Pembatasan Masalah IDENTIFIKASI MASALAH

10 c. Fungsi partisifasi Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikutsertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. d. Fungsi delegasi Fungsi ini dilaksankan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan. e. Fungsi pengendalian Fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Sementara itu Wahjosumidjo mengemukakan fungsi-fungsi kepemimpinan yaitu: a. Membangkitkan kepercayaan dan loyalitas bawahan. b. Mengkomunikasikan gagasan kepada orang lain. c. Dengan berbagai cara mempengaruhi orang lain. d. Menciptakan perubahan secara efektif di dalam penampilan kelompok, dan menggerakkan orang lain, sehingga secara sadar orang lain tersebut mau melakukan apa yang dikehendaki. 4 Fungsi dari kepemimpinan secara garis besar yaitu mempengaruhi dan menggerakkan orang lain dalam suatu organisasi agar mau melakukan apa yang dikehendaki seorang pemimpin guna tercapainya tujuan.

b. Tipe-tipe Kepemimpinan

Dalam melaksanakan pola dasar perilaku kepemimpinan pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tipe pokok kepemimpinan, yaitu: 4 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, edisi 1, h. 40 11 1. Tipe kepemimpinan otoriter Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang, pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan. Kedudukan bawahan semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. 2. Tipe kepemimpinan Bebas Merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter, pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing. 3. Tipe kepemimpinan demokratis Yaitu dalam mengambil keputusan sangat mementingkan musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan di dalam unit masing-masing. Dengan demikian dalam pelaksanaan setiap keputusan tidak dirasakan sebagai kegiatan yang dipaksakan, justru sebaliknya semua merasa terdorong mensukseskannya sebagai tanggung jawab bersama. Setiap anggota kelompok atau organisasi merasa perlu aktif bukan untuk kepentingan sendiri atau beberapa orang tertentu, tetapi untuk kepentingan bersama”. 5 Ketiga tipe kepemimpinan diatas dalam praktiknya saling isi mengisi atau saling menunjang secara bervariasi, yang disesuaikan dengan situasinya sehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif. 5 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, edisi 2, h. 57