De finisi Pene rje mahan

BAB II KAJ IAN TEORI DA N KERANGKA PIKIR

A. Kajian Te ori

Pada bab ini, penulis mendeskripsikan teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam melakukan penelitian ini serta kerangka pikir yang digunakan oleh peneliti. Teori-teori yang relevan dibagi dalam 4 sub teori yang masing- masing memiliki sub-sub teorinya sendiri-sendiri. Keempat sub teori tersebut adalah 1 penerjemahan, 2 makna dalam penerjemahan, 3 style dan 3 sla ng . Sub teori yang pertama meliputi a definisi penerjemahan, b proses penerjemahan, c metode penerjemahan, d teknik penerjemahan, dan e kualitas terjemahan. Sub teori yang kedua meliputi a definisi makna dalam penerjemahan, b jenis makna dalam penerjemahan, dan c kesepadanan makna dalam penerjemahan. P ada sub teori yang ketiga terdapat penjelasan mengenai makna style dan penggunaannya dalam gaya berbahasa. Dalam sub teori yang keempat diberikan penjelasan mengenai a definisi slan g, dan b tuturan slang sebagai ciri suatu budaya.

1. Pe ne rje mahan

a. De finisi Pene rje mahan

Menurut Larson dalam Simatupang, 2000, menerjemahkan pada dasarnya adalah mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lain. Dalam hal ini, ‘bentuk’ yang kita hadapi adalah bahasa, baik yang berwujud verbal ataupun non verbal. Fokus penelitian dalam tesis ini adalah mengkaji terjemahan tuturan slan g bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia. Definisi lain diungkapkan oleh Nida dan Taber dalam Widyamartaya, 1989, bahwa tra nslation co nsists in repro ducing in the receptor langu ag e the closest na tural eq uiva lent o f the so urce lang ua ge message, first in terms o f mean ing an d secon dly in terms of style. Dari definisi di atas terlihat bahwa dalam menerjemahkan suatu teks dari BSu ke BSa, masalah pilihan kata yang tepat dan sepadan menjadi hal pertama yang harus dihadapi seorang penerjemah sebelum mempermasalahkan bentuknya. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara Keraf, 2006: 87. Masalah ini pada umumnya dihadapi oleh seorang penulis ataupun pembicara dalam menghasilkan suatu teks. Namun, dalam suatu kasus penerjemahan, menjadi tugas penerjemah juga untuk menemukan pilihan kata yang tepat sehingga gagasan yang dimaksudkan oleh penulis ataupun pembicara bisa tepat dirasakan oleh pembaca ataupun pendengar teks terjemahan. Jika ada yang harus dipertahankan dalam menerjemahkan suatu bahasa ke dalam bahasa lain adalah makna atau pesan yang terkandung dalam bahasa tersebut. Hal ini selaras dengan pendapat Larson dalam Riazi, 2002 yang mengatakan bahwa “n aturally an d sup posedly, wh at ch ang es is the fo rm a nd the cod e an d wha t sho uld remain u ncha nged is the mean ing an d the messa ge”. Diperkuat oleh House 2001, “Translation is essentially an o pera tion in which th e mean in g of lingu istic un its is to b e kept eq uivalent a cross lang ua ges,”, dijelaskan bahwa makna yang terkandung dalam suatu bentuk yang diterjemahkan suatu unit linguistik harus diberikan secara ekuivalensepadan dalam setiap terjemahannya dalam bahasa apapun. Terkait dengan penjelasan mengenai ketepatan pilihan kata yang diterjemahkan di atas, Widyamartaya 1989 menambahkan bahwa ekuivalen haruslah natural wajar, sesuai dengan langgam atau idiom bahasa kita sendiri. Seperti halnya sebuah karya dari seorang penulis asli, sebuah novel terjemahan pun haruslah terasa wajar ketika dibaca oleh pembaca bahasa sasaran.

b. Pros es Penerje mahan