2 Wawancara mendalam. Teknik ini dilakukan sebagai metode pengumpulan
data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari narasumbernya.
13
Wawancara mendalam dinilai sebagai sebuah kolaborasi antara pewawancara dan partisipan. Para peneliti memilih wawancara mendalam
karena tertarik terhadap arah yang ingin ditentukan oleh rapat redaksi dalam wawancara. Wawancara mendalam dapat dilakukan melalui
internet. Tapi teknik ini masih sangat baru dan banyak orang masih menyukai wawancara langsung.
14
Dalam hal ini, wawancara dilakukan kepada orang yang berkepentingan dalam penelitian, yaitu Redaktur
Pelaksana Koran Tempo. 3
Analisis praktik sosial budaya. Teknik ini dilakukan dengan mencari data berupa arsip, tulisan, dan mengutip pernyataan ahli-ahli yang relevan
dengan judul penelitian ini.
5. Teknik Analisis Data
Data yang sudah terkumpul, kemudian dianalisis sesuai dengan metode Analisis Wacana Kritis yang dikemukakan oleh Norman Fairclough. Fairclough
menganalisis wacana menjadi tiga dimensi: analisis teks, praktik wacana, dan analisis sosial budaya.
a Analisis teks, Fairclough juga meneliti apakah kalimat yang ada memiliki
kesinambungan dengan kalimat sebelum dan sesudahnya dan kalimat antarkata tersebut memiliki sebuah pengertian yang dapat dipahami.
13
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya
Bandung: Rosdakarya, 2006, h. 35.
14
Richard West dan Lynn H Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3 Analisis dan Aplikasi.
penerjemah Maria Natalia Jakarta: Salemba Humanika, 2008, h. 83.
Kalimat-kalimat yang ada akan dianalisis menggunakan teori analisis framing metode Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
b Praktik wacana merupakan proses di mana sebuah teks berita itu
dihasilkan. Analisis pada level ini yaitu dengan memahami wawancara mendalam pada awak redaksi. Kemudian mengamati proses produksi dan
konsumsi teks dengan menggunakan perspektif ekonomi politik Vincent Mosco.
c Analisis sosial budaya. Peneliti melakukan analisis praktik wacana sosial
budaya dengan asumsi konteks sosial budaya yang ikut serta memengaruhi wacana yang menarik bagi media, misalnya ideologi dan kepentingan yang
dominan di masyarakat.
6. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dilakukan kepada Koran Tempo yang bertempat di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan dan objek penelitiannya adalah pemberitaan
Dahlan Iskan melawan anggota DPR dari tanggal 30 Oktober hingga 14 November 2012.
7. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini penulis lakukan sejak bulan Februari atau sejak dimulainya proposal dilakukan hingga Desember 2013 atau sampai penelitian ini diselesaikan.
Tempat penelitian dilakukan di kantor Koran Tempo dengan meminta data dan wawancara kepada orang yang memiliki wewenang terhadap pemberitaan Dahlan
Iskan melawan DPR terbit. Perpustakaan di Jakarta dan sekitarnya pun menjadi tempat mencari referensi penelitian.