Pada paragraf terakhir diberikan kesempatan bicara pada Ketua Badan Kehormatan DPR Muhammad Prakosa. Akan tetapi pada kalimat itu tidak ada
hubungan antara kasus yang ada dengan judul berita. Prakosa mengatakan meminta waktu reses untuk mengadakan rapat mengenai kasus ini.
b. Skrip
Tulisan ini menggunakan teras berita siapa. Koran Tempo masih menggunakan Dahlan Iskan sebagai narasumber utama, apa yang dia lakukan dan
kapan dia melakukan itu. “Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan
kemarin secara blak-blakan mengungkap kronologi permintaan setoran dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat kepada direksi salah satu Badan Usaha Milik
Negara. ”
25
Awal kalimat kedua Dahlan Iskan menjelaskan bagaimana dia mengetahui kasus pemalakan ini. Wartawan Koran Tempo menulisnya dengan menggunakan
kalimat langsung. Masih pada paragraf kedua diungkapkan kenapa anggota DPR meminta jatah yang membuat dana untuk direksi BUMN tidak kunjung cair.
Dahlan mengungkapkan hal itu di hadapan para wartawan. Di pertengahan berita Dahlan Iskan mengatakan bahwa yang menjadi
sasaran peminta jatah bukan hanya BUMN skala besar, tapi juga perusahaan pelat merah kecil dan merugi. Pemalak BUMN itu mengaku mewakili komisi tempat
mereka bernaung. “Dahlan mengatakan, permintaan uang kembali diajukan dalam
pertemuan itu. Ketiga direktur sempat menolak dengan alasan tidak memiliki kas untuk itu.
‘Tetapi, nekatnya, anggota DPR itu malah
25
Dahlan Beberkan Peminta Upeti BUMN, Koran Tempo, 1 November 2012, h. A2.
mengajari BUMN ini untuk memanipulasi laporan keuangannya demi menutupi dana pelicin,’ kata Dahlan.”
26
Berita ini lebih menggunakan Dahlan Iskan sebagai tokoh utama. Hal itu digambarkan dengan 80 tulisan menggunakan Dahlan sebagai narasumber yang
menceritakan asal mula DPR meminta jatah ke BUMN. Sisa tulisan mengambil perkataan Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso dan Ketua Badan Kehormatan
DPR, Muhammad Prakosa yang tidak ada hubungannya dengan perkataan Dahlan Iskan.
“Secara terpisah, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mendukung tindakan Dahlan membuka kasus permintaan upeti anggota DPR ini. Pimpinan
DPR, kata dia, juga memberi izin kepada Badan Kehormatan DPR untuk segera memanggil Dahlan di masa reses ini.
”
27
c. Tematik
Hanya ada satu tema pada tulisan ini. Tema ini menjelaskan bagaimana salah satu anggota DPR meminta jatah kepada direktur BUMN. Digambarkan
pula bagaimana anggota DPR ini memaksa direktur itu dan mengajarinya untuk memanipulasi anggaran.
Awal tulisan menggambarkan bahwa Dahlan berani mengungkapkan awal mula anggota DPR meminta jatah. Dahlan mulai curiga saat dia menanyakan
kepada salah satu direksi perusahaan kenapa dana Penyertaan Modal Negara PMN tidak kunjung cair. Akhirnya direksi itu bicara bahwa anggota DPR tidak
mau mencairkan dana tersebut jika dia tidak memberikan jatah ke mereka. “Direktur itu mengaku ditelepon seorang anggota DPR hingga puluhan kali.
Permintaan anggota DPR itu selalu sama, meminta agar BUMN itu segera
26
Dahlan Beberkan Peminta Upeti BUMN, Koran Tempo, 1 November 2012, h. A2.
27
Dahlan Beberkan Peminta Upeti BUMN, Koran Tempo, 1 November 2012, h. A2.
mengirim sejumlah uang sebagai pelicin untuk mempercepat pencairan dana PMN.”
28
Berita ini lebih bermaksud menyerang DPR. tidak ada tanggapan dari anggota DPR komisi BUMN untuk memberikan pernyataan. Perwakilan DPR
yang diberikan kesempatan bicara hanya Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso dan Ketua Badan Kehormatan DPR, Muhammad Prakosa. Perkataan mereka pun
hanya soal perizinan DPR yang meminta reses. Proporsi kalimat pada berita ini hampir mencukupi dari segi koherensi
antarparagraf. Hanya pada dua paragraf terakhir saja yang tidak memiliki hubungan dengan kalimat-kalimat sebelumnya.
“Ketua Badan Kehormatan DPR Muhammad Prakosa kemarin meminta izin memakai waktu reses untuk
mengadakan rapat terkait masalah ini.”
29
d. Retoris
Tidak ada gambar pada tulisan ini. Seperti pada berita sebelumnya, tulisan pada Koran Tempo selalu menaruh kalimat atau kutipan penting sebelum lead.
Pada kalimat tersebut dijelaskan bahwa BUMN yang besar ataupun kecil juga tak luput dari upaya pemalakan yang dilakukan DPR.
Redaksi Koran Tempo masih mengganggap isu ini penting bagi masyarakat. Sampai berita itu turun, mereka menaruh berita ini pada rubrik berita
utama. Berita utama merupakan tulisan yang masih berhubungan dengan halaman utama pada Koran Tempo.
28
Dahlan Beberkan Peminta Upeti BUMN, Koran Tempo, 1 November 2012, h. A2.
29
Dahlan Beberkan Peminta Upeti BUMN, Koran Tempo, 1 November 2012, h. A2.
Wartawan lebih menekankan tulisan ini pada Dahlan Iskan yang membeberkan peminta BUMN. Delapan dari 12 paragraf pada berita
menceritakan kronologi anggota DPR yang meminta jatah pada salah satu direksi perusahaan pelat merah tersebut.
“’Kasus ini saya ketahui dari satu direktur BUMN di
bidang pangan,’ kata Dahlan di hadapan para wartawan. Kecurigaannya muncul ketika direksi perusahaan negara itu tidak bisa menjelaskan mengapa dana
Penyertaan Modal Negara PMN tidak kunjung cair. ”
30
Meski sudah menceritakan kronologi tersebut kepada wartawan, Dahlan masih saja tidak memberikan nama peminta BUMN tersebut. Dia juga tidak
menyebutkan nama direksi yang menjelaskan padanya anggota DPR peminta jatah. Tapi dia siap membeberkannya jika diminta oleh Badan Kehormatan DPR
Dahlan beralasan tidak memberikan nama tersebut karena lebih fokus untuk membenahi perusahaan yang dia pimpin terlebih dahulu dibandingkan mengurusi
orang lain. Pada tulisan ini wartawan menjelaskan dari awal bagaimana anggota DPR
yang meminta jatah. Walaupun salah satu Direksi BUMN menolah, mereka mengajari untuk membuat laporan palsu. Bahkan perusahaan kecil pun tidak luput
dari pemalakan ini.
5 Analisis framing berita Politikus Isyaratkan Tuntut Menteri BUMN,
10 November 2012. a.
Sintaksis
Setelah sebulan gencar memberitakan Dahlan Iskan yang akan membeberkan salah satu anggota DPR yang meminta upeti ke BUMN, kali ini
30
Dahlan Beberkan Peminta Upeti BUMN, Koran Tempo, 1 November 2012, h. A2.
Koran Tempo memberikan ruang kepada DPR untuk bicara. Berita ini
menggunakan lead siapa. Anggota DPR gantian akan melaporkan Dahlan Iskan ke kepolisian karena mencemarkan nama baik.
“Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menyatakan partainya mendukung pembersihan pemerasan di
BUMN. ‘Kalau Dahlan Iskan benar, kami dukung. Kalau Dahlan Iskan fitnah, kami lawan
,’ ujarnya.”
31
Pada berita ini juga tidak ada perkataan Dahlan Iskan. Berbeda dengan sebelumnya yang selalu menaruh ruang bicara pada Dahlan dan terkadang
menjadikannya sebagai aktor utama pada berita. Menurut Wakil Ketua Komisi Keuangan DPR, Harry Azhar, pertemuan
antara anggota DPR dengan salah satu direksi BUMN yang tidak formal adalah hal yang biasa. Jika memang ada penyimpangan, dia meminta ditunjukkan bukti
bahwa ada penyimpangan tersebut. Koran Tempo juga memberikan kesempatan bicara pada anggota Komisi
Keuangan DPR, Sumaryoto, yang namanya disebut dalam daftar politikus peminta upeti.
“Menurut Sumaryoto, sebelum menjabat Direktur Merpati, Rudy adalah Komisaris Utama Merpati. Rudy pernah memberikan statement
bahwa maskapai ini tak memerlukan penyertaan modal negara PMN. Bahkan, kata Sumaryoto, Rudy pernah menyatakan Merpati akan
menangguk keuntungan Rp 500 juta per hari. ”
32
b. Skrip
Lead pada berita ini ditulis dengan memaparkan peristiwa yang telah
terjadi. Apa yang dilakukan sejumlah politikus senayan setelah upaya Dahlan
31
Politikus Isyaratkan Tuntut Menteri BUMN, Koran Tempo, 10 November 2012, h. A2.
32
Politikus Isyaratkan Tuntut Menteri BUMN, Koran Tempo, 10 November 2012, h. A2.
Iskan untuk membongkar pemalakan yang terjadi pada perusahaan pelat merah. Politikus tersebut digambarkan mulai kesal dengan tindakan Dahlan.
“Sejumlah politikus Senayan mulai gerah menghadapi Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Mereka menganggap Dahlan
telah mencemarkan nama baik karena menyebut beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat memera
s perusahaan negara. ‘Yang dilakukan Dahlan sudah termasuk pencemaran nama baik,’ kata Wakil Ketua Komisi
Keuangan DPR Harry Azhar kemarin.”
33
Bagaimana mereka akan menuntut Dahlan Iskan ada pada paragraf kedua. Tulisan ini mengisahkan bagaimana anggota DPR yang gerah akibat fitnah yang
dilakukan Dahlan Iskan. Mereka merasa telah dicemarkan nama baiknya oleh Dahlan dengan menyebut mereka sebagai orang yang meminta jatah kepada
BUMN. “Dia mendorong sejumlah koleganya melaporkan mantan Direktur
Utama PT PLN itu ke kepolisian. Menurut Harry, pertemuan informal anggota DPR dengan direksi perusahaan negara untuk lobi kebijakan
adalah hal biasa. Lobi-lobi itu tak perlu dipandang buruk. ‘Apakah ada
yang melarang kalau lobi-lobi informal di luar? Apakah itu terlarang, ’
tanya Harry. ”
34
Narasumber pada berita ini adalah Wakil Ketua Komisi Keuangan DPR Harry Azhar Ketua Fraksi Demokrat menyarankan koleganya untuk melaporkan
Dahlan Iskan ke kepolisian. kemudian Nurhayati Ali Assegaf yang mendukung adanya pembersihan pemerasan di BUMN. Tapi jika Dahlan salah, dia siap
melawan. Terakhir Anggota Komisi Keuangan DPR, Sumaryoto yang namanya disebut dalam daftar politikus peminta upeti. Pada berita ini dia menjelaskan
kenapa tidak memberikan Penyertaan Modal Negara ke salah satu BUMN.
33
Politikus Isyaratkan Tuntut Menteri BUMN, Koran Tempo, 10 November 2012, h. A2.
34
Politikus Isyaratkan Tuntut Menteri BUMN, Koran Tempo, 10 November 2012, h. A2.
c. Tematik
Kali ini wartawan mengisahkan kekesalan anggota DPR yang difitnah Dahlan Iskan. Mereka menyanggah bahwa pertemuan informal antara anggota
DPR dengan perusahaan negara adalah hal yang biasa. Oleh karena itu anggota DPR yang merasa difitnah disarankan untuk melaporkan masalah ini ke
kepolisian. “Sejumlah politikus Senayan mulai gerah menghadapi Menteri
Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Mereka menganggap Dahlan telah mencemarkan nama baik karena menyebut beberapa anggota Dewan
Perwakilan Rakyat memeras perusahaan negara. ‘Yang dilakukan Dahlan
sudah termasuk pencemaran nama baik, ’ kata Wakil Ketua Komisi
Keuangan DPR Harry Azhar kemarin. ”
35
Selain masalah pencemaran nama baik, Koran Tempo juga tetap menyisipkan argumentasi seorang anggota DPR yang mendukung pembersihan
peminta upeti kepada BUMN. Kali ini dia mendukung apa yang dilakukan Dahlan Iskan jika benar. Tapi jika itu adalah fitnah, dia akan melawan.
“Ketua Fraksi Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menyatakan partainya mendukung pembersihan
pemerasan di BUMN. ‘Kalau Dahlan Iskan benar, kami dukung. Kalau Dahlan Iskan fitnah, kami lawan,’ ujarnya.”
36
Isi keseluruhan berita ini lebih menceritakan pada sisi anggota DPR, berbeda dengan tulisan sebelumnya yang lebih pada Dahlan Iskan. Berita ini pun
tidak menyertakan lontaran Dahlan. Paragraf pertama menggambarkan politikus di Senayan yang sudah gerah
dengan lontaran Dahlan Iskan karena menurut mereka Dahlan telah melakukan pencemaran nama baik. Paragraf selanjutnya apa saja yang akan mereka lakukan.
35
Politikus Isyaratkan Tuntut Menteri BUMN, Koran Tempo, 10 November 2012, h. A2.
36
Politikus Isyaratkan Tuntut Menteri BUMN, Koran Tempo, 10 November 2012, h. A2.
Lalu pembelaan Anggota Komisi Keuangan DPR, Sumaryoto karena namanya disebut dalam daftar politikus peminta upeti.
d. Retoris
Pada berita ini tidak ada gambar maupun kalimat atau kutipan langsung sebelum lead. Hal itu karena tulisan ini ada pada rubrik Berita Utama dan
posisinya yang kedua di antara tiga tulisan pada rubrik tersebut. Hanya pada di berita pertama saja yang memakai kalimat menarik di bawah berita.
Penekanan berita di sini hanya pada anggota Komisi Keuangan DPR, Sumaryoto, yang namanya disebut dalam daftar politikus peminta upeti. Di sini
Koran Tempo memberikan kesempatan pada Sumaryoto untuk mengklarifikasi
apa yang sudah dia lakukan terhadap salah satu BUMN. “Sumaryoto menambahkan, kenyataannya Merpati masih butuh
suntikan dana Rp 200 miliar. ‘Terbukti antara Juli, Agustus, dan
September, Merpati rugi Rp 200 miliar, ’ katanya. Dia memperkirakan,
gara-gara kritiknya itulah Rudy panik. Rudy menyatakan siap dipanggil Badan Kehormatan untuk menjelaskan informasi yang dibutuhkan.
”
37
Gaya bahasa yang ditulis wartawan pada berita ini lebih pada tindakan yang akan dilakukan dan telah dilakukan anggota DPR. Sumaryoto tidak memberikan
Penyertaan Modal Negara ke salah satu perusahaan pelat merah tersebut karena hasil laporan perusahaan tersebut yang selalu untung. Tindakan yang akan
dilakukan anggota DPR adalah melaporkan Dahlan Iskan ke kepolisian karena dia telah melakukan pencemaran nama baik. Kutipan langsung yang muncul pada
berita ini, “’Apakah ada yang melarang kalau lobi-lobi informal di luar? Apakah
itu terlarang, ’ tanya Harry.”38
37
Politikus Isyaratkan Tuntut Menteri BUMN, Koran Tempo, 10 November 2012, h. A2.
38
Politikus Isyaratkan Tuntut Menteri BUMN, Koran Tempo, 10 November 2012, h. A2.
6 Analisis framing berita DPR Serang Balik Dahlan Iskan, 13
November 2012 a.
Sintaksis
Pada tulisan ini Koran Tempo juga memberikan kesempatan untuk anggota DPR bicara. Ucapan yang dilontarkan DPR masih tentang pencemaran
nama baik yang dilontarkan Dahlan Iskan kepada media. Tindakan yang dilakukan DPR adalah melakukan somasi dan permintaan maaf dari Dahlan. Jika
dalam waktu yang ditentukan Dahlan masih belum juga melakukannya, maka dia akan dilaporkan ke pengadilan. Pada berita ini tertulis,
“Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mempersilakan anggotanya menggugat balik karena merasa
dicemarkan nama baiknya. Menurut politikus Golkar ini, menuntut adalah cara terba
ik agar Dahlan tak asal tuduh. ‘Nama baik anggota DPR juga harus dihargai,’ katanya.
”
39
Orang lain yang disebut memalak BUMN, M. Ichlas el Qudsi
mengklarifikasi pernyataan Dahlan Iskan lewat Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional, Viva Yoga. Setelah Yoga menanyakan pada Ichlas, dia mengatakan
bahwa tak pernah bertemu dengan Direksi Merpati membahas masalah jatah. Selain Ichlas masih ada orang lain yang dituduh Dahlan Iskan. Mereka
yang dituduh juga menggugat balik ke Dahlan. Informasi yang ditulis wartawan adalah serangan balik ke Dahlan. Mereka merasa telah dituduh Dahlan dengan
pernyataan telah meminta jatah. Wartawan Koran Tempo menulis, “Wakil Ketua
DPR Priyo Budi Santoso mempersilakan anggotanya menggugat balik karena
39
DPR Serang Balik Dahlan Iskan, Koran Tempo, 13 November 2012, h. A2.
merasa dicemarkan nama baiknya. Menurut politikus Golkar ini, menuntut adalah cara terbaik agar Dahla
n tak asal tuduh. “Nama baik anggota DPR juga harus dihargai,” katanya.”
40
b. Skrip
Wartawan pada tulisan ini menggunakan teras berita kenapa. Apa yang menyebabkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat DPR hingga menyebabkan
ingin menyerang balik Dahlan Iskan. Di awal paragraf juga dijelaskan dengan cara mereka akan melawan Dahlan
“Fraksi-fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat, yang anggotanya disebut memeras perusahaan negara, akan menuntut Menteri Badan Usaha
Milik Negara Dahlan Iskan. Fraksi Partai Amanat Nasional, misalnya, bersiap melayangkan somasi. ‘Segera kami kirim karena kami merasa
dicemarkan,’ kata Wakil Ketua Fraksi Viva Yoga kemarin.”
41
Jika sebelumnya penggambaran yang dikisahkan wartawan selalu dari segi Dahlan Iskan dan mendukungnya, kali ini dari sisi DPR. Dahlan diminta untuk
meminta maaf dan tidak asal tuduh. Tulisan ini juga menuliskan siapa saja yang memeras kepada BUMN, berapa besar upeti tersebut, dan hanya sangkalan dari
anggota DPR. Meski Dahlan Iskan diserang oleh beberapa anggota DPR yang telah dia
sebut sebagai pemalak BUMN, paragraf terakhir Dahlan diberikan kesempatan bicara menaggapi semua serangan tersebut. Berita tersebut tertulis,
“Adapun Dahlan kalem menanggapi rencana tuntutan ba
lik itu. ‘Tak apa-apa diserang,’ katanya.
‘Kami terima, kalau ada yang salah kami perbaiki.’”
42
40
DPR Serang Balik Dahlan Iskan, Koran Tempo, 13 November 2012, h. A2.
41
DPR Serang Balik Dahlan Iskan, Koran Tempo, 13 November 2012, h. A2.
42
DPR Serang Balik Dahlan Iskan, Koran Tempo, 13 November 2012, h. A2.
Narasumber yang diminta keterangan oleh Koran Tempo adalah Wakil Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional, Viva Yoga yang siap memberikan somasi
kepada Dahlan Iskan. Lalu, M. Ichlas el Qudsi dan Idris Laena yang menyangkal tudukan Dahlan. Kemudian Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso yang
mendukung anggotanya menggugat balik dan Fraksi PDI Perjuangan yang kesal dengan tuduhan Dahlan. Terakhir perkataan Dahlan Iskan orang yang menanggapi
serangan tersebut dan sebagai penutup berita.
c. Tematik
Kesinambungan pada paragraf pertama dengan judul sudah tergambarkan. Seperti apa serangan balik yang dilakukan DPR kepada Dahlan Iskan
tergambarkan pada setengah tulisan pertama. Tulisan selanjutnya adalah informasi lama yang diulang kembali oleh Koran Tempo. Pada paragraf terakhir
tetap memberikan kesempatan Dahlan Iskan untuk bicara. Pada berita tersebut tertulis,
“Adapun Dahlan kalem menanggapi rencana tuntutan balik itu. ‘Tak apa- apa diserang,
’ katanya. ‘Kami terima, kalau ada yang salah kami perbaiki.’”
43
Wartawan menggambarkan bagaimana anggota DPR yang dituduh Dahlan
Iskan begitu kesal dengan pernyataannya. Narasumber pada berita ini selain dari orang yang dituduh Dahlan, juga fraksi dari partai yang kadernya dituduh dan
Wakil Ketua DPR yang mendukung anggotanya melakukan serangan balik atas pencemaran nama baik.
Paragraf kelima ada dua kalimat yang berbeda. Kalimat pertama mengatakan bahwa Idris Laena yang dituduk meminta jatah tapi dia
43
DPR Serang Balik Dahlan Iskan, Koran Tempo, 13 November 2012, h. A2.
menyangkalnya tanpa ada kalimat langsung darinya. Kalimat berikutnya adalah informasi Koran Tempo, nama Oheo Sinapoy tertangkap menerima bayaran dari
Grup Permai. “Idris Laena dari Golkar masuk daftar politikus pemeras yang
dilaporkan ke Badan Kehormatan. Ia dituduh meminta fee kepada PT PAL dan PT Garam. Namun Idris menyangkal tuduhan itu. Sedangkan nama
Oheo Sinapoy terungkap di pengadilan korupsi Wisma Atlet sebagai politikus Golkar penerima fee sebesar Rp 712,5 juta dari Grup Permai
karena menyetujui dana proyek di Kementerian Agama.”
44
d. Retoris
Penekanan pada tulisan ini adalah pada caption foto berita Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PAN, M. Ichlas el Qudsi. Keterangannya adalah
Ichlas yang mengklarifikasi kepada pimpinan Badan Kehormatan MPRDPR. Keterangan foto tersebut juga menuslikan bahwa ia akan menggugat balik Dahlan
Iskan karena telah nama baik anggota DPR. Selain pada foto, hanya tulisan berita yang isinya pernyataan dari anggota
DPR sebagai orang tertuduh. Mereka merasa difitnah oleh Dahlan Iskan karena dia telah menuduh dengan perkataan telah meminta jatah ke salah satu perusahaan
pelat merah. “Namanya sudah disetorkan oleh Dahlan ke Badan Kehormatan
DPR. Anggota DPR dari daerah pemilihan Sumatera Barat I itu pun sudah mendatangi Badan untuk memberi konfirmasi. Ia bahkan sudah
menyewa pengacara untuk menuntut Dahlan meminta maaf kepadanya dalam waktu 7 x 24 jam.
‘Jika somasi tak digubris, saya laporkan ke pengadilan,’ kata Ichlas.”
45
Penekanan yang digambarkan Koran Tempo pada berita ini adalah informasi tentang Oheo Sinapoy. Dia adalah penerima jatah dari Grup Permai.
44
DPR Serang Balik Dahlan Iskan, Koran Tempo, 13 November 2012, h. A2.
45
DPR Serang Balik Dahlan Iskan, Koran Tempo, 13 November 2012, h. A2.
Selain Oheo, tidak ada tersangka lain dari pemeras BUMN yang telah digemborkan Dahlan Iskan.
3. Berita foto DPR Serang Balik Dahlan Iskan
2. Analisis praktik wacana
Sebelum menjadi sebuah berita, terjadi sebuah proses yang menghasilkan berita itu sendiri. Proses membuat sebuah isu menjadi layak berita yang dilakukan
Koran Tempo hampir sama dengan media kebanyakan, yaitu melalui rapat redaksi
yang dilakukan oleh seluruh awak redaksi. Pada berita judul Ungkap Pemalak BUMN; Dahlan Percaya Diri ke DPR,
ada tiga penulis, yaitu Martha Thertina, Ananda Putri, Sundatari, dan Sukma. Di berita ini Koran Tempo juga mengambil berita dari Antara.
Berita kedua yang berjudul Dahlan Hendak Disingkirkan, wartawannya adalah Ananda Putri, Aryani Kristanti, Indira Wijaya, Ayu Prima, dan Sukma.
Berita ketiga, Pemborosan di PLN; Pemerintah Menilai Keputusan Dahlan Tepat ada empat penulis. Mereka Be
rnadette Christina, Wayan Agus Purnomo, Rosalina, dan Dewi Rina.
Berita Dahlan Beberkan Peminta Upeti BUMN penulisnya adalah Rafika
Aulia, Wayan Agus Purnomo, dan
Wuragil. Ananda Putri, Budiartie, Satwika, Rofiudin, dan Sukma menulis berita dengan judul Polititus Isyaratkan Tuntut
Menteri BUMN. Berita terakhir yang berjudul DPR Serang Balik Dahlan Iskan
ditulis oleh Ira Guslina Sufa dan Ananda Putri. Koran Tempo
juga memperhatikan faktor masyarakat dalam memilih sebuah isu. Hal itu karena bukan hanya anggota DPR atau pengusaha saja yang
menjadi pembaca setia Koran Tempo, tapi masyarakat juga. Ketika sebuah isu menarik, tapi tidak terlalu penting dan disukai masyarakat, maka Koran Tempo
tidak menaikkan kasus tersebut. Salah satu informasi yang memudahkan publik untuk memahami sebuah kasus, Koran Tempo memberikan info grafis di halaman
utama. Informasi yang didapat Koran Tempo berasal dari manapun. Wartawan
Koran Tempo menerima kabar sebuah kasus baik dari email, pesan singkat,
omongan tokoh, dan lainnya. Dari informasi itu, dicari data lengkapnya, kebenarannya, lalu diajukan dalam rapat redaksi
Saat mengangkat kasus Dahlan Iskan melawa anggota DPR, Koran Tempo tidak terlalu mengekspos dari sisi kerugian PLN yang dikatakan oleh anggota
DPR. Elik Susanto sebagai Redaktur Pelaksana Koran Tempo mengatakan bahwa
Koran Tempo mengangkat kasus kerugian PLN, tapi karena kasus tersebut berasal
dari perkataan DPR RI, dia masih ragu dengan kabar tersebut. “Kita tetap menulis kerugian PLN, tapi tidak dibesar-besarkan.
Menurut saya media itu harus memilih angle yang kira-kira berita yang benar-benar berita, mana berita yang cuma lontaran. Mana berita yang
palsu, yang tidak palsu. Kita seletif apalagi dengan DPR. Terus terang banyak publik yang tidak percaya dengan DPR. Kalau liat survei, banyak
anggota DPR yang korup, kerjanya melorot, tugas mereka menyusun Undang-Undang juga tidak beres.
”
46
Alasan Koran Tempo gencar memberitakan anggota DPR suka memeras BUMN adalah Dahlan Iskan yang melontarkan isu tersebut. Itu karena salah satu
yang menjadi kriteria layak berita Koran Tempo, yaitu tokoh. Dahlan Iskan merupakan tokoh dalam pemerintahan. Meski anggota DPR juga tokoh
pemerintah, Koran Tempo sudah kurang apresiatif dengan mereka, melihat kinerjanya yang kurang baik.
Selain tokoh yang mengangkat kasus itu, ada bukti bahwa anggota DPR melakukan perbuatan curang tersebut. Saat Koran Tempo melakukan wawancara
dengan beberapa narasumber, diketahui bahwa BUMN selalu rugi dan tidak pernah untung karena selalu direcoki oleh beberapa anggota DPR. Gangguan
tersebut salah satunya dengan meminta jatah kepada perusahaan pelat merah jika perusahaan tersebut ingin berjalan dengan baik.
Meski kasus itu layak menjadi sebuah berita, dalam sidang redaksi terjadi beda pendapat antara yang setuju dengan tidak untuk menaikan kasus tersebut
menjadi sebuah berita. Setelah terjadi perselisihan argumen, akhirnya Koran Tempo
sepakat menaikkan isu ini menjadi sebuah berita. “Mereka yang ada pada rapat redaksi tentu saja berbeda
pendapat. Tidak semuanya sama. ‘Ah Dahlan cuma pencitraan saja. Tidak
46
Wawancara pribadi dengan Elik Susanto.
penting.’ Ada yang bilang seperti itu. Ada yang bilang, ‘Ini serius. Ada dokumennya.
’ Ada juga yang bilang, ‘Ah ini data udah lama.’ Setelah kita kumpulin
, kita putusin, ternyata data ini memang ada, peristiwanya juga ada. Kita kroscek dengan direkturnya dan ternyata iya DPR melakukan
pemerasan. ”
47
Rapat redaksi hanya boleh dilakukan oleh keredaksian. Jika ada bagian
lain yang bukan redaksi ingin mengajukan tema bisa saja, tapi tetap masuk pada sidang redaksi. Pengajuan tema dari non redaksi tetap bisa dinaikkan menjadi
sebuah berita kalau memang memiliki data yang lengkap. Hasil keputusan tetap pada rapat itu.
Hal tersebut juga terjadi pada direksi. Redaksi tetap memiliki keputusan tersediri dalam memutuskan rapat. Andai direksi ingin mengajukan tema, tetap
harus masuk dalam rapat tersebut. Data yang lengkap dan menarik dapat naik menjadi berita.
“Direksi dalam istilah pengelola perusahaan ada istilahnya firewall atau garis api. Jadi direksi tidak bisa intervensi ke redaksi. Redaksi itu
berdiri sendiri yang keputusannya ada di dalam rapat. Direksi ini sebatas hanya memberi usulan. Misalnya ikut rapat dan mengajukan tema. Jika
memang tidak menarik, ya kita tolak. Kalau menarik, didalemin. Kita lanjutkan. Semua usulan itu ya satu, harus diajukan ke rapat.
”
48
Saat sudah menentukan apa yang akan menjadi berita, para wartawan mengejar narasumber sesuai dengan tugasnya. Hasil wawancara tersebut
kemudian ditranskrip dan ditulis. Setelah selesai, tulisan tersebut dikirim ke redaktur. Hasil semua tulisan yang sudah diterima redaktur, diolah kembali
menjadi berita utuh yang siap terbit. Berita yang harus segera terbit, masuk ke tempo.co
. berita yang agak mendalam disimpan untuk Koran Tempo dan yang lebih dalam diberikan pada majalah Tempo.
47
Wawancara pribadi dengan Elik Susanto.
48
Wawancara pribadi dengan Elik Susanto.