Jumlah Sanksi Perpajakan Berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Kepatuhan Wajib Pajak Berpengaruh terhadap Penerimaan

96 Karena nilai signifikan 0,05 maka keputusannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pemeriksaan pajak yang tinggi, sanksi perpajakan yang tinggi, dan kepatuhan wajib pajak yang tinggi akan menghasilkan penerimaan pajak penghasilan yang tinggi pula. Pernyataan ini mendukung hipotesis kedua yaitu jumlah pemeriksaan pajak, sanksi perpajakan, dan kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan.

2. Pengujian Secara Individual

a. Jumlah

Pemeriksaan Pajak Berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Kolom signifikan pada tabel 4.20 Coefficients Model 1 didapat nilai signifikan 0,004. Nilai signifikan 0,004 0,05 maka nilai Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pemeriksaan pajak yang tinggi akan menghasilkan jumlah penerimaan pajak penghasilan yang tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2009.

b. Sanksi Perpajakan Berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak

Penghasilan Kolom signifikan pada tabel 4.20 Coefficients Model 1 didapat nilai signifikan 0,180. Nilai signifikan 0,180 0,05 maka nilai Ha 97 ditolak dan Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jatmiko 2006.

c. Kepatuhan Wajib Pajak Berpengaruh terhadap Penerimaan

Pajak Penghasilan Kolom signifikan pada tabel 4.20 Coefficients Model 1 didapat nilai signifikan 0,127. Nilai signifikan 0,127 0,05 maka nilai Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap jumlah penerimaan pajak penghasilan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2009. Berdasarkan analisis jalur sub struktur 2 X 1 , X 2 , X 3 , dan Y yang terlihat pada tabel 4.20 Coefficients Model 1 masing-masing diperoleh nilai : 1. ρyx 1 = Beta = 1,028 dan signifikan 0,004 2. ρyx 2 = Beta = -0,412 dan signifikan 0,180 3. ρyx 3 = Beta = 0,233 dan signifikan 0,127 Hasil analisis membuktikan bahwa ada koefisien analisis jalur yang tidak signifikan yaitu variabel sanksi perpajakan dan kepatuhan wajib 98 pajak, maka dilakukan pengujian kembali dengan mengluarkan variabel sanksi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : Tabel 4.21 Summary Model 2 Sub-Struktur 2 Tabel 4.22 ANOVA b Model Sub-Struktur 2 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 704.108 1 704.108 104.244 .000 a Residual 324.212 48 6.754 Total 1028.320 49 a. Predictors: Constant, JPP b. Dependent Variable: PPH Tabel 4.23 Coefficients a Model 2 Sub-Struktur 2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.070 3.203 .646 .521 JPP .628 .062 .827 10.210 .000 a. Dependent Variable: PPH Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .827 a .685 .678 2.599 a. Predictors: Constant, JPP b. Dependent Variable: PPH 99 Tabel 4.21 sampai dengan tabel 4.23 menggambarkan hasil output path analysis model trimming sub struktur 2 model 2, dimana tabel 4.21 Summary memperoleh nilai R = 0,827 yang menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur jumlah pemeriksaan pajak X 1 terhadap penerimaan pajak penghasilan Y sebesar 82,7 dengan koefisien determinan atau kontribusi sebesar 0,685 atau 68,5 dan besar koefisien residu ρyε 2 = √1- 0,685 = 0,5612. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penerimaan pajak penghasilan dapat dijelaskan oleh variabel jumlah pemeriksaan pajak sebesar 56,12. Tabel 4.22 Anova menunjukkan nilai F sebesar 104,244 dengan signifikan sebesar 0,000. Karena sig 0,05 maka keputusannya Ha diterima dan Ho ditolak. Tabel 4.23 Coefficients Beta untuk jumlah pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan sebesar 0,827 atau 82,7 pada tingkat signifikan 0,000. Berdasarkan hasil analisis jalur sub-strruktur 2 X 1 dan Y yang terlihat pada tabel 4.23 Coefficients Model 2 diperolah nilai : ρyx 1 = Beta = 0,827 dan signifikan 0,000 Besarnya koefisien determinan atau kontribusi jumlah pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan Y sebesar : R square = R 2 yx 1 = ρyx 1 . ryx 1 R 2 yx 1 = 0,827.0,827 100 R 2 yx 1 = 0,684 Summary Model 2 tabel 4.21 dan besar koefisien residu untuk ρyε1 = √1-0,684 = 0,5621 dan didapat diagram jalur sub struktur 2 yang mengalami perubahan menjadi sebagai berikut : Gambar 4.4 Hubungan Kausal Sub-Struktur 2 Variabel Jumlah Pemeriksaan Pajak X1 terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Y Tabel 4.24 menunjukkan tingkat korelasi antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. X 1 Y ρ 1 = 0,827 ε = , 101 Tabel 4.24 Correlations JPP SP KWP PPH JPP Pearson Correlation 1 .384 .849 .827 Sig. 2-tailed .006 .000 .000 N 50 50 50 50 SP Pearson Correlation .384 1 .344 .339 Sig. 2-tailed .006 .014 .016 N 50 50 50 50 KWP Pearson Correlation .849 .344 1 .771 Sig. 2-tailed .000 .014 .000 N 50 50 50 50 PPH Pearson Correlation .827 .339 .771 1 Sig. 2-tailed .000 .016 .000 N 50 50 50 50 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Berdasarkan hasil koefisien jalur pada sub struktur 1 dan sub-struktur 2 maka dapat digambarkan secara keseluruhan yang menggambarkan hubungan kausal empiris antar variabel X 1 , X 2 , X 3 , dan Y adalah sebagai berikut : 102 Gambar 4.5 Hubungan Kausal Empiris Variabel X 1 , X 2 , dan X 3 terhadap Y Hasil dari koefisien jalur pada sub-struktur 1 dan sub-struktur 2 menjadi persamaan struktur : X 3 = ρx 3 x 1 X 1 + ρx3ε 1 dan R 2 x 3 x 1 = 0,849 X 1 + 0,5282 dan R 2 x 3 x 1 = 0,721 Y = ρyx 1 + ρyε 2 dan R 2 yx 1 = 0,827 + 0,5612 dan R 2 yx 1 = 0,685

4. Pengujian Kesesuaian Model : Koefisien Q

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Pelaksanaan Ekstensifikasi Untuk Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1 65 52

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Jumlah Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Majalaya)

0 3 1

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus KPP Pratama di Cirebon).

6 18 19

Pengaruh Jumlah Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Tegallega Bandung.

0 0 21

Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Kemauan Membayar Pajak Sebagai Intervening (Studi Kasus KPP Pratama Ilir Barat di Kota Palembang)

0 0 17

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KPP PRATAMA PALEMBANG SEBERANG ULU

0 0 14