Variabel Operasional Defenisi Operasional

I.7 Model Teoritis

Model teoritis merupakan paradigma yang mentransformasikan permasalahan-permasalahan terkait antara satu dengan lainya. Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep, dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut: Gambar 1 Model Teoritis

I.8 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka dapat dibuat operasional variabel untuk membentuk kesatuan dan kesesuain dalam penelitian. Adapun operasionalisasi variabel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Variabel Bebas X Sosialisasi Konversi Minyak Tanah ke LPG Variabel Terikat Y Perubahan Keputusan Penggunaan Bahan Bakar Variabel AntisedenZ Karakteristik Responden Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Variabel Operasional Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas X Sosialisasi Konversi Minyak Tanah ke LPG a. Komunikator  source credibility • sifat bisa dipercayai si pengirim sebagai sumber informasi • intensi • sikap hangat dan bersahabat • predikat komunikator • latar belakang • sikap dinamis  source attractiveness • kecakapan b. Jenis pesan 2. Verbal  Menarik  Jelas dan ringkas  Lengkap dan mudah dipahami  Redundansi  Arti denotatif dan konotatif 3. Nonverbal  Kinesik • Penampilan fisik • Sikap tubuh dan cara berjalan • Ekspresi wajah • Kontak mata  Proksemik • jarak  Paralinguistik • Intonasi dan kecepatan berbicara c. Saluran  Alat peraga d. Proses komunikasi  Opening  Feedforward  Business  Feedback  Closing e. Waktu dalam berkomunikasi f. Suasana berkomunikasi Universitas Sumatera Utara g. Jumlah peserta Variabel Terikat Y Perubahan Keputusan Penggunaan Bahan Bakar a. Kesadaran b. Bujukanpersuasi  Relative advantage keuntungan relatif  Compatibility kesesuaian  Complexity kerumitan  Trialability kemungkina dicoba  Observability kemungkinan diamati c. Putusan d. Implementasi e. Pemastian Variabel Antara Z Karakteristik Responden a. Pendapatan b. Usia c. Pendidikan Terakhir d. Pekerjaan

I.9 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama Singarimbun, 1995: 46. Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Bebas Sosialisasi Konversi Minyak Tanah ke LPG a. Komunikator, yaitu seseorang yang menyampaikan pesan kepada komunikan, dalam hal ini adalah konsultan yang diunjuk oleh Pertamina..  source credibility, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh komunikator sehingga meningkatkan kepercayaan komunikan ibu-ibu rumah tangga kepada komunikator konsultan. Universitas Sumatera Utara • sifat bisa dipercayai si pengirim sebagai sumber informasi yaitu tabiat yang dimiliki oleh konsultan untuk berbicara jujur kepada ibu- ibu rumah tangga. • Intensi yaitu kehebatan konsultan dalam menyampaikan maksudtujuan dari program konversi minyak tanah ke LPG. • sikap hangat dan bersahabat, yaitu keadaan tidak kaku dan akrab yang diciptakan oleh konsultan ketika menyampaikan sosialisasi kepada ibu-ibu rumah tangga . • predikat komunikator, yaitu gelar atau cap yang dimiliki oleh konsultan di mata masyarakat ibu-ibu rumah tangga • latar belakang, yaitu asal-usul konsultan baik itu pendidikan atau keahlian menyangkut pesan yang akan disampaikan mengenai konversi minyak tanah ke gas. • sikap dinamis yaitu kemampuan komunikator dalam menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan ketika sosialisasi.  source attractiveness, yaitu daya tarik yang dimiliki komunikator. • kecakapan, yaitu kepandaian komunikator dalam mensosialisasikan konversi minyak tanah ke gas dengan baik. b. Jenis pesan III.฀.฀ Verbal, merupakan jenis pesan dalam bentuk tulisan dan lisan.  Menarik, yaitu isi pesan mengenai program konversi minyak tanah ke gas dikemas dengan baik oleh konsultan agar pesan tidak membosankan. Universitas Sumatera Utara  Jelas dan ringkas, yaitu isi pesan mengenai program konversi minyak tanah ke gas terang dan tidak bertele-tele.  Lengkap dan mudah dipahami, yaitu isi pesan mengenai program konversi minyak tanah ke gas tidak kurangtepat sehingga mudah untuk dimengerti.  Redundansi, yaitu pesan yang disampaikan dilakukan secara pengulangan oleh konsultan.  Arti denotatif dan konotatif yaitu pesan mengenai konversi minyak tanah ke gas memiliki makan Denotasi dimana pesan tersebut yang disampaikan memiliki makna sebenarnya, dan konotasi merupakan pesan yang disampaikan memiliki makna ganda. 2. Nonverbal  Kinesik • Penampilan fisik, yaitu kemampuan konsultan dalam menampilkan diri seperti cara berpakaian yang baik dan rapi. • Sikap tubuh dan cara berjalan, yaitu gerak tekstur tubuh konsultan ketika mensosialisasikan program konversi minyak tanah ke gas sesuai dengan pesan verbal. • Ekspresi wajah, yaitu mimik mukapengungkapan wajah konsultan ketika sosialisasi. • Kontak mata, yaitu pandangan fokus konsultan kepada ibu-ibu rumah tangga ketika sosialisasi.  Proksemik Universitas Sumatera Utara • Jarak, yaitu ruangsela antara konsultan dengan ibu-ibu rumah tangga.  Paralinguistik • Intonasi dan kecepatan berbicara yaitu ketepatan tinggi rendahnya nada dan gaya berbicara konsultan ketika sosialisasi. c. Saluran, alat peraga yang digunakan konsultan ketika melakukan sosialisasi. d. Proses komunikasi, yaitu proses yang dimaksudkan merupakan tahapan-tahapan ketika mensosialisasikan konversi minyak tanah ke gas.  Opening, yaitu tahap pembuka sebelum konsultan menyampaikan isi mengenai konversi minyak tanah ke gas.  Feedforward, tahap basa-basi sebelum konsultan menyampaikan isi mengenai konversi minyak tanah ke gas.  Business, tahap intimateri pesan dimana konsultan menyampaikan materi pesan mengenai konversi minyak tanah ke gas.  Feedback, tahap respontanggapan yang diberikan oleh ibu-ibu rumah tannga setelah menerima pesan konversi minyak tanah ke gas kepada konsultan.  Closing, tahap penutup setelah pesan konversi minyak tganah ke gas selesai disampaikan oleh konsultan kepada ibu-ibu rumah tangga. e. Waktu dalam Berkomunikasi Menggunakan waktu yang efektif, memanfaatkan waktu dengan tepat Universitas Sumatera Utara f. Suasana dalam berkomunikasi Keadaan sekitarlingkungan ketika sosialisasi dalam hal ini meliputi formal atau nonformal g. Jumlah peserta, yaitu banyak peserta ketika menerima program konversi minyak tanan ke gas. 2. Variabel Terikat Perubahan Keputusan Penggunaan Bahan Bakar a. Kesadaran yaitu hal yang dirasakandialami oleh ibu-ibu rumah tangga akan pentingnya program konversi minyak tanah ke gas LPG. b. Tahap Bujukanpersuasi yaitu tahap dimana ibu-ibu rumah tangga dirayu untuk mempertimbangkan, atau sedang membentuk sikap terhadap program konversi minyak tanah ke LPG yang telah diketahuinya tadi, apakah ia menyukainya atau tidak.  Relative advantage keuntungan relative, yaitu manfaat yang diperoleh ibu-ibu rumah tangga jika menerima program konversi minyak tanah ke gas.  Compatibility kesesuaian, yaitu sosialisasi konversi minyak tanah ke gas serasi dengan nilai-nilai, sistem kepercayaan, gagasan yang lebih dahulu diperkenalkan sebelumnya, kebutuhan selera, adat-istiadat, dan sebagainya dari ibu-ibu rumah tangga.  Complexity kerumitan, yaitu sosialisasi konversi minyak tanah ke gas dirasakan rumit. Pada umumnya masyarakat tidak atau kurang berminat pada hal-hal yang rumit, sebab selain sukar untuk dipahami, juga cenderung dirasakan merupakan tambahan beban yang baru. Universitas Sumatera Utara  Trialability kemungkina dicoba, yaitu bahwa program konversi minyak tanah ke gas akan lebih cepat diterima, bila dapat dicobakan dulu dalam ukuran sebelum orang terlanjur menerimanya secara menyeluruh. Ini adalah cerminan prinsip manusia yang selalu ingin menghindari suatu resiko yang besar dari perbuatannya sebelumnya “nasi menjadi bubur”.  Observability kemungkinan diamati, yaitu jika program konversi minyak tanah ke gas dapat disaksikan dengan mata, dapat terlihat langsung hasilnya, maka orang akan lebih mudah untuk mempertimbangkan untuk menerimanya, ketimbang bila inovasi itu berupa sesuatu yang abstrak, yang hanya dapat diwujudkan dalam fikiran, atau hanya dapat dibayangkan c. Tahap Putusan yaitu tahap dimana ibu rumah tangga membuat putusan apakah menerima atau menolak program konversi minyak tanah ke gas yang dimaksud. d. Tahap Implementasi yaitu tahap ibu rumah tangga melaksanakan keputusan yang telah dibuatnya mengenai konversi minyak tanah ke gas tersebut. e. Tahap pemastian yaitu tahap ibu rumah tangga memastikan atau mengkomunikasikan putusan yaitu menolak atau menerima yang telah diambilnya tersebut. 3. Variabel Antara Z Karakteristik Responden a. Pendapatan Jumlah penghasilan yang diterima ibu-ibu rumah tangga perbulan. Universitas Sumatera Utara b. Usia Tingkat umur ibu-ibu rumah tangga. c. Pendidikan Terakhir Jenjang sekolah terakhir ibu-ibu rumah tangga. d. Pekerjaan Kegiatan yang dilakukan ibu-ibu rumah tangga sehari-hari.

I.10 Hipotesa