Morfologi Tanaman Gambir Tinjauan Umum Mengenai Komoditi Gambir

2.6. Tinjauan Umum Mengenai Komoditi Gambir

2.6.1. Morfologi Tanaman Gambir

Gambir adalah sejenis getah yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak rebusan daun dan ranting tumbuhan, yang sering juga disebut dengan uncaria gambir roxb. Tanaman gambir merupakan tumbuhan menjalar sebangsa kopi- kopian keluarga rubiaceae tumbuhan perdu setengah merambat dengan percabangan memanjang, batang tegak sampai 100 cm. Daun tunggal berhadapan, bentuk oval, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8-10 cm, lebar 4 – 7 cm, warna daun hijau, tangkai daun pendek, bunganya tersusun majemuk dengan bentuk lonjong diketiak daun, mahkota berwarna merah muda, kelopak bunga pendek, mahkota bunga berbentuk corong seperti bunga kopi. Buahnya berbentuk polong, semi berpenampang hingga 2 cm dan penuh dengan biji-biji halus yang berukuran ±1 - 2 cm. Pada bagian luarnya terdapat sayap yang memungkinkan biji gambir tersebar karena angin. Di dalam inti biji terdapat calon akar radicula, calon batang cauliculus, dan daun lembaga cotyledone

A. Syarat Tumbuh Tanaman Gambir.

Tanaman gambir dapat tumbuh didataran rendah sampai ketinggian 900 meter diatas permukaan laut dan memerlukan cahaya matahari yang cukup banyak dengan curah hujan antar 2.500 - 3000 mmtahun, maksimum 400 – 450 mm pada bulan basah dan minimum 100 - 200 mm pada bulan kering serta merata setiap tahun. Sekalipun tanaman gambir tidak menghendaki tanah yang subur Universitas Sumatera Utara namun biasanya dipergunakan lahan dipinggir hutan yang baru buka atau belum pernah dipergunakan sebelumnya yang letaknya miring lereng bukit dan mudah meresapkan air, karena tanaman gambir tidak dapat hidup berkembang pada air yang tergenang.

B. Teknis Budidaya Gambir

Tanaman gambir dapat diperbanyak dengan dua cara,yaitu vegetative dan generative. Perbanyakan vegetative, dilakukan dengan stek dari bagian tanaman. Dan biasanya tanaman gambir dapat tumbuh dengan cara ini apabila masa penyetekannya dilakukan pada musim hujan. Dan apabila dilakukan pada musim kemarau maka cara menanam dengan cara seperti ini menghasilkan bibit dalam jumlah yang terbatas dan hasilnya belum tentu sempurna. Akan tetapi cara penanaman seperti ini dipakai oleh sebahagian besar petani gambir di Kabupaten Pakpak Bharat. Adapun yang menggunakan pembibitan dengan cara generative jumlahnya hanya sedikit. Namun di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat, lebih banyak menggunakan pembibitan dengan cara generative. Sebaiknya untuk perbanyakan bibit gambir untuk tujuan budidaya yang lebih luas dipakai cara generative dengan menggunakan biji. Cara ini cukup murah biayanya dan mudah dilaksanakan ditingkat petani. Universitas Sumatera Utara

C. Bibit Tanaman

• Kebutuhan benih setiap hektar pertanaman gambir 16 kali kebutuhan normal, karena daya kecambahnya dibawwah 60 • Kebutuhan bibit untuk satu hektar dengan jarak tanaman 2 x 2 m adalah 2.500 batang, maka diperlukan benih 16 x 2.500 = 40.000 biji ± 10 mg = 2 kotak korek api • Kemungkinan hidup pada tingkat pembibitan 50, pada tingkat pemindaha ke polybag 50, tingkat lapangan 50.

D. Persiapan Benih

1. Benih atau biji diambil langsung dari pohon gambir yang tidak pernah dipanen daunnya. 2. Buah yang diambil telah masak fisiologis yang dicirikan dengan warna polong kuning kecoklatan atau sudah ada satu atau dua polong yang pecah, dipetik lalu dijemur 2 - 3 hari. 3. Wadah tempat penjemuran perlu ditutup dengan kain kasa, agar buah yang bijinya pecah tidak terbang. 4. Biji yang berwarna terang coklat dianggap baik, sedangkan yang berwarna hitam gelap dibuang, bila ada biji yang belum yang belum lepas dari kulit buahnya, supaya dilepaskan dengan tangan. 5. Setelah benih yang terkumpul cukup , dilakukan seleksi ulang, benih yang baik siap untuk disemai. Universitas Sumatera Utara

E. Persemaian dan Pelumpuran.

• Lokasi persemaian harus dekat dengan sumber air, untuk memudahkan dalam melakukan penyiraman. • Lokasi yang memenuhi syarat dibersihkan dan diolah, kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar 1 meter dan tinggi 30 cm. • Antar bedengan dibuat selokan selebar 30 – 50 cm • Bedengan yang telah siap dilapisi dengan lumpur setebal 1-3cm agar benih tidak masuk terlalu jauh kedalam tanah, disamping itu untuk merekatkan benih agar tidak hanyut atau diterbangkan angin. • Bedengan diberi peteduh dari daun alang alang atau daun kelapa yang tinggi dibagian timur dan rendah dibagian barat. • Untuk 10 mg benih 2 kotak korek api diperlukan persemaian 4 – 6 m 2.

F. Penebaran Benih

• Bedengan yang telah diberi lumpur dibasahi sambil dilicinkan denagn menggosok gosokkan tangan kepermukaan lumpur. • Benih yang telah disiapkan langsung ditabur dengan ayakan akan langsung merekat dipermukaan lumpur.

G. Pengairan dan Penyiraman.

• Setelah benih ditabur, selokan terus menerus diairi atau digenangi air agar tanah tetap lembab atau dilakukan penyiraman dengan sprayer sesering mungkin agar tanah tetap lembab Universitas Sumatera Utara

H. Pemeliharaan Bibit

• Setelah penaburan benih dilakukan, permukaan bedengan diisemprot denga pestisida untuk mengatasi semut semut yang akan merusak bibit. • Setelah benih tumbuh, dilakukan penyiangan, supaya tidak terjadi persaingan bibit dengan gulma.

I. Pemindahan Bibit ke Polybag.

• Bibit sudah dapat dipindahkan ke polybag pada umur 2 bulan dan telah mempunyai 2-4 pasang daun. • Polybag yang telah diisi tanah lapisan atas humus dicampur dengan pupuk kadang, disusun dan diberi naungan dengan daun alang alang atau daun kelapa. • Pemindahan bibit dengan sekop kecil, jangan dicabut, bibit dengan tanah yang terbawa langsung ditanamkan ke polybag. • Bibit di polybag disemprot dengan zat perangsang tumbuh, seperti atonik, sampai basah baik tanaman maupun tanahnya supaya bibit yang baru dipindahkan tidak stagnasi.

J. Pemeliharaan Bibit dalam Polybag.

• Selama dipolybag, bibit disemprot dengan pestisida cukup satu kali saja, setelah penyemprotan dengan atomic. • Penyiraman dilakukan secara rutin setiap hari dan penyiangan gulma. Universitas Sumatera Utara • Setelah berumur satu bulan, naungan dikurangi 25 dan limabelas hari berikutnya menjadi 15, berikutnya menjadi 50 dan 15 hari kemudian tidak ada naungan lagi. • Setelah bibit berumur 6 - 7 bulan, sudah dapat dipindahkan kelapangan.

K. Penanaman

Bibit ditanam dalam lobang tanam berukuran 30x30x30cm,yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan jarak tanam 1-2 meter.

L. Pemeliharaan Tanaman Gambir

Penyiangan dilakukan dua kali setahun, untuk pemupukan dapat digunakan ampas daun, sisa pemerasan yang ditaburkan disekitar batang tanaman. Untuk mempertahankan produktivitasnya, perlu diberikan pupuk kandang atau kompos. Untuk penanaman kecil kecilan , gambir biasanya bebas dari penyakit dan hama serius. Akan tetapi pada pertanaman monokultur yang luas, serangan hama ulat dan kumbang banyak terjadi. Ada sejenis kutu yang dapat menyebabkan tumbuhnya perbungaan yang luar biasa besarnya, dan juga menyerang daun. Bagian tanaman gambir yang diserang hama biasanya adalah daunnya. Dimana daun menjadi berlobang lobang dan rusak sehingga produksi getah menjadi berkurang. Sedangkan serangan hama yang berbahaya adalah jenis penghisap yang mengakibatkan pucuk muda atau titik tumbuh menjadi kering dan mati. Akibatnya pertumbuhan cabang terhenti sehingga tanaman menjadi kerdil dan tidak rimbun. Hama yang sering ditemui pada tanaman gambir adalah lundi larva kumbang dalam tanah dan ulat daun, Universitas Sumatera Utara hama daun glypodes psittatulis oreta ekstensa, hama kepik helopeltis sumatranus roepkehyalopeplus, tinggana gambir dan hama belalang sitanju.

M. Pemupukan

Untuk mendapatkan produksi gambir yang optimal perlu adanya pemupukan, karena kandungan hara dalam tanah sangat terbatas dan cenderung habis bila diserap tanaman terus menerus. Penggunaan pupuk pada tanaman gambir mempunyai dua tujuan utama yaitu: 1. Menambah unsur hara untuk berproduksi. 2. Memperkecil penurunan kesuburan tanah di daerah perakaran tanaman.

N. Hama dan Penyakit Tanaman Gambir.

Hama dan penyakit yang menyerang tanaman gambir sampai saat ini dapat dikatakan tidak ada, kalaupun ada hal tersebut belum merupakan suatau bahaya yang mengancam pertumbuhan tanaman gambir. Serangan hama yang pernah dijumpai menyerang tanaman gambir ada tiga jenis yaitu: hama penggulung daun, kumbang pemakan daun daan wereng batang. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan menggunakan pestisida. Universitas Sumatera Utara

O. Pemanenan

Pada umur 12 - 14 bulan tanaman gambir tingginya sudah mencapai 1.5 - 1.8 m. Panen gambir dilakukan dengan cara memangkas ranting beserta daun setinggi ± 5cm dari pangkal ranting gambir. Panen pertama dapat dilakukan pada umu 1.5 tahun atau lebih cepat tergantung pertumbuhan tanaman. Selanjutnya panen dapat dilakukan 3 sampai 4 kali setahun. Tanaman gambir dapat produktif sampai selama lamanya apabila selalu dirawat dan tidak ada tanaman lain yang melindunginya dari cahaya matahari. Apabila pertumbuhan tanaman gambir baik, tanaman gambir dapat menghasilkan 5 kg daun ditambah ranting muda sekali panen pertanaman. Ciri ciri tanaman gambir yang sudah dapat dipanen adalah: 1. Daun sudah berwarna hijau muda atau hijau tua dan apabila dirasakan dengan tangan sudah agak keras. 2. Ranting berwarna hijau kecoklatan. 3. Daun bila diremas sedikit saja dengan tangan sudah mengeluarkan getah.

2.6.2. Proses Produksi Komoditi Gambir