16 atau keputusan yang diperlukan termasuk keputusan di bidang pajak.
Dengan sifat seperti itu maka negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak dan rakyat harus membayar pajak sebagai tanda
baktinya. Menurut teori ini dasar hukum pajak terletak pada hubungan antara rakyat dengan negara, dimana negara berhak memungut pajak dan
rakyat berkewajiban membayar pajak.
5. Penggolongan Jenis Pajak
Penggolongan jenis pajak menurut Ilyas 2004:17 yaitu : a. Menurut Sifatnya
1. Pajak langsung Pajak langsung adalah pajak-pajak yang bebannya harus dipikul
sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain serta dikenakan pajak secara berulang-ulang pada waktu-waktu
tertentu, misalnya pajak penghasilan. 2. Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung merupakan pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada orang lain dan hanya dikenakan kepada hal-hal
tertentu atau peristiwa-peristiwa tertentu saja, misalnya Pajak Pertambahan Nilai.
17 b. Menurut SasaranObyeknya
1. Pajak Subjektif Pajak subjektif adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-
tama memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak subjeknya. 2. Pajak Objektif
Pajak objektif adalah jenis pajak yang dikenakan dengan pertama-tama memperhatikanmelihat obyeknya baik berupa keadaan perbuatan atau
peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar pajak. c. Menurut Lembaga Pemungutannya
1. Pajak Pusat Pajak pusat adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Departemen Keuangan. 2. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah yang dalam pelaksanaanya sehari-hari dilakukan oleh Dinas
Pendapatan Daerah Dipenda.
6. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Resmi 2009:11 dalam memungut pajak dikenal sistem pemungutan yaitu:
a. Official Assesment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya
18 sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan para aparatur perpajakan. Dengan demikian,
berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada aparatur perpajakan.
b. Self Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak
sepenuhnya berada di tangan Wajib Pajak. Dengan demikian berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada Wajib
Pajak sendiri. c.
With Holding System Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga
yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku. Penunjukkan pihak ketiga ini dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden, dan peraturan
lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetor, dan mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia.
19
7. Azas-Azas Pemungutan Pajak