II.4 Teori Adopsi Difusi Inovasi
II.4.1 Pengertian Adopsi Difusi Inovasi
Proses adopsi merupakan proses-proses yang terjadi sejak pertama kali seseorang mendengar hal yang baru sampai orang tersebut mengadopsi
menerima, menerapkan, menggunakan hal yang baru tersebut. Adopsi adalah suatu keputusan untuk memamfaatkan sepenuhnya suatu
ide baru inovasi dimana keputusan ini merupakan jalan terbaik darin tindakan tindakannya.
Kategori adopters yang mengadopsi suatu inovasi adalah klasifikasi anggota sistem sosial berdasarkan innovativeness yang didasari juga oleh waktu
relatif yang dibutuhkan untuk mengadopsi suatu inovasi. Difusi adalah suatu jenis khusus komunikasi yang berkaitan dengan
penyebaran pesan-pesan sebagai ide baru Effendy: 2003:284.
Inovasi adalah suatu ide, karya, atau objek yang dianggap baru oleh seseorang. Ciri-ciri inovasi yang dirasakan para anggota suatu system social
menentukan tingkat adopsi: 1 relative advantage keuntungan relatif, 2 compatibility kesesuaian, 3 complexity kerumitan, 4 trialability
kemungkinan dicoba, 5 observability kemungkinan diamati Ardianto, 2004:63
II.4.2 Unsur-Unsur Difusi Inovasi
Unsur-unsur difusi ide Effendy 2003:284 adalah: 5.
Inovasi 6.
Yang dikomunikasikan melalui saluran tertentu
Universitas Sumatera Utara
7. Dalam jangka waktu tertentu
8. Di antara anggota suatu sistem social
II.4.3 Atribut Adopsi Difusi Inovasi
Dalam pandangan masyarakat yang menjadi klien dalam penyebarserapan inovasi, ada lima atribut yang menandai setiap gagasan atau cara-cara baru yang
dimaksud, yaitu Nasution, 1996: 112: 1
Keuntungan-keuntungan relative relative advantages; yaitu apakah cara- cara atau gagasan baru ini memeberikan sesuatu keuntungan relative bagi
mereka yang kelak menerimanya. 2
Keserasian compatibility; yaitu apakah inovasi yang hendak didifusikan itu serasi dengan nilai-nilai, sistem kepercayaan, gagasan yang lebih
dahulu diperkenalkan sebelumnya, kebutuhan selera, adat-istiadat, dan sebagainya dari masyarakat yang bersangkutan.
3 Kerumitan complexity; yakni apakah inovasi tersebut dirasakan rumit.
Pada umumnya masyarakat tidak atau kurang berminat pada hal-hal yang rumit, sebab selain sukar untuk dipahami, juga cenderung dirasakan
merupakan tambahan beban yang baru. 4
Dapat dicobakan trialability; yaitu bahwa suatu inovasi akan lebih cepat diterima, bila dapat dicobakan dulu dalam ukuran sebelum orang terlanjur
menerimanya secara menyeluruh. Ini adalah cerminan prinsip manusia yang selalu ingin menghindari suatu resiko yang besar dari perbuatnnya
sebelumnya “nasi menjadi bubur”.
Universitas Sumatera Utara
5 Dapat dilihat observability; jika suatu inovasi dapat disaksikan dengan
mata, dapat terlihat langsung hasilnya, maka orang akan lebih mudah untuk memepertimbangkan untuk menerimanya, ketimbang bila inovasi
itu berupa sesuatu yang abstrak, yang hanya dapat diwujudkan dalam fikiran, atau hanya dapat dibayangkan.
II.4.4 Tahap-Tahap Penerima Inovasi