Variabel bebas Variabel Independen Variabel Terikat Dependent Variabel Variabel Intervening

63

1. Variabel bebas Variabel Independen

Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari: a. Jumlah Pemeriksaan Pajak Jumlah pemeriksaan pajak adalah jumlah aktivitas pemeriksaan pajak yang dilakukan fiskus. Respon dari responden direkam dengan skal Likert mulai dari tidak setuju sampai dengan sangat setuju. b. Sanksi Perpajakan Sanksi Perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan akan diturutiditaatidipatuhi atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah preventif agar wajib pajak tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan Lubis, 2006:55. Respon dari responden direkam dengan sklala Likert mulai dari skala tertinggi nilai 5 menggunakan nilai komitmen yang sangat tinggi.

2. Variabel Terikat Dependent Variabel

Penerimaan pajak yang dimaksud disini adalah penerimaan pajak yang berasal dari pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel independen yang digunakan adalah jumlah pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan. Variabel ini diukur berdasarkan aspek penerimaan pajak dan diukur menggunakan skala Likert likert scale yang berkaitan dengan 5 lima 64 pilihan, yaitu : 5 Sangat setuju, 4 Setuju, 3 Netral, 2 Tidak setuju, 1 Sangat tidak setuju.

3. Variabel Intervening

Variabel intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening terletak diantara variabel independen dan variabel dependen, sehingga variabel independen tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel interveningnya adalah kepatuhan wajib pajak. Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasionalisasi Variabel Indikator Skala Jumlah Pemeriksaan Pajak 1.Jumlah pemeriksaan pajak adalah jumlah aktivitas pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh fiskus. 2.Produk dari aktivitas pemeriksaan pajak adalah dengan diterbitkannya SKP Surat Ketetapan Pajak. 3.Surat Ketetapan Pajak yang mempunyai potensi untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak adalah SKPKB Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar. 4.Semakin banyak jumlah pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh fiskus, maka penerimaan pajak akan semakin baik. 5.Wajib pajak yang dilakukan pemeriksaan pajak adalah wajib pajak yang memiliki indikasi lebih bayar. Likert 65 Variabel Indikator Skala 6.Pemeriksa pajak meminta dan menjanjikan sesuatu yang berhubungan dengan keputusan pemeriksaan. 7.Pemeriksa pajak memberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk memberikan tanggapan dan penjelasan atas temuan pemeriksaan. 8.Semakin berpengalaman seorang pemeriksa, maka akan semakin peka dan cepat tanggap dalam mendeteksi adanya kekeliruan. 9.Sikap independesi merupakan cermin ketaatan pemeriksa pajak 10.Dalam melakukan pemeriksaan pajak, pemeriksa harus bersikap jujur dan adil. 11.Pemeriksa pajak telah melakukan pemeriksaan dengan baik. 12.pemeriksa pajak harus objektif dalam melakukan pemeriksaan terhadap wajib pajak. 13.Rasa tanggung jawab yang tinggi tidak harus dimiliki pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan pajak. 14.Pemeriksa pajak memiliki kepentingan Keuangan dengan klien yang diperiksa. 15.Semakin sering fiskus melakukan pemeriksaan, maka penerimaan yang diperoleh semakin baik. 16.Tidak adanya sanksi bagai pemeriksa pajak yang tidak independen saat melakukan pemeriksaan. Likert Sanksi Perpajakan 1.Wajib pajak yang melanggar peraturan pajak harus dihukum. 2.Pemberian sanksi administrasi bagi wajib pajak yang telat bayar. 3.Besarnya sanksi bisa dinegosiasi antara wajib pajak dan fiskus. 4.Sanksi pajak bisa dihapuskan. 5.Sanksi perpajakan dapat memberikan efek jera bagi pelanggar pajak. 6.Terdapat perbedaan besarnya sanksi antara wajib pajak pejabat dengan wajib pajak Likert 66 Variabel Indikator Skala Kepatuhan Wajib Pajak orang biasa. 7.Lama pidana kurungan dan pidana penjara sama. 8.Pemberian sanksi pajak yang lebih berat bagi WP yang pernah melanggar pajak. 9.Sanksi denda dan sanksi administratif cukup efektif. 10.Sanksi perpajakan belum memberikan efek jera. 1.Pengetahuan yang baik dari wajib pajak mengenai pajak. 2.Definisi kepatuhan wajib pajak. 3.Kepatuhan formal. 4.Kepatuhan materill. 5.Kesadaran WP mendaftar tanpa pengaruh siapapun. 6.Kejelasan mengenai undang-undang pajak. 7.Biaya kepatuhan yang rendah. 8.Tepat waktu. 9.Mempunyai tunggakan pajak. 10.Kepatuhan yang membutuhkan panutan. 11.Kurangnya sosialisasi tentang pajak. Likert Likert Penerimaan pajak penghasilan 1.Semakin banyak jumlah wajib pajak, maka penerimaan pajak penghasilan di KPP Mampang Prapatan akan semakin baik. 2.Semakin disiplin wajib pajak dalam membayar pajak, maka penerimaan pajak penghasilan akan bertambah 3.Peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam pemeriksaan pajak penghasilan, dan pemberian sanksi yang tegasndapat meningkatkan penerimaan pajak penghasilan. 4.Pemeriksaan pajak dilakukukan dengan tujuan untuk menambah penerimaan pajak penghasilan. 5.Semakin disiplin pemeriksa pajak dan semakin tegas sanksi yang diberikan, akan meningkatkan penerimaan pajak Likert 67 Variabel Indikator Skala penghasilan. 6.Tindakan pemeriksa pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan. 7.Sanksi perpajakan yang tegas lebih berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan dibandingkan dengan pemeriksa pajak. 8.Dengan dilaksanakannya pemeriksaan pajak, dapat meningkatkan realisasi penerimaan pajak pada KPP Mampang. 9.Dengan pemberian sanksi yang tegas, dapat meningkatkan realisasi penerimaan pajak pada KPP Pratama Mampang Prapatan. 10.Semakin sering pemeriksaan yang dilakukan dapat meningkatkan realisasi penerimaan pajak pada KPP Pratama Mampang Prapatan. Likert 68 BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Pelaksanaan Ekstensifikasi Untuk Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1 65 52

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Jumlah Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Majalaya)

0 3 1

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus KPP Pratama di Cirebon).

6 18 19

Pengaruh Jumlah Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Tegallega Bandung.

0 0 21

Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Kemauan Membayar Pajak Sebagai Intervening (Studi Kasus KPP Pratama Ilir Barat di Kota Palembang)

0 0 17

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KPP PRATAMA PALEMBANG SEBERANG ULU

0 0 14