Metode Pengadaan Majalah Ilmiah di Perpustakaan STAN

juga di peroleh tidak atas permintaan. Artinya perpustakaan tidak mengajukan, namun perpustakaan mendapatkannya. Hal yang harus di perhatikan bila perpustakaan tidak meminta berdasarkan teori ilmu perpustakaan adalah, pihak perpustakaan mengecek dan mencocokan dengan surat pengantar, pihak perpustakaan memilah mana bahan pustaka yang dibutuhkan dan menyisihkan bahan pustaka yang tidak digunakan, terakhir perpustakaan mengirim surat ucapan terima kasih. Yang dilakukan oleh perpustakaan dalam menerima hadiah tidak diminta diantaranya mencocokan kiriman dengan surat pengantar, menandatangani surat penerimaan, terakhir mendokumentasikan. Sedangkan ucapan terima kasih perpustakaan tidak mengirimkan. Satu hal bila dalam penerimaan tidak cocok dengan barang yang dikirim, maka akan sulit untuk melakukan tindakan, ketidak cocokanya, apakah jumlahnya kurang, rusak atau salah antara judul dengan surat pengantarnya. Oleh sebab itu perlu adanya kebijakan secara tertulis sebagai panduan. Majalah dibagi menjadi tiga klasifikasi diantaranya majalah ilmiah, majalah semi ilmiah dan majakah ilmiah populer: Majalah ilmiah yaitu majalah yang memuat hasil temuan- temuan penelitian, dengan bahasa yang digunakan, bahasa ilmiah, mengikuti kaidah yang berlaku dalam dunia akadmis. Bertujuan untuk masyarakatpeneliti yang memiliki disiplin ilmu yang sesuai. Majalah semi ilmiah yaitu majalah yang memperkenalkan hasil penelitian dari disiplin keilmuan tertentu dengan bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat ilmiahpeneiti berbagai disiplin ilmu, baik terkait ataupun diluar bidang tersebut. Majalah ilmiah populer yaitu majalah ilmiah yang dipublikasikan dengan bahasa ilmiah mudah dipahami. Orang-orang yang membaca tulisan tersebut dapat mengerti apa yang diuraikan. Bahasa tidak sulit, serta dapat dibaca oleh khalayak umum Adapun dari pendataan peneliti terlampir dibelakang, majalah ilmiahjurnal sebanyak empat belas judul dan sebanyak delapan puluh enam eksemplar. Adapun dari data yang di peroleh dari laporan penerimaan hadiahsumbangan yang dibuat oleh perpustakaan pada bulan Oktober, November dan Desember 2009, terbagi menjadi dua klasifikasi 1 Majalah ilmiahjurnal Infoartha Jurnal Informasi Keuangan dan Akuntansi, Dialog Jurnal Dialog Kebijakan Publik, PTIK Jurnal Studi Kepolisian. 2 Majalah ilmiah populer Bea Cukai Warta Bea Cukai, Media keuangan transparansi kebijakan fiskal, Komunika Depkominfo, Nuansa The Japan Foundation, Integrito Membangun Negeri Tanpa Korupsi, BPPK DEP KU Media Edukasi dan Informasi Keuangan. Dapat disimpulkan, koleksi majalalah ilmiah jurnal masih kurang, mengingat bahwa majalah ilmiah masih sedikit, dibandingkan dengan majalah ilmiah populer yang begitu banyak. a. Metode deposit Metode ini juga dilakukan oleh Perpustakaan STAN, sebagai upaya pelestarian keilmuan yang telah diterbitkan di lingkungan STAN. Pelestarian ini diwujudkan atas deposit yang diperoleh dari kelompok widyaiswara selaku para dosen dan para peneliti yang berhasil mempersembahkan hasil penelitian-penelitian yang diterbitkan. Disinilah pentingnya perpustakaan, mampu melestarikan setiap terbitan yang diperoleh dari hasil penelitian para dosen dan peneliti STAN, dari mulai terbit pertama kali, sampai terus-menerus perpustakaan wajib mendampingi sampai dimana terbitan tersebut eksis. Hal ini sangat tergantung, apakah kekonsistensian STAN pada perpustakaan terus ada sepanjang STAN memiliki penerbitan, dan setiap kali terbit majalah ilmiah yang bernama Infoartha itu diberikan pada Perpustakaan STAN. Lebih hebatnya lagi majalah-majalah yang sudah lama terbit, bisa didapat lagi. Oleh sebab itu kiranya sangat bagus, kegiatan depository dilakukan, mengingat bila suatu waktu para peneliti membutuhkan ulasan yang telah diterbitkan sebagai peer review, maka para peneliti bisa mencarinya koleksi-koleksi tersebut di perpustakaan. Jelas tidak ada aturan yang baku dalam kebijakan deposit yang sudah berjalan, jadi alur daripada deposit yang sudah berjalan setiap terbitan yang di terbitkan oleh STAN lalu didistribusikan pada lingkungan STAN termasuk perpustakaan, setelah diterima lalu didokumentasikan berdasarkan judul dsb.

3. Kendala Dalam Pengadaan

Kendala-kendala yang dihadapi Perpustakaan STAN dalam melakukan pengadaan majalah ilmiah diantaranya adalah; a. Tidak ada kebijakan tertulis tentang pengadaan di Perpustakaan STAN Kebijakan pengadaan tidak secara terlulis merupakan sebuah kendala, dampak yang nyata adalah tidak terarahnya pengadaan, tidak adanya pernyataan yang pasti siapa yang bertugas sebagai penyeleksi, jadi orang-orang yang bertanggung jawab tidak bisa diraba karena tidak adanya tata cara yang dapat dibuktikan melalui mekanisme secara tertulis. Sangat akan berdampak positif, bila ada kebijakan yang menjadi acuan, meski seringkali kebijakan itu terkadang dianggap berbelit, tidak mau repot, dan ingin saja simpel dan cepat;memang ada saja anggapan seperti itu, namun perlu diingat bahwa keberadaan lembaga perpustakaan bernaung pada lembaga STAN, STAN bernaung pada Kementerian Keuangan, Kementerian Keuangan berada dalam pemerintahan yang memang harus prosedural. Tapi mengapa perpustakaan tidak memiliki kebijakan yang menjadi bahan acuan secara tertulis. Ini merupakan sebuah kendala yang ada di Perpustakaan STAN. b. Perpustakaan tidak diberi wewenang dalam pembelian Kedala yang lain diantara yang telah diuraikan di atas, perpustakaan tidak diberi wewenang dalam pengadaan melalui pembelian. Jelas bahwa ini suatu masalah yang ada di perpustakaan. Sehingga dapat dipahamai, keberadaan perpustakaan tidak memiliki ruang gerak yang luas, sempit dan tidak bisa berkemang dengan cepat. Mengapa dikatakan sempit, dan sebagainya. Karena bagaiman mungkin perpustakaan bisa menyajikan koleksi yang berkwalitas sesuai permintaan dan kebutuhan baik permintaan langsung dari pengguna atapun perpustakaan melihat langsung fenomena apa yang harus dilakukan untuk mengadaan koleksi yang dibutuhkan dalam hal ini majalah Ilmiah, akantetapi ruang gerak untuk bisa memilih sesuai kebutuhan tidak dapat dilakukan. Tentu, dalam pengadaan bukan hanya melihat kebutuhan sekarang, akan tetapi melihat kebutuhan yang akan datang, peran perpustakaan sebaiknya bisa meramalkan bagaimana kebutuhan dan kegunaan majalah ilmiah yang akan diadakan saat ini atupun yang akan datang. Alangkah baiknya perpustakaan diberikan wewenang guna memperluas sayapnya supaya perpustakaan berkembang pesat.

B. Analisa Data

Proses kebijakan pengadaan majalah ilmiah baik tercetak ataupun elektonik di Perpustakaan Sekolah Tinggi Akuntasi Negara STAN, sesuai dengan pengamatan peneliti adalah: 1. Dalam pengadaan majalah ilmiah tidak ditemukan adanya kebijakan secara tertulis, baik kebijakan hadiahsumbangan, ataupun kebijakan deposit. 2. Majalah ilmiah elektonik dan cetak dengan metode hadiahsumbangan diperoleh dari STAN. Majalah elektonik tersebut berbasis offline. 3. Majalah ilmiah yang didapat dari hadiah atas permintaan adalah majalah- majalah yang dikirim dari Ditjen-Ditjen di lingkungan Kementerian Keuangan golongan eselon satu. Adapun Ditjen-Ditjen yang sering mengirim majalah ilmiah diantarnya, Kebendaharaan Negara, Kepabean dan Cukai dan Perpajakan. 4. Untuk majalah ilmiah yang diperoleh melalui metode deposit, yaitu majalah Infoartha yang diterbitkan dari STAN. Adapun team redaksi dari anggota widyaiswara dosen-dosen dari berbagai disiplin ilmu akuntan. Proses penerbitan setelah melalui pengeditan oleh team redaksi yang telah dinyatakaan selesai dalam pengeditan teks. Langkah selanjutnya diserahkan kepada Kasubbag Kepegawaian dan Peralatan untuk di cetak dan diedarkan di masing-masing lembaga serta instansi-instansi terkait 5. Untuk kendala dari tiga landasan diantaranyanya adalah: a. Kebijakan pengembangan koleksi tidak terdapat secara tertulis sehingga dalam pangadaan kurang maksimal, hal ini merupakan suatu kendala. b. Perpustakaan tidak diberi wewenang dalam pembelian, seharunya perpustakaan mendapatkan wewenang untuk dapat mengadakan majalah ilmiah dengan melalui pembelian, baik langsung ataupun tidak langsung 6. Ditemukan bahwa pengguna e-jurnal kebanyakaan para dosen, peneliti dan mahasiswa program diploma empat SI. Sedangkan mahasiswa program diploma tiga tidak ditemukan dalam penggunaan e-jurnal. 7. Koleksi majalah ilmiah baik tercetak maupun elektronik belum sesuai dengan Badan Standarisasi Nasional NO 82KEPBSN2009 Tentang Penetapan 4 empat Standard Perpustakaan.