bisa menjadi pencemaran nama baik,’ ujar dia. Adapun Sumaryoto membenarkan sempat menanyakan ‘jatah’ itu. Tapi, dia menegaskan, ‘Saya bukan menagih.’”
8
Meski pada judul dituliskan “Dahlan Mengaku Hendak Disingkirkan,”
Latar informasi yang ceritakan wartawan pada tulisan ini lebih pada pembantahan pernyataan dari Dahlan. Pada penutup berita dijelaskan pengangkatan dan
pemberhentian seorang menteri itu ada pada kekuasaan presiden.
b. Skrip
Berita ini menggunakan lead apa. Apa yang dilakukan pejabat di kabinet setelah Dahlan secara berani mengungkapan orang yang sukan memalak BUMN.
Hampir semua unsur berita ada pada awal paragraf. Siapa yang ingin menyingkirkan Dahlan, Bagaimana mereka melakukan itu, di mana peristiwa
terjadi, dan kapan Dahlan berbicara. “Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menuding ada
pejabat di kabinet yang menginginkan dia dicopot dari jabatan menteri. ‘Memang ada pihak yang mengusulkan saya diberhentikan dari kabinet,’
ujar Dahlan, menjawab pertanyaan wartawan, di Gedung Pertamina kemarin.
”
9
Berita ini ada lima narasumber yang diwawancara wartawan Koran Tempo.
Dahlan Iskan masih pada pemeran utama dan diletakkan pada awal tulisan. Narasumber kedua adalah salah satu orang yang disebut peminta jatah,
yaitu anggota Komisi BUMN, Idris Laena, dari Partai Golkar. Narasumber ketiga
adalah anggota Komisi BUMN, Idris Laena, dari Partai Golkar. Narasumber keempat adalah peneliti ICW, Ade Irawan. Terakhir Wakil Ketua Komisi
Keuangan DPR, Harry Azhar Aziz.
8
Dahlan Mengaku Hendak Disingkirkan, Koran Tempo, 8 Oktober 2012, h. A4.
9
Dahlan Mengaku Hendak Disingkirkan, Koran Tempo, 8 Oktober 2012, h. A4.
Penulis dalam mengisahkan tulisan ini memiliki dua angle yang saling berhubungan. Setengah tulisan itu menjelaskan beberapa pihak yang hendak
menyingkirkan Dahlan Iskan dan mengingatkan pembaca bahwa Dahlan sempat bersiteru pula dengan pejabat lain.
Setengah berita selanjutnya merupakan pendapat beberapa orang yang mendukung Dahlan dengan menyanggah isu pemberhentian Dahlan Iskan. Selain
itu juga dijelaskan bahwa anggota DPR tidak berhak memberhentikan seorang menteri.
“Dihubungi terpisah, Indonesia Corruption Watch meminta Dahlan tak menghiraukan isu pendepakan dirinya dari kabinet. ‘Pengangkatan dan pemecatan
menteri itu hak prerogatif presiden,’ kata peneliti ICW, Ade Irawan, kemarin.”
10
c. Tematik
Kasus ini memiliki tiga tema. Kasus pertama berkaitan dengan judul yang menjelaskan pihak lain yang menginginkan Dahlan Iskan untuk dicopot dari
menteri. Akan tetapi pada tulisan tersebut tidak dijelaskan siapa yang menginginkan Dahlan Iskan untuk turun jabatan.
“Namun Dahlan menolak menguraikan dan menjelaskan lebih jauh lontaran ini. Dia pun enggan
menanggapi pertanyaan mengapa pejabat itu hendak menyingkirkannya. Bekas Direktur Utama PLN itu hanya berujar,
‘Saya tahulah.’”
11
Kasus kedua adalah pengulangan dari tema utama saat Dahlan Iskan akan mengunggkap anggota DPR yang suka meminta jatah dari BUMN. Tapi
pernyataan tersebut dibantah langsung oleh anggota Komisi Keuangan, Sumaryoto yang disebut Dahlan. Dia membenarkan bahwa sempat menanyakan
jatah, tapi dia tidak menagih. “Idris dan Sumaryoto membantah tuduhan itu. Idris
10
Dahlan Mengaku Hendak Disingkirkan, Koran Tempo, 8 Oktober 2012, h. A4.
11
Dahlan Mengaku Hendak Disingkirkan, Koran Tempo, 8 Oktober 2012, h. A4.