Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah.

Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat tekhnologi yang digunakan. Fungsi produksi untuk setiap komoditi juga diartikan sebagi suatu persamaan tabel atau grafik yang menunjukkan jumlah maksimum komoditi yang dapat diproduksi perunit waktu untuk setiap kombinasi input alternative, bila menggunakan teknik produksi yang tersedia. Fungsi produksi pertanian yang sederhana diperoleh dengan menggunakan berbagai alternative jumlah tenaga kerja per unit waktu untuk menggarap sebidang tanah tertentu yang tetap mencatat alternative output yang dihasilkan per unit waktu. Sebagai contoh fungsi produksi gambir menunjukkan jumlah getah filtrate yang dihasilkan dari luas areal tanaman gambir, jumlah pohon gambir yang ditanam, banyaknya tenaga kerja yang digunakan, banyaknya pupuk dan obat obatan yang digunakan dan lain lain. Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan berikut: 1. Teori produksi dengan satu faktor berubah. 2. Teori produksi dengan dua faktor berubah.

2.4.1. Teori Produksi dengan Satu Faktor Berubah.

Teori produksi dengan satu faktor berubah yaitu teori produksi sederhana yang menggambarkan tentang hubungan diantara tingkat produksi suatu barang dengan julah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat Universitas Sumatera Utara produksi barang tersebut. Dalam analisis ini dimisalkan bahwa faktor faktor produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan, teknologi juga dianggap tidak mengalami perubahan, satu-satunya faktor produksi yang dapat di ubah jumlahnya adalah tenaga kerja. • Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari hubungan diantara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya tenaga kerja terus menerus ditambah sebanyak satu unit , pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, akan tetapi jika sudah mencapai tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya akan mencapai nilai negative. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian hukum hasil lebih yang semakin berkurang dapat dibedakan menjadi tiga tahap yaitu: a. Tahap pertama: produksi total mengalami pertambahan yang semakin kuat. b. Tahap kedua: produksi total pertambahannya semakin lambat. c. Tahap ketiga: produksi total semakin lama semakin berkurang. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi Tanah hektar 1 Tenaga kerja orang 2 Produks i total unit 3 Produksi marginal unit 4 Produksi rata rata unit 5 Tahap 6 Unit 6 1 1 1 1 2 3 150 400 810 150 250 410 150 200 270 Pertama 1 1 1 1 1 4 5 6 7 8 1080 1290 1440 1505 1520 270 210 150 65 15 270 258 240 215 180 Kedua 1 1 9 10 1440 1300 -80 -140 160 130 Ketiga Dalam tabel 2.1. dijelaskan suatu gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian diatas sebidang tanah yang tetap jumlahnya , tetapi jumlah tenaga kerjanya berubah- ubah. Dalam gambaran itu ditunjukkan dalam kolom 3 mengalami pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah 1 menjadi 2 dan 2 menjadi 3. Maka dalam kegiatan ini produksi mencapai tahap pertama. Dalam tahap ini setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan Universitas Sumatera Utara produksi yang semakin besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi produksi ini disebut sebagai produksi marginal pekerja yang semakin bertambah. Data dalam kolom ke empat yaitu data produksi marginal pada tahap pertama, menggambarkan keadaan tersebut. Apabila tenaga kerja ditambah dari tiga menjadi empat, kemudian dari empat menjadi lima, dari lima menjadi 6 selanjutnya menjadi 7. Produksi total tetap bertambah, tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit. Maka dalam keadaan ini produksi mencapai tahap kedua, yaitu keadaan dimana produksi marginal semakin berkurang. Maksudnya setiap pertambahan pekerja akan menghasilkan tambahan produksi kurang daripada tambahan produksi pekerja sebelumnya. Pada tahap ketiga, pertambahan tenaga kerja tidak akan menambah produksi total yaitu produksi total berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8 , produksi total masih mengalami peningkatan, yakni sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu lagi tenaga kerja ditambah dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, maka produksi totalnya menurun. Produksi total berkurang lebih lanjut apabila tenaga kerja menjadi 10.Sadono sukirno:2005:mikro ekonomi teori pengantar:196. • Produksi Total, Produksi rata rata dan Produksi marginal. Kolom empat pada tabel 2.1 menunjukkan nilai produksi marginal yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ΔL adalah pertambahan tenaga kerja, ΔTP adalah Universitas Sumatera Utara pertambahan produksi total maka produksi marginal MP dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: L TP MP ∆ ∆ = Besarnya produksi rata rata yaitu produksi yang secara rata rata yang dihasilkan oleh setiap pekerja ditunjukkan kolom 5. Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata AP dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: L TP AP = TAHAPAN PRODUKSI Gambar 2.2: kurva tahapan produksi TP L AP L MP L I II III X Y Universitas Sumatera Utara Hubungan hubungan antara produksi total, produksi rata rat a dan produksi marginal dapat digambarkan secara grafik. Dapat ditunjukkan oleh grafik di atas. Kurva TP adalah kurva produksi total. Tahap I: Menunjukkan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produksi suatu barang. TP cekung keatas apabila tenaga kerja yang digunakan masih sedikit. Hal ini berarti masih terjadi kekurangan tenaga kerja dibandingkan dengan faktor produksi lain misalnya tanah yang dianggap tetap jumlahnya. Dalam keadaan seperti ini produksi marginal bertambah tinggi,dapat dilihat pada kurva MP yang semakin menaik. Tahap II: Lalu dilakukan penambahan tenaga kerja. Pada tahap ini penambahan tenaga kerja tidak menambah produksi total seperti sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh kurva produksi marginal yang menurun dan kurva produksi total yang semakin cembung ke atas. Produksi marginal akan lebih tinggi daripada produksi rata rata, yaitu kurva AP akan bergerak keatas. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi rata rata semakin tinggi. Maka kurva produksi marginal akan memotong kurva produksi rata rata. Sesudah perpotongan tersebut maka kurva produksi rata rata menurun kebawah yang menggambarkan bahwa produksi rata rata semakin merosot. Perpotongan diantara kurva MP dan kurva AP menggambarkan peermulaan pada tahap kedua. Pada keadaan ini produksi rata rata mencapai tingkat paling tinggi. Tahap III : dimulai ketika dilakukan laagi penambahan tenaga kerja. Pada tahap tersebut MP memotong sumbu datar dan sesudahnya kurva tersebut berada Universitas Sumatera Utara dibawah sumbu datar. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi marginal mencapai angka yang negatif. Kurva produksi total TP mulai menurun pada tingkat ini, yang menggambarkan bahwa produksi total semakin berkurang apabila lebih banyak tenaga kerja yang digunakan.

2.4.2. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah