Dahlan saat dia melihat jalan tol yang macet panjang. Dahlan sempat turun ke jalan dengan menggratiskan pengguna mobil agar kemacetan cepat terurai.
Setelah itu Dahlan berjanji akan mengevaluasi Jasa Marga. Pemberitaan Dahlan Iskan terus melonjak naik saat dia berbincang dengan
rakyat kecil dan ikut hidup bersama mereka. Dahlan bahkan sempat menginap di rumah seorang petani di daerah Sragen dan membantu sang pemilih rumah untuk
berkebun dan melihat apa yang dia punya. Pada kesempatan terakhir Dahlan berkata bahwa dia belajar banyak dengan pemilik rumah tersebut dan merasa
seperti sedang sekolah tentang hidup. Di daerah yang sama, pada 29 Maret 2012 Antara News memberitakan
Dahlan Iskan yang menginap dengan beralaskan tikar. Meski pemilik rumah sudah menyediakan kasur untuk Dahlan tidur, Dahlan menolak untuk tidur dengan
alas yang empuk.
53
Berita itu sangat jelas menggambarkan sosok Dahlan Iskan yang merakyat. Dia bahkan tidak sungkan makan makanan seadanya yang disediakan pemilik
rumah. Beberapa media yang memberitakan Dahlan Iskan selalu menggambarkan rupanya yang selalu memakai kemeja putih panjang yang lengannya digulung
dengan memakai sepatu kets. Selain penampilannya yang sederhana, pakaian dan aksesorisnya buatan
Indonesia dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu, Dahlan kadang disebut sebagai orang yang cocok jika menjadi presiden selanjutnya.
Selain Dahlan Iskan, sebenarnya masih banyak tokoh lain yang memiliki kinerja yang lebih baik darinya. majalah Tempo pada edisi khusus tahun 2012
53
Royke Sinaga, Tatkala Dahlan Iskan Beralaskan Tikar di Rumah Petani, artikel diakses pada 29 September 2013 dari http:www.antaranews.comberita303792tatkala-dahlan-
iskan-beralaskan-tikar-di-rumah-petani.
pernah mengangkat tentang bupati yang memiliki kinerja baik. Mereka dijadikan tokoh tahun itu oleh majalah Tempo.
Meski begitu, Dahlan Iskan tidak dijadikan tokoh pada terbitan itu. Masuk nominasi saat rapat redaksi pun tidak. Pemilihan tokoh tersebut didapat
berdasarkan survei yang ada, kinerja mereka, program yang mereka lakukan, dan masih banyak lagi kriteria lainnya.
Dalam pemberitaan sehari-hari, tokoh versi majalah Tempo tersebut tetap masih kalah saing pemberitaannya dengan Dahlan Iskan. Bukan hanya Tempo saja
yang sering memberitakan tentang Dahlan Iskan, media massa lain pun ikut menghujani pemberitaan yang berhubungan dengan Dahlan.
“Salah satu kekurangannya Dahlan Iskan adalah saat dia maju menjadi capres melalui konvensi demokrat. Ya hak dia lah. Kita tidak bisa
menghalang-menghalangi. Tapi akhirnya publik menilai, ‘Oh ternyata ia
seperti itu karena ingin menjadi calon presiden. ’ Itu kan penilaian ya. Tapi
kan hak sepenuhnya ada di Dahlan dan itu boleh-boleh saja. Nanti tinggal lihat saja di pemilu
.”
54
B. Analisis relasi bahasa, kuasa, dan ideologi media isu kasus korupsi Dahlan
Iskan melawan anggota DPR 1.
Komodifikasi
Kasus Dahlan Iskan melawan anggota DPR menjadi perbincangan karena secara berani Dahlan Iskan akan membongkar dan memberi tahu kepada publik
siapa saja anggota DPR yang suka memeras BUMN. Alasan pemerasan yang dilakukan pun beragam. Mereka memanfaatkan jabatannya untuk mengeruk
kekayaannya sendiri.
54
Wawancara pribadi dengan Elik Susanto.
Komodifikasi menurut Vincent Mosco adalah perubahan bentuk nilai guna menjadi nilai tukar.
55
Pada konteks ini, Koran Tempo menjadikan kasus Dahlan Iskan melawan DPR sebagai berita lalu diberikan kepada masyarakat yang
menjadi nilai tukar. Masyarakat merupakan objek utama Koran Tempo untuk komodifikasi ini.
Publik yang menjadi tujuan utama diberikan konten yang menarik sehingga mereka penasaran untuk menikmat produk tersebut. Pemberitaan yang
menarik untuk pembaca seperti ini adalah produk utama media massa.
56
Ketokohan Dahlan Iskan yang menarik di mata masyarakat dijadikan Koran Tempo
untuk menarik pembaca Walaupun kasus ini belum tuntas hingga sekarang, Koran Tempo
mengganggap peristiwa ini sangat penting bagi publik. Masyarakat harus tahu kronologi ceritanya hingga siapa saja pelakunya. Oleh sebab itu Koran Tempo
selama sebulan gencar memberitakan kasus ini. “Kan belum terbukti. Itu kan baru omongan Dahlan yang direspon
oleh DPR. Sebenarnya hanya perang mulut saja. Pertama nilai berita itu kurang karena belum ditetapkannya tersangka, terpidana dan yang lainnya.
Jadi cuma perang mulut saja. Jangan-jangan cuma pencitraan Dahlan yang ingin menjadi presiden itu. Ini menjadi rumit saat dia punya gebrakan di
BUMN lalu maju sebagai calon presiden.
”
57
Meski hanya perang mulut dan menduga bahwa apa yang dilakukan
Dahlan Iskan hanya pencitraan saja, Koran Tempo tetap menganggap berita ini penting dan harus diberitakan agar masyarakat terbuka pikirannya mengenai
pemalakan yang dilakukan oleh anggota DPR.
55
Vincent Mosco, The Political of Communication London: SAGE Publication Ltd, 1996, h. 141.
56
Vincent Mosco, The Political of Communication, h. 148.
57
Wawancara pribadi dengan Elik Susanto.
Dari segi tulisan, kasus ini menjadi sumber utama Tempo dalam mengubah peristiwa menjadi penghasilannya. Kerja utama sebuah media adalah
mencari berita. Jika berita menarik dan unik, banyak masyarakat yang akan penasaran untuk membacanya. Semakin banyak yang menikmati, semakin besar
pula keuntungan yang dimiliki sebuah media, salah satunya Koran Tempo. Semakin banyak publik yang membaca berita Koran Tempo, maka
semakin banyak perusahaan tertarik mengiklankan barangnya ke media itu. Koran Tempo
melihat kasus ini layak untuk dijadikan sebagai berita karena masyarakat ingin mengetahui kelanjutan dari perang antara badan eksekutif dengan legislatif.
Saat ruang redaksi juga terjadi perdebatan antara orang yang setuju dengan yang tidak mengenai kasus ini. Bagi yang setuju, mereka memiliki data dan
sumber yang terpercaya. Orang yang tidak setuju mengatakan bahwa data yang dimiliki sudah lama dan menduga lontaran yang diucapkan Dahlan Iskan hanya
pencitraan saja. “Pertama karena yang bicara ini adalah tokoh dan menteri BUMN
tentang perusahaan dia yang diduga, karena dia ngomongnya diduga oleh sejumlah anggota DPR. Saat Dahlan ngomong seperti itu, banyak anggota DPR
yang dijerat KPK, seperti kasus hambalang, cek pelawat, ” jelas Elik.
58
Setelah perundingan yang panjang, akhirnya Koran Tempo sepakat untuk menelusuri lebih jauh mengenai kasus ini dan diterbitkan selama sebulan. Selain
dari kasus yang menarik, pembaca juga perlu tahu seperti apa kelanjutan dari masalah ini. Bagaimanapun juga publik adalah pembaca setia dan konsumen dari
Koran Tempo .
58
Wawancara pribadi dengan Elik Susanto.
Sosok Dahlan Iskan yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN dan memiliki pandangan baik untuk masyarakat juga menjadi kelayakan berita Koran
Tempo . Publik selama ini menganggap Dahlan Iskan orang yang dapat dipercaya
melihat dengan kinerjanya selama ini. Dia juga sering terjun langsung ke masyarakat melihat kondisi sebenarnya. Bahkan dia tak sungkan-sungkan tidur
beralaskan tikar dengan nyenyak tanpa disuguhi fasilitas mewah. Masyarakat juga senang dengan apa yang sudah dilakukan Dahlah Iskan.
Beberapa survei yang ada, menyebutkan bahwa Dahlan layak menjadi presiden alternatif dari calon presiden yang sudah diusung beberapa partai selanjutnya
menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono. Dahlan Iskan pun dimanfaatkan sebagai nilai jual dalam berita Koran
Tempo. Publik percaya bahwa Dahlan adalah orang baik dilihat dengan kinerjanya
sebagai Menteri BUMN yang bagus.
2. Spasialisasi
Proses teknologi dan komunikasi adalah keutamaan dari spasialisasi. Spasialisasi merupakan bagian dari industri komunikasi.
59
Maksudnya adalah pemanfaatan ruang yang ada seperti dalam media massa adalah fokus utama dari
spasialisasi. Koran Tempo menggunakan keuntungannya dalam penyebaran informasi untuk memengaruhi publik dan menyebarkan ideologinya lewat tulisan
yang disebar kepada masyarakat. Koran Tempo
memanfaatkan fungsi media massa sebagai penyebar informasi untuk membela Dahlan Iskan dan membuat DPR semakin buruk di
mata masyarakat. Salah satu judul Dahlan Mengaku Hendak Disingkirkan
59
Vincent Mosco, The Political of Communication, h. 173.
menegaskan bahwa pertikaian Dahlan Iskan dengan anggota DPR semakin meruncing. Perseteruan ini hingga melibatkan jabatan yang dimiliki Dahlan meski
Koran Tempo tidak menyebutkan siapa orang yang menginginkan Dahlan turun
jabatan, walaupun wewenang pemberhentian menteri ada pada hak presiden. Terlihat bahwa anggota DPR yang disebut Dahlan pemalak tidak suka
dengan perbuatan Dahlan Iskan. Koran Tempo seakan memberi kesan kepada masyarakat bahwa tindakan anggota DPR semakin kotor dan Dahlan digambarkan
orang baik yang memiliki banyak musuh. “Namun Dahlan menolak menguraikan
dan menjelaskan lebih jauh lontaran ini. Dia pun enggan menanggapi pertanyaan mengapa pejabat itu hendak menyingkirkannya. Bekas Direktur Utama PLN itu
hanya berujar, ‘Saya tahulah.’”
60
Meski anggota DPR ada yang geram dengan tindakan yang kata mereka mencemarkan nama baik, tapi ada pula yang mendukung perbuatan Dahlan Iskan.
Wakil Ketua Komisi Keuangan DPR, Harry Azhar Aziz menginginkan agar Dahlan segera membongkar kasus pemalakan tersebut. Hal tersebut supaya
masalah yang terjadi cepat selesai. Anggota Komisi Perdagangan, Perindustrian, dan BUMN Dewan
Perwakilan Rakyat, Mohamad Sohibul Iman mendukung Dahlan dengan meminta dia untuk menjelaskan inefisiensi yang dilakukan PLN agar masyarakat
mengetahui penyebabnya. Sohibul menjelaskan bahwa kerugian yang dilakukan PLN bukan sepenuhnya salah Dahlan.
“Sohibul mengakui PLN memiliki dua fungsi sekaligus, yakni sebagai pelaksana kebijakan energi nasional dan sebagai perusahaan milik
60
Dahlan Mengaku Hendak Disingkirkan, Koran Tempo, 8 Oktober 2012, h. A4.
negara. Sebagai pelaksana kebijakan, PLN dinilai merupakan korban kebijakan energi secara umum. Tetapi sebagai perusahaan, PLN banyak
memiliki persoalan manajemen. ‘Ini juga harus diketahui publik,’ kata
dia. ”
61
Akhirnya Koran Tempo memberikan kesempatan bicara anggota DPR pada berita Politikus Isyaratkan Tuntut Menteri BUMN. Ruang bicara itu
diberikan setelah sebulan penuh mencecar mereka. Anggota DPR yang disebut sebagai pemalak, merasa gerah atas pencemaran nama baik yang dilakukan
Dahlan Iskan. Pembelaan yang dilakukan anggota DPR bertemu secara informal dengan
direktur perusahaan pelat merah adalah hal yang wajar. Wakil Ketua Komisi Keuangan DPR Harry Azhar mengatakan tidak ada yang salah dengan lobi
internal. Kalau memang ada pelanggaran, Harry meminta agar diperlihatkan bukti-buktinya.
Berita DPR Serang Balik Dahlan Iskan juga memberikan ruang anggota DPR atas perlakuan Dahlan Iskan. Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso
mendukung anggotanya yang menyerang balik Dahlan Iskan. Hal tersebut dilakukan agar Dahlan tidak berbuat semena-mena kepada DPR.
Serangan balik DPR adalah dengan melakukan somasi kepada Dahlan Iskan agar dia meminta maaf. Jika Dahlan tidak menggubris, maka Anggota DPR
yang melakukan serangan balik itu akan membawa kasus ini ke pengadilan. Idris Laena yang disebut Dahlan sebagai pemeras BUMN menyangkal bahwa dirinya
melakukan pemalakan.
61
Dahlan Beberkan Peminta Upeti BUMN, Koran Tempo, 1 November 2012, h. A2.
Sedangkan Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kesal dengan tuduhan Dahlan. Dia mengatakan bahwa anggotanya, Sumaryoto yang dituduh
memeras PT Merpati bukan menagih, tapi hanya menanyakan angka Rp 18 miliyar ke Merpati.
Saat menampilkan sosok Dahlan Iskan pun Koran Tempo membagi dalam dua jenis, Dahlan seorang pahlawan yang berani secara terang-terangan
membongkar kasus suap dan Dahlan yang tidak disenangi oleh anggota DPR karena ucapannya tanpa bukti dan mencoreng nama baik mereka.
Koran Tempo mencitrakan sosok Dahlan sebagai protagonis salah satunya
karena kedekatannya. Redaktur Pelaksana Tempo Rubrik Politik, Elik Susanto mengakui bahwa Dahlan adalah orang yang pintar, sukses dalam menjalankan
tugasnya. Dahlan juga pernah menjadi wartawan Tempo. Meski ada kedekatan seperti itu, tetap saja ada terjadi perbedaan pendapat
mengenai Dahlan Iskan. Dalam ruang redaksi tidak ada kedekatan dalam mengajukan sebuah berita. Asalkan ada data yang lengkap, kasus apapun layak
menjadi sebuah berita Koran Tempo. “Direksi dalam istilah pengelola perusahaan
ada istilahnya firewall atau garis api. Jadi direksi tidak bisa intervensi ke redaksi. Jika memang tidak menarik, ya kita tolak. Kalau menarik, didalemin. Kita
lanjutkan. Semua usulan itu ya satu, harus diajukan ke rapat. ”
62
Publik dalam kasus ini hanya berfungsi sebagai konsumen. Konsumen dalam arti hanya orang yang menerima hasil peliputan dan wawancara dalam
wartawan Koran Tempo. Mereka pasrah dengan apa yang disajikan Koran Tempo
62
Wawancara pribadi dengan Elik Susanto.