang akan dipromosikan kepada jabatan yang lebih tinggi. Martoyo, 1990: 95. Penilaian pelaksanaan pekerjaan Pegawai Negeri Sipil diatur dalam peraturan pemerintah No. 10 Tahun 1979. Hasil penilaian pelaksanaan tersebut dituangkan dalam suatu daftar yang disebut daftar penilaian pelaksanan pekerjaan DP3. Tujuan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang objektif dalam penilaian Pegawai Negeri Sipil berdasarkan sistem karir dan sistem prestasi kerja. Sistem karir adalah suatu kepegawaian, dimana untuk pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang bersangkutan, sedang dalam pengembangannya lebih lanjut, masa kerja, pengalaman, kesetiaan, pengabdian dan syarat-syarat objektif lainnya turut juga menentukan. Sedangkan sistem prestasi kerja, para pegawai yang memperlihatkan prestasi kerjanya, makin lama semakin nampak adanya kemahiran, kecakapan, dan keterampilan di bidang pekerjaan itu. Universitas Sumatera Utara 2. Daftar penilain pelaksanaan pekerjaan harus dibuat seobjektif mungkin dan seteliti mungkin berdasarkan data yang tersedia, maka setiap pejabat yang berwenang membuat DP3 wajib memelihara catatan mengenai pegawai negeri sipil yang berada dalam lingkungan masing-masing.

2.4. Unsur-Unsur Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3

Unsur-unsur yang dinilai dalam DP3 adalah sebagai berikkut: 1. Kesetiaan, yaitu ketaatan dan pengabdian kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan pemerintah. 2. Prestasi kerja, yaitu hasil kerja yang dicapai oleh seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya, prestasi kerja seorang Pegawai Negeri Sipil antara lain dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan Pegawai Negari Sipil yang bersangkutan. 3. Tanggungjawab, yaitu kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktunya serta berani memikul resiko atau keputusan yang diambilnya atau tindakan yang dilakukannya. 4. Ketaatan, yaitu kesanggupan seorang pegawai negeri sipil untuk mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh kedinasan yang berwenang, serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan. Universitas Sumatera Utara 5. Kejujuran, yaitu ketulusan hati seorang pegawai negeri sipil dalam melaksanaan tugas dan kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang diberikan kepadanya. 6. Kerja sama, yaitu ketulusan hati seorang pegawai negeri sipil untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar- besarnya. 7. Prakarsa, yaitu kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk mengambil suatu keputusan, langkah-langkah, atau melaksanakan sesuatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah atasan. 8. Kepemimpinan, yaitu kemampuan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk meyakinkan orang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas pokok.

3. Pengaruh Pembinaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil

Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa tujuan organisasi atau instansi akan dapat tercapai dengan baik apabila pegawai dapat menjalankan tugas-tugasnya dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu diperlukan adanya pembinaan kepegawaian agar prestasi kerja meningkat. Pembinaan pegawai yang dilakukan dapat meningkatkan prestasi kerja sehingga dapat mempercepat tercapainya tujuan organisasi disamping tujuan dari pegawai itu sendiri terwujud. Bila pembinaan pegawai berjalan dengan teratur, terarah dan terpadu sesuai dengan rencana dan program dan sesuai pula dengan yang diharapkan maka pegawai yang bersangkutan akan dapat bekerja sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing sehingga Universitas Sumatera Utara akan dapat menunjukkan prestasi kerjanya untuk mengimbangi lajunya pembangunan. Dalam hal ini karir pegawai akan meningkat. Sedangkan bila pembinaan pegawai tidak berjalan dengan baik pembinaan dapat menjadi turun sehingga prestasi tidak meningkat. Bagi Pegawai Negeri Sipil pembinaan yang dapat dilakukan untuk menunjang prestasi kerjanya yaitu pembinaan disiplin, pembinaan karir dan pembinan etika profesi. Adapun hal yang dilakukan dalam penegakan disiplin pegawai adalah melakukan Kegiatan apel pagi dan sore, Pembinaan kerohanian yang bertujuan untuk menanamkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin. Kemudian langkah-langkah yang dilakukan oleh instansi atau organisasi pemerintah dalam pembinaan karir supaya karir dapat berkembang adalah menyediakan sarana dan prasarana yang mampu mendukung peningkatan karir pegawai, hal-hal yang dilakukan adalah program pendidikan dan pelatihan yang meliputi, membuat program pendidikan dan pelatihan, perumusan pelaksanaan pelatihan, pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, evaluasi pendidikan dan pelatihan. Dan pembinaan etika profesi pegawai negeri sipil dengan melakukan pembinaan jiwa Korps Pegawai Negeri Sipil dan pembinaan kode etik Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan uraian diatas jelas terlihat tujuan dari dilakukannya pembinaan yang meliputi pembinan disiplin pegawai, pembinaan karir, serta pembinaan etika profesi terhadap Pegawai Negeri Sipil adalah untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan bidang dan fungsinya masing-masing. Disini terlihat adanya pengaruh keterkaitan antara berbagai kegiatan atau program pembinaan berpengaruh terhadap pencapaian peningkatan prestasi kerja. Dengan demikian pegawai Universitas Sumatera Utara negeri sipil pada dinas kesehatan Kabupaten Batu Bara dapat ditingkatkan prestasi kerjanya melalui pembinaan.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan praduga yang sifatnya sementara, yang dianggap benar dan masih memerlukan pembuktian. Dengan jalan melakukan penelitian sebagai jawaban sementara penulis terhadap masalah yang diteliti, maka penulis merumuskan hipotesis yaitu” pembinaan pegawai di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batu Bara berpengaruh positif terhadap prestasi kerja”.

G. Defenisi Konsep

Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu Singarimbun, 1995: 34 . Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembinaan adalah suatu kegiatan atau bentuk usaha yang dilakukan dengan cara pembinaan disiplin, pembinaan karir, dan pembinaan etika profesi Pegawai Negeri Sipil didalam suatu organisasi pemerintahan untuk meningkatkan kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui tugas pokok dan fungsinya supaya tercapainya visi dan misi organisasi pemerintahan tersebut. Universitas Sumatera Utara 2. Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya atas kecakapan, keterampilan, kesungguhan, serta waktu.

H. Defenisi Operasional