36
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel  adalah  bagian  dari  populasi.  Pada  umunya  kita  tidak  bisa  mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari populasi karena jumlahnya terlalu banyak.
Sampel  adalah  bagian  dari  jumlah  dan  karakteristik  yang  dimiliki  oleh populasi. Untuk
itu sampel
yang diambil
dari populasi
harus betul-betul
represantitivemewakili Sugiyono, 2009, Sampel penelitian yang diambil untuk menguji try out adalah sebanyak 50
orang yang telah berangkat haji pada tahun 2010. Sedangkan dalam menguji field test adalah sebanyak 60 orang.
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam  menentukan  sampel  penelitian  dibutuhkan  teknik  pengambilan  sampel. Ary,  Jacob  dan  Razavieh  dalam  Sevilla,  1993  menyatakan  bahwa  proses  yang
meliputi  pengambilan  sebagian  dari  populasi,  melakukan  pengamatan  pada populasi secara keseluruhan disebut sampling atau pengambilan sampel.
Dalam  penelitian  ini  bentuk  yang  digunakan  dalam  non-probabability sampling  adalah  dengan  menggunakan  teknik  purposive  sampling.  Yaitu
pengambilan sampel berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan Sevilla dkk, 1993.
Pengambilan  sampel  purposive  digunakan  karena  peneliti  memilih  sampel berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan sebelumya, yaitu:
-  Jemaah haji yang menggunakan lembaga Jemaah Haji Khusus PT. Manajemen
Qolbu Travel.
37
-  Yang telah berangkat Haji pada tahun 2010 -  Berjenis kelamin Laki-laki dan Perempuan
3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Metode dan Instrumen Penelitian
Metode  pengumpulan  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  metode skala. Dalam penelitian ini skala yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
skala  kualitas  layanan  dan  skala  kepuasan  pada  Jema’ah  haji.    Instrument penelitian terdiri dari dua skala,  yaitu skala persepsi kualitas layanan jasa ibadah
haji dan skala  kepuasan pada Jema’ah haji.
1.  Skala Persesi Kualitas Layanan Ibadah haji
Kualitas  layanan  jasa  yang  dimaksud  dalam  penelitian  ini  adalah  skor  yang didapat  dari  pengukuran  terhadap  kualitas  layanan  jasa  ibadah  haji  dalam
pengukuran  ini  memakai  teori  dari  Parasuraman  dalam  Arief,  2006  dimensi kualitas  layanan  adalah  Tangibles,  Reliability,  Responsiveness,  Competence,
Courtesy,  Credibility,  Security,  Access,  Communication,  Understanding.  Dari kesepuluh  komponen  kualitas  layanan  jasa  tersebut  hanya  lima  dimensi  yang
dijadikan indikator kualitas layanan jasa ibadah haji  yaitu, Tangibles, Reliability, Responsiveness,  Assurance,  Empathy.  Di  dalam  pernyataan-pernyataan  tersebut
terdapat dua jenis pernyataan,  yaitu pernyataan  favourable dan  unfavourable. Di dalam dua jenis tersebut diberi skala model Likert. Pada skala tersebut terdapat 4
empat  kategori  jawaban.  Subyek  ditanya  apakah  mereka  sesuai,  sangat  sesuai, tidak  sesuai,  sampai  dengan  sangat  tidak  sesuai.  Adapun  jumlah  item  sebelum