42 yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada
hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
4. Pajak Penghasilan PPh Pasal 25
a. Definisi Pajak Penghasilan PPh pasal 25 Menurut Resmi 2009:355 pengertian Pajak Penghasilan Pasal 25,
selanjutnya disingkat PPh Pasal 25 merupakan angsuran PPh yang harus dibayar sendiri oleh WP untuk setiap bulan dalam tahun pajak berjalan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan. b.Perhitungan Pajak Penghasilan PPh pasal 25
Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan PPh pasal 21 ayat 1 adalah
sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak lalu dikurangi dengan:
1. PPh pasal 21 dan pasal 23 2. PPh pasal 22
3. PPh pasal 24 dibagi 12 c. Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan PPh pasal 25
43 1. PPh pasal 25 harus dibayardisetorkan selambat-lambatnya pada
tanggal 15 lima belas bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
2. Wajib Pajak diwajibkan untuk menyampaikan SPT Masa selambat- lambatnya 20 dua puluh hari setelah Masa Pajak berakhir.
F. Penelitian Sebelumnya dan Perumusan Hipotesis 1. Jumlah Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak
Pemeriksaan merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti tentang informasi yang dapat diukur dari suatu entitas usaha yang
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Variabel pemeriksaan pajak disini memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
Fadilah 2008. Jatmiko 2006 meneliti pengaruh sikap wajib pajak pada pelaksanaan
sanksi denda, pelayanan fiskus, dan kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Kemudian diperoleh hasil bahwa sikap WP terhadap pelaksanaan
sanksi denda, sikap WP terhadap pelayanan fiskus, dan sikap WP terhadap kesadaran perpajakan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
kepatuhan WP.
44 Ha1 : Pengaruh jumlah pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
2. Jumlah Pemeriksaan Pajak, Sanksi Perpajakan, dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan secara simultan
Jumlah pemeriksaan pajak merupakan jumlah aktifitas pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh fiskus. Salah satu produk dari aktifitas pemeriksaan
pajak adalah diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak SKP. Variabel jumlah pemeriksaan pajak memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan pajak
penghasilan PPh. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Handayani 2009.
Penelitian lain yang mendukung keterkaitan kedua variabel ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Salip 2006. Penelitiannya menjelaskan
bahwa ternyata hasil pemeriksaan pajak meningkatkan penerimaan pajak penghasilan badan untuk masing-masing wajib pajak secara nominal.
Sanksi Perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan akan diturutiditaatidipatuhi atau dengan
kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah preventif agar wajib pajak tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Misalnya dengan tidak melakukan penyelundupan pajak yang nantinya akan
mengurangi penerimaan pajak.
Dalam penelitian Jatmiko 2006 di Kota Semarang, ia meneliti pengaruh sikap wajib pajak pada pelaksanaan sanksi denda, pelayanan fiskus,
45 dan kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Kemudian
diperoleh hasil bahwa sikap WP terhadap pelaksanaan sanksi denda, sikap WP terhadap pelayanan fiskus, dan sikap WP terhadap kesadaran perpajakan
memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan WP. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan dengan meningkatnya kepatuhan wajib
pajak ditinjau dari besarnya sanksi denda, maka akan meningkatkan pula penerimaan pajak penghasilan.
Kepatuhan wajib pajak merupakan suatu keadaan dimana wajib pajak memiliki kesediaan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya tanpa adanya
pemeriksaan ataupun sanksi yang diberikan dan secara sukarela mau membayar kewajibannya berupa pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sedangkan jumlah kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak baik orang maupun badan yang terdaftar di KPP dan telah melakukan kewajiban
perpajakannya yaitu dengan melunasi dan melaporkan SPT tepat waktu. Dalam penelitian ini, variabel kepatuhan wajib pajak dipilih sebagai
variabel intervening. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Direktorat jenderal Pajak. Dari upaya DJP menguji kepatuhan wajib pajak,
ternyata hasilnya signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan. Namun, Handayani 2009 dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepatuhan wajib
pajak tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan. Ha2 : Pengaruh jumlah pemeriksaan pajak, sanksi perpajakan, dan kepatuhan
wajib pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan.
46
3. Jumlah Pemeriksaan