32
6. Macam-Macam Disiplin
Menurut T ulus Tu’u, macam-macam disiplin terbagi menjadi tiga
macam, yaitu: a Disiplin Otoritarian
Dalam disiplin otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci. Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan
menaati peraturan yang telah disusun dan berlaku di tempat itu. Disiplin Otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan,
dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang. Hukuman dan ancaman kerapkali dipakai untuk memaksa, menekan, mendorong seseorang
mematuhi dan menaati peraturan. Kepatuhan dan ketaatan dianggap baik dan perlu bagi diri, institusi atau keluarga. Apabila disiplin di langgar,
wibawa dan otoritas institusi atau keluarga menjadi terganggu. Karena itu, setiap pelanggaran perlu diberi sanksi, ada sesuatu yang harus ditanggung
sebagai akibat pelanggarannya. Di sini dapat terjadi orang patuh dan taat pada aturan yang berlaku, tetapi merasa tidak bahagia, tertekan dan tidak
aman. Siswa kelihatan baik, tetapi dibaliknya ada ketidakpuasan, pemberontakan dan kegelisahan. Sebenarnya, semua perbuatannya hanya
karena keterpaksaan dan ketakutan menerima sanksi. Di sini mereka perlu dibantu untuk memahami arti dan manfaat disiplin itu bagi dirinya, agar
ada kesadaran diri yang baik tentang disiplin. b Disiplin Permisif
Dalam disiplin
ini seseorang
dibiarkan bertindak
menurut keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri
dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu. Seseorang yang berbuat sesuatu, dan ternyata membawa akibat melanggar norma atau
aturan yang berlaku, tidak diberi sanksi atau hukuman. Dampak teknik permisif ini berupa kebingungan dan kebimbangan. Penyebabnya karena
tidak tahu mana yang tidak dilarang dan mana yang dilarang.
33
c Disiplin Demokratis Disipilin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi
dan penalaran untuk membantu guru memahami mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek
edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman
dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi, dan mendidik. Teknik disiplin demokratis berusaha mengembangkan disiplin yang muncul atas
kesadaran diri sehingga seseorang memiliki disiplin diri yang kuat dan mantap. Oleh karena itu, bagi yang berhasil mematuhi dan menaati
disiplin, kepadanya diberikan pujian dan penghargaan. Dalam disiplin demokratis, kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang
”.
40
Dari penjelasan di atas mengenai ketiga macam teknik disiplin dapat di simpulkan bahwa displin otoritarian sangat menekankan kepatuhan dan
ketaatan serta sanksi bagi para pelanggarnya. Disiplin permisif memberi kebebasan untuk mengambil keputusan dan tindakan. Sedangkan disiplin
demokratis menekankan kesadaran dan tanggung jawab. Oleh karena itu dari berbagai macam disiplin di atas, disiplin yang
digunakan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru, yaitu dengan menerapkan disiplin demokratis. Karena disiplin ini sangat
menekankan kepada kesadaran serta tanggung jawab guru dalam melaksanakan peraturan dan tata tertib sekolah dengan baik.
7. Pendekatan Disiplin Kerja
Pendekatan disiplin kerja dimaksudkan untuk mengetahui dengan cara apa disiplin kerja dilaksanakan dalam sebuah organisasi seskolah. Anwar
Prabu Mangkunegara membaginya kepada tiga bagian, yaitu: pendekatan
40
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo, 2004, h. 44-46