Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

29

c. Strategi W–O . Melalu strategi ini perusahaan berusaha untuk

menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman ekternal. d . Strategi W–T. Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.

2.8. Matriks QSPM

Matriks QSPM merupakan alat yang digunakan untuk tahap keputusan mengenai strategi mana yang akan diambil. Matriks QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang dikenal sebelumnya David,2002:199. Matriks ini dibuat untuk memperoleh daftar prioritas dengan membuat peringkat strategi. Teknik ini secara jelas menunjukan strategi alternatif mana yang paling baik untuk dipilih. QSPM menggunakan input dari analisis pada tahap 1 dan hasil pencocokkan pada tahap 2 yang memberikan informasi untuk analisis selanjutnya melalui QSPM di tahap 3.

2.9. Penelitian Terdahulu

Penelitian tedahulu dalam hal strategi pemasaran yang digunakan sebagai rujukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Kaswid 2006 dengan judul : Analisis Strategi Pemasaran Pasar Ikan Higienis PIH Pejompongan Jakarta. Tujuan peneletian ini adalah merumuskan pernyataan visi dan misi PIH Pejompongan, mengidentifikasi faktor-faktor strategis baik internal dan eksternal, dan merumuskan alternatif dan prioritas strategi pemasaran bagi PIH 30 Pejompongan. Untuk menjawab tujuan tersebut digunakan analisis perumusan visi dan misi, analisis lingkungan perusahaan, analisis matriks IFE dan EFE, analisis matriks IE, analisis matriks SWOT, analisis matriks QSPM. Setelah dilakukan pelaksanaan perumusan visi dan misi, pernyataan visi yang direkomendasikan adalah”Menjadikan Pasar Ikan Higienis PIH Pejompongan sebagai pusat pemasaran hasil perikanan dengan standar sanitasi dan higienis dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa” Hasil analisis faktor strategis internal yang menjadi kekuatan utama adalah tempat yang nyaman, bersih dan higienis, kemudian produk berkualitas dan higienis serta lokasi yang strategis. Sedangkan faktor strategis internal yang menjadi kelemahan utama adalah daya tahan produk yang terbatas, dan pengunjung berkurang ketika beredar isu formalin. Faktor strategis eksternal yang menjadi peluang utama bagi PIH Pejompongan adalah potensi perikanan Indonesia sangat besar dan disusul dengan jumlah penduduk DKI Jakarta sebagai target pasar yang terus bertambah. Ancaman utama bagi PIH Pejompongan adalah isu penggunaan formalin dan persaingan dengan supermarket atau pasar swalayan. Analisis matriks IE menunjukkan PIH Pejompongan berada pada posisi internal dan eksternal yang sedang dengan nilai 2,924 dan 2,690 dan berada pada kuadran “V” sehingga strategi yang sesuai adalah Hold and Maintain. Setelah analisis SWOT , alternatif strategi yang dihasilkan adalah: 1. Strategi S-O : Melakukan penetrasi pasar dengan memantapkan pasar yang ada sekarang, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk serta pelayanan, mempertahankan dan mengembangkan adanya diferensiasi produk, menjalin 31 kerjasama dengan pelakubisnis bidang perikanan untuk memperluas dan mengembangkan pasar yang sudah ada. 2. Strategi W-O : Membina dan mempertahankan hubungan baik dengan supplier untuk menjaga ketersediaan supply produk, memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan secara berkesinambungan, meningkatkan kegiatan promosi secara berkesinambungan. 3. Strategi S-T : Mengembangkan teknologi baru untuk menjamin keamanan produk, mempertahankan dan meningkatkan produk olahan untuk mendukung produk utama, mempertahankan dan menjaga variasi dan kestabilan harga untuk menghadapi persaingan. 4. Strategi W-T : Membangun kerjasama dengan para pesaing untuk memperluas dan menangkap pasar baru, mengembangkan sertifikasi produk, membuat agreement dengan supplier untuk mendapatkan jaminan ketersediaan produk. Prioritas strategi pemasaran PIH Pejompongan dari 13 alternatif strategi hasil matriks SWOT yaitu: “Mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk serta pelayanan”.

2.10. Kerangka Pemikiran