Pengujian Secara Simultan Pengujian Secara Simultan Pengujian Kesesuaian Model : Koefisien Q

89 72,2 dan besar koefisien residu ρx 3 ε 1 = √ 1- 0,722 = 0,527. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan oleh variabel jumlah pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan sebesar 52,7. Tabel 4.13 menunjukkan nilai F sebesar 61,086 dengan signifikan sebesar 0,000. Karena sig 0,05 maka keputusannya Ha diterima dan Ho ditolak. Tabel 4.14 menunjukkan Coefficient Beta untuk jumlah pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,976 atau 97,6 pada tingkat signifikan 0,002, sedangkan Coefficient Beta untuk sanksi perpajakan sebesar -0,131 atau -13,1 pada tingkat signifikan 0,658 yang berarti sanksi perpajakan tidak signifikan dan dilakukan trimming untuk mengeluarkan variabel sanksi perpajakan yang tidak signifikan, dan diperoleh hasil setelah di trimming pada tabel 4.15 sampai dengan tabel 4.17.

1. Pengujian Secara Simultan

Pengujian secara simultan pada tabel 4.13 Anova diperoleh nilai F untuk model sub-struktur sebesar 61,086 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai sig 0,005, maka keputusannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah pemeriksaan pajak dan semakin tinggi sanksi perpajakan, maka tingkat kepatuhan wajib pajak tersebut semakin baik dan pernyataan ini mendukung hipotesis pertama yaitu jumlah 90 pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan berpengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak.

2. Pengujian Secara individual a. Jumlah Pemeriksaan Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Kolom signifikan pada tabel 4.14 Coefficients Model 1 didapat nilai signifikan 0,002. Nilai signifikan 0,002 0,005, maka nilai Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah pemeriksaan pajak, maka kepatuhan wajib pajak semakin baik.

b. Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Kolom signifikan pada tabel 4.14 Coefficients Model 1 didapat nilai signifikan 0,658. Nilai signifikan 0,658 0,005, maka nilai Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hasil analisis jalur sub-struktur 1 X 1 , X 2 , dan X 3 yang terlihat pada tabel 4.14 Coefficients Model 1 masing-masing diperoleh nilai : 1. ρx 3 x 1 = Beta = 0,976 dan signifikan = 0,002 2. ρx 3 x 2 = Beta = -0,131 dan signifikan = 0,658 Hasil analisis membuktikan bahwa ada koefisien analisis jalur yang tidak signifikan yaitu variabel sanksi perpajakan, maka pengujian 91 kembali mengeluarkan variabel sanksi perpajakan. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : Tabel 4.15 Summary Model 2 Sub-Struktur 1 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .849 a .721 .715 1.672 a. Predictors: Constant, JUMLAH PEMERIKSAAN PAJAK b. Dependent Variable: KEPATUHAN WAJIB PAJAK Tabel 4.16 ANOVA b Model 2 Sub-Struktur 1 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 346.671 1 346.671 124.04 3 .000 a Residual 134.149 48 2.795 Total 480.820 49 a. Predictors: Constant, JUMLAH PEMERIKSAAN PAJAK b. Dependent Variable: KEPATUHAN WAJIB PAJAK Tabel 4.17 Coefficients a Model 2 Sub-Struktur 1 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.262 2.061 2.069 .044 JPP .441 .040 .849 11.13 7 .000 a. Dependent Variable: KEPATUHAN WAJIB PAJAK 92 Tabel 4.15 sampai dengan tabel 4.17 menggambarkan hasil output path analysis model trimming sub struktur 1 model 2 setelah variabel sanksi perpajakan dikeluarkan dari model sub struktur 1 dan diuji kembali, dimana tabel 4.15 Summary memperolah nilai R = 0,849 yang menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur jumlah pemeriksaan pajak X 1 terhadap kepatuhan wajib pajak X 3 sebesar 84,9 dengan koefisien determinan atau kontribusi sebesar 0,721 atau 72,1 dan besar koefisien residu ρx3ε1 = √1-0,721 = 0,5282. Tabel 4.16 Anova menunjukkan nilai F sebesar 124,043 dengan signifikan 0,000. Karena sig 0,05 maka keputusannya Ha diterima dan Ho ditolak. Tabel 4.17 Coefficients Beta untuk jumlah pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,849 atau 84,9 pada tingkat signifikan 0,000. Berdasarkan hasil analisis jalur sub-struktur 1 X 1 dan X 3 yang terlihat pada tabel 4.18 Coefficients Model 2 diperolah nilai : 1. ρx 3 x 1 = Beta = 0,849 dan signifikan 0,000 Berdasarkan tabel 4.15 diperoleh nilai koefisien jalur jumlah pemeriksaan pajak X 1 terhadap kepatuhan wajib pajak X 3 sebesar ρx 3 x 1 = 0,849 dengan koefisien determinan atau kontribusi R square = R 2 x 3 x 1 = 0,721 Pada model 2 tabel 4.15 dan besar koefisien residu ρx3ε1 = √1-0,721 = 0,5282. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan oleh variabel jumlah 93 pemeriksaan pajak sebesar 52,82 dan didapat diagram jalur sub- struktur 1 yang mengalami perubahan menjadi sebagai berikut : Gambar 4.3 Hubungan Kausal Empiris Sub-Struktur 1 Variabel Jumlah Pemeriksaan Pajak X1 dan Kepatuhan Wajib Pajak X3

b. Menguji Sub-Struktur 2

Berikut ini adalah hasil pengujian variabel jumlah pemeriksaan pajak X 1 , sanksi perpajakan X 2 , dan kepatuhan wajib pajak X 3 terhadap penerimaan pajak penghasilan : Tabel 4.18 Summary Model 1 Sub-Struktur 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .844 a .713 .694 2.532 a. Predictors: Constant, KWP, SP, JPP b. Dependent Variable: PPH Sumber : Hasil pengolahan SPSS 17.0 X 1 X 3 ρ 3 x 1 =0,849 ε = , 9 94 Tabel 4.19 ANOVA b Model 1 Sub-Struktur 2 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 733.370 3 244.457 38.125 .000 a Residual 294.950 46 6.412 Total 1028.320 49 a. Predictors: Constant, KWP, SP, JPP b. Dependent Variable: PPH Tabel 4.20 Coefficients a Model 1 Sub-Struktur 2 Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant JPP SP KWP .422 .780 -.470 .340 3.258 .255 .345 .219 1.028 -.412 .233 .130 3.063 -1.362 1.554 .897 .004 .180 .127 a Dependent Variable: PPH Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0 Tabel 4.18 sampai dengan tabel 4.20 manggambarkan hasil output path analysis model trimming sub-struktur 2 model 1, dimana tabel 4.18 Summary memperolah nilai R = 0,844 yang menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur jumlah pemeriksaan pajak X 1 , sanksi perpajakan X 2 dan kepatuhan wajib pajak X 3 terhadap penerimaan pajak penghasilan 95 Y sebesar 84,4 dengan koefisien determinan atau kontribusi sebesar 0,713 atau 71,3 dan besar koefisien residu ρyε 2 = √1-0,844 = 0,3949. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penerimaan pajak penghasilan dapat dijelaskan oleh variabel jumlah pemeriksaan pajak, sanksi perpajakan, dan kepatuhan wajib pajak sebesar 39,49. Tabel 4.19 Anova menunjukkan nilai F sebesar 38,125 dengan signifikan sebesar 0,000. Karena sig 0,05, maka keputusannya Ha diterima dan Ho ditolak. Tabel 4.20 Coefficients Beta untuk jumlah pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan sebesar 1,028 atau 102,8 pada tingkat signifikan 0,004 yang berarti variabel jumlah pemeriksaan pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan. Coefficients Beta untuk variabel sanksi perpajakan terhadap penerimaan pajak penghasilan sebesar -0,412 atau -41,2 pada tingkat signifikan 0,180 yang berarti variabel sanksi perpajakan tidak signifikan dan Coefficients Beta untuk kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan sebesar 0,233 atau 23,3 pada tingkat signifikan 0,127 sehingga dilakukan trimming untuk mengeluarkan variabel sanksi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak yang tidak signifikan, dan diperoleh hasil setelah trimming pada tabel 4.21 sampai dengan tabel 4.23 model sub-struktur 2.

1. Pengujian Secara Simultan

Pengujian secara simultan pada tabel 4.19 Anova diperolah nilai F untuk model sub-struktur sebesar 38,125 dengan signifikansi 0,000. 96 Karena nilai signifikan 0,05 maka keputusannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pemeriksaan pajak yang tinggi, sanksi perpajakan yang tinggi, dan kepatuhan wajib pajak yang tinggi akan menghasilkan penerimaan pajak penghasilan yang tinggi pula. Pernyataan ini mendukung hipotesis kedua yaitu jumlah pemeriksaan pajak, sanksi perpajakan, dan kepatuhan wajib pajak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan.

2. Pengujian Secara Individual

a. Jumlah

Pemeriksaan Pajak Berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Kolom signifikan pada tabel 4.20 Coefficients Model 1 didapat nilai signifikan 0,004. Nilai signifikan 0,004 0,05 maka nilai Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pemeriksaan pajak yang tinggi akan menghasilkan jumlah penerimaan pajak penghasilan yang tinggi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2009.

b. Sanksi Perpajakan Berpengaruh terhadap Penerimaan Pajak

Penghasilan Kolom signifikan pada tabel 4.20 Coefficients Model 1 didapat nilai signifikan 0,180. Nilai signifikan 0,180 0,05 maka nilai Ha 97 ditolak dan Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa sanksi perpajakan tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Jatmiko 2006.

c. Kepatuhan Wajib Pajak Berpengaruh terhadap Penerimaan

Pajak Penghasilan Kolom signifikan pada tabel 4.20 Coefficients Model 1 didapat nilai signifikan 0,127. Nilai signifikan 0,127 0,05 maka nilai Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap jumlah penerimaan pajak penghasilan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2009. Berdasarkan analisis jalur sub struktur 2 X 1 , X 2 , X 3 , dan Y yang terlihat pada tabel 4.20 Coefficients Model 1 masing-masing diperoleh nilai : 1. ρyx 1 = Beta = 1,028 dan signifikan 0,004 2. ρyx 2 = Beta = -0,412 dan signifikan 0,180 3. ρyx 3 = Beta = 0,233 dan signifikan 0,127 Hasil analisis membuktikan bahwa ada koefisien analisis jalur yang tidak signifikan yaitu variabel sanksi perpajakan dan kepatuhan wajib 98 pajak, maka dilakukan pengujian kembali dengan mengluarkan variabel sanksi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut : Tabel 4.21 Summary Model 2 Sub-Struktur 2 Tabel 4.22 ANOVA b Model Sub-Struktur 2 ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 704.108 1 704.108 104.244 .000 a Residual 324.212 48 6.754 Total 1028.320 49 a. Predictors: Constant, JPP b. Dependent Variable: PPH Tabel 4.23 Coefficients a Model 2 Sub-Struktur 2 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 2.070 3.203 .646 .521 JPP .628 .062 .827 10.210 .000 a. Dependent Variable: PPH Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .827 a .685 .678 2.599 a. Predictors: Constant, JPP b. Dependent Variable: PPH 99 Tabel 4.21 sampai dengan tabel 4.23 menggambarkan hasil output path analysis model trimming sub struktur 2 model 2, dimana tabel 4.21 Summary memperoleh nilai R = 0,827 yang menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur jumlah pemeriksaan pajak X 1 terhadap penerimaan pajak penghasilan Y sebesar 82,7 dengan koefisien determinan atau kontribusi sebesar 0,685 atau 68,5 dan besar koefisien residu ρyε 2 = √1- 0,685 = 0,5612. Hal ini menunjukkan bahwa variabel penerimaan pajak penghasilan dapat dijelaskan oleh variabel jumlah pemeriksaan pajak sebesar 56,12. Tabel 4.22 Anova menunjukkan nilai F sebesar 104,244 dengan signifikan sebesar 0,000. Karena sig 0,05 maka keputusannya Ha diterima dan Ho ditolak. Tabel 4.23 Coefficients Beta untuk jumlah pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan sebesar 0,827 atau 82,7 pada tingkat signifikan 0,000. Berdasarkan hasil analisis jalur sub-strruktur 2 X 1 dan Y yang terlihat pada tabel 4.23 Coefficients Model 2 diperolah nilai : ρyx 1 = Beta = 0,827 dan signifikan 0,000 Besarnya koefisien determinan atau kontribusi jumlah pemeriksaan pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan Y sebesar : R square = R 2 yx 1 = ρyx 1 . ryx 1 R 2 yx 1 = 0,827.0,827 100 R 2 yx 1 = 0,684 Summary Model 2 tabel 4.21 dan besar koefisien residu untuk ρyε1 = √1-0,684 = 0,5621 dan didapat diagram jalur sub struktur 2 yang mengalami perubahan menjadi sebagai berikut : Gambar 4.4 Hubungan Kausal Sub-Struktur 2 Variabel Jumlah Pemeriksaan Pajak X1 terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Y Tabel 4.24 menunjukkan tingkat korelasi antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. X 1 Y ρ 1 = 0,827 ε = , 101 Tabel 4.24 Correlations JPP SP KWP PPH JPP Pearson Correlation 1 .384 .849 .827 Sig. 2-tailed .006 .000 .000 N 50 50 50 50 SP Pearson Correlation .384 1 .344 .339 Sig. 2-tailed .006 .014 .016 N 50 50 50 50 KWP Pearson Correlation .849 .344 1 .771 Sig. 2-tailed .000 .014 .000 N 50 50 50 50 PPH Pearson Correlation .827 .339 .771 1 Sig. 2-tailed .000 .016 .000 N 50 50 50 50 . Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Berdasarkan hasil koefisien jalur pada sub struktur 1 dan sub-struktur 2 maka dapat digambarkan secara keseluruhan yang menggambarkan hubungan kausal empiris antar variabel X 1 , X 2 , X 3 , dan Y adalah sebagai berikut : 102 Gambar 4.5 Hubungan Kausal Empiris Variabel X 1 , X 2 , dan X 3 terhadap Y Hasil dari koefisien jalur pada sub-struktur 1 dan sub-struktur 2 menjadi persamaan struktur : X 3 = ρx 3 x 1 X 1 + ρx3ε 1 dan R 2 x 3 x 1 = 0,849 X 1 + 0,5282 dan R 2 x 3 x 1 = 0,721 Y = ρyx 1 + ρyε 2 dan R 2 yx 1 = 0,827 + 0,5612 dan R 2 yx 1 = 0,685

4. Pengujian Kesesuaian Model : Koefisien Q

Koefisien determinasi multipel dari diagram jalur diperoleh koefisien determinasi untuk nilai : = 0,722 Tabel 4.12 Summary Model 1 Sub-Struktur 1 = 0,713 Tabel 4.18 Summary Model 2 Sub-Struktur 2 Rumus = 1- 1-0,722.1-0,713 = 1-0,278.0,287= 1-0,0079786 =0,993 X 1 X 2 X 3 Y ρ 3 x 1 = 0,849 ε 1 = 0,5282 ρ 1 = 0,827 ε 2 = 0,5621 103 Koefisien determinan multiple setelah koefisien jalur yang tidak signifikan yang dihilangkan dan nilai tersebut diambil dari : = 0,721 Tabel 4.15 Summary Model 2 Sub-Struktur 1 = 0,685 Tabel 4.21 Summary Model 2 Sub-Struktur 2 Rumus : M = setelah dilakukan trimming M = 1-1-R 2 .1-R 2 yx 3 x 2 M = 1-1-0,721.1-0,685 M = 1-0,279.0,315 M = 1-0,087885 M = 0,912 Mencari nilai : Rumus Q = = = = 0,079 Tabel 4.25 Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Variabel Jumlah Pemeriksaan Pajak X1, Sanksi Perpajakan X2, dan Kepatuhan Wajib Pajak X3 terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Y Variabel Koefisien Jalur Pengaruh Pengaruh Bersama R 2 yxk Langsung Tidak Langsung Melalui X3 Total X 1 0,849 0,849 0,827 0,022 - X 2 - - - - - X 3 - - - - - ε 1 0,5282 0,5282 2 =0,2789 - - - ε 2 0,5612 0,5612 2 =0,3149 - - - X 2 dan X 3 - - - - 0,684 Keterangan : Kontribusi hasil sudah dikuadratkan Pengaruh hasil yang belum dikuadratkan 104

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan, maka dapat dimaknai dan dibahas sehingga memberikan informasi secara objektif sebagai berikut : 1. Jalur Sub- Struktur 1 menjelaskan “jumlah pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan w ajib pajak”. Pengujian tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi jumlah pemeriksaan pajak dan sanksi perpajakan, maka kepatuhan wajib pajak semakin meningkat. Pada kerangka yang telah berubah diatas menjelaskan bahwa jumlah pemeriksaan pajak memiliki hubungan langsung terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan pengujian secara individual, bahwa tidak semua variabel yang diterima, karena berdasarkan pengujian koefisien jalur sub- struktur 1 hanya koefisien jalur sanksi perpajakan X 2 terhadap kepatuhan wajib pajak X 3 secara statistik tidak signifikan. Sedangkan koefisien jumlah pemeriksaan pajak X 1 terhadap kepatuhan wajib pajak X 3 signifikan. Dengan demikian hasil temuan analisis ini memberikan informasi, bahwa jumlah pemeriksaan pajak berkontribusi terhadap kepatuhan wajib pajak. Besarnya kontribusi jumlah pemeriksaan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,849 2 x 100 = 72,08 dan sisanya 0,5282 2 x 100 = 27,89 merupakan kontribusi dari variabel lain diluar variabel jumlah pemeriksaan pajak. Kontribusi antara jumlah

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menghitung Dan Melunasi Pajak Penghasilan Pasal 25 / 29 Sesuai Sistem Self Assessment Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1 107 57

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Pelaksanaan Ekstensifikasi Untuk Meningkatkan Jumlah Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

1 65 52

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Jumlah Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus pada KPP Pratama Majalaya)

0 3 1

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus KPP Pratama di Cirebon).

6 18 19

Pengaruh Jumlah Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi di KPP Pratama Tegallega Bandung.

0 0 21

Pengaruh Pengetahuan Pajak, Sanksi Pajak, dan Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Kemauan Membayar Pajak Sebagai Intervening (Studi Kasus KPP Pratama Ilir Barat di Kota Palembang)

0 0 17

PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KPP PRATAMA PALEMBANG SEBERANG ULU

0 0 14