De finisi Sla ng

Fromkin, 2003, slang menimbulkan kasus tersendiri bagi penerjemah untuk mempunyai pemikiran secara kontemporer serta mampu merepresentasikannya secara praktis ketika menerjemahkan suatu istilah slang yang digunakan dalam komunikasi. Sebagai bahasa sasaran yang dipakai dalam pembahasan makalah ini, bahasa Indonesia juga mempunyai perbedaan penggunaan style tuturan. Seperti pada padanan makna yo u formal dan you informal menjadi Anda dan Kau Kamu. 4 . Sla ng

a. De finisi Sla ng

Menurut Kridalaksana 2008, slang merupakan ragam bahasa tak resmi yang dipakai oleh kaum remaja atau kelompok-kelompok sosial tertentu untuk komunikasi sebagai usaha supaya orang-orang kelompok lain tidak mengerti: berupa kosakata yang serba baru dan berubah-ubah. Dari definisi di atas, terlihat bahwa penggunaan slan g terbatas pada komunikasi dalam kelompok masyarakat tertentu. Jika suatu sla ng dari suatu kelompok digunakan untuk ataupun oleh kelompok lain dengan catatan bahwa kelompok tersebut tidak menanyakan ataupun mengetahui artinya, bisa dipastikan bahwa tidak akan terjadi komunikasi yang baik. Hal ini didukung dengan definisi dalam Duden-Oxford dalam Kusmaull, 1995 bahwa sla ng merupakan tuturan yang “especially colloqu ial a nd expressive; often used o nly by p articular grou ps”. Selain mendukung pernyataan bahwa penggunaan slang adalah terbatas pada komunikasi dalam kelompok tertentu, disebutkan pula bahwa slan g merupakan bahasa ‘tak resmi’ Kridalaksa na atau co llo qu ia l Duden-Oxford. Slan g dianggap sebagai bahasa ‘tak resmi’ karena penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari yang biasanya menghindari kesan formal untuk lebih mengungkapkan ekspresi penutur secara bebas expressive. Dengan kata lain, sla ng tidak bisa digunakan dalam setting formal, karena dalam situasi formal, seseorang hendaknya mengikuti suatu aturan-aturan tertentu. Definisi dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary of Current English 1963 mendukung pernyataan tersebut dengan menyebutkan bahwa slan g merupakan words, ph ra ses, meanin gs of words, etc. co mmo nly used in talk bu t n ot suitab le for go od writin g or forma l occasion s. Disebutkan pula bahwa penggunaan slan g terbatas pada tuturan dan tidak umum dalam bentuk tulisan. Hal ini sangat mungkin terjadi jika pernyataan ini bertolak pada definisi yang menyebutkan bahwa sla ng merupakan bahasa yang bersifat expressive dan co lloquial. Seseorang akan lebih mudah untuk mengekspresikan maksudnya secara bebas dalam bentuk langsung secara oral dan ekspresi penutur pun lebih bisa terungkapkan ketika masing-masing orang yang berkomunikasi bisa mendengar atau berhadapan secara langsung. Sedangkan dalam bentuk tulisan, hal tersebut akan lebih sukar untuk dilakukan. Definisi lain mengenai slang diungkapkan oleh Fromkin et.al 2003 bahwa slang merupakan Words an d phrases used in ca su al sp eech, often inven ted a nd spread b y close-k nit so cial or ag e grou ps, and fa st- ch ang ing . Fromkin menekankan bahwa tuturan sla ng mempunyai sifat yang cepat berubah-ubah. Faktor penggunaan bahasa yang bebas dalam setting informal lah yang memungkinkan hal ini terjadi. Sesuai dengan pengertian dari bahasa sebagai suatu budaya, tuturan slang merupakan hasil ciptaan manusia yang hidup dalam suatu budaya dan dalam perkembangannya manusia bisa mencipta, merubah, ataupun menggunakannya kembali dalam kehidupannya. Allan dan Burridge 2006 menyebutnya sebagai bahasa dalam bentuk contemp orary type. Istilah TV yang dulunya adalah slang sekarang merupakan kosakata umum yang dipakai untuk menyebut television . Perubahan ini bisa terjadi karena pada dasarnya sudah menjadi sifat dari bahasa sebagai media komunikasi adalah untuk menyampaikan pesan dari satu orang ke orang lain; masing- masing diharapkan untuk bisa saling mengerti maksud yang disampaikan. Hal ini didukung oleh Greenough et al dalam Moentaha, 2008 yang merumuskan slang sebagai a pecu lia r k in d o f vagabond langua ge, always han ging on th e o utskirts of legitimate speech b ut co ntinually straying a nd forcing its wa y into the mo st respectab le co mp any. Dari definisi-definisi slang di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa slan g mempunyai lima ciri khusus, yaitu 1 digunakan dalam percakapan, 2 bersifat informal, 3 bersifat temporal, 4 mengandung muatan ekspresif penutur, dan 5 berlaku dalam kelompok atau komunitas masyarakat tertentu. Berkaitan dengan karakteristik slan g yang mengandung muatan ekspresif penutur seperti yang disebutkan dalam definisi di atas, Partridge dalam Crystal, 1995 merumuskan bahwa ada 15 alasan yang digunakan oleh seseorang ketika menggunakan tuturan slang dalam speech act-nya. Kelimabelas alasan tersebut diuraikan sebagai berikut. 1 In sh eer hig h spirits, in playfulness or wa ggin ess. 2 As a n exercise either in wit and in genu ity o r in h umo ur. 3 To b e ‘different’, to b e n ovel 4 To b e picturesqu e 5 To escap e from clichés, or to be brief a nd con cise. 6 To enrich the lan gua ge 7 To len d an a ir of solidity, co ncreteness, to th e ab stract; of ea rthin ess to the id ea listic; o f immediacy a nd a pp ositeness to th e remote. 8 To lessen th e sting of, o r on th e o th er ha nd to g ive a dd ition al po in t to, a refusal, a rejectio n, a recan ta tio n. 9 To redu ce, p erha ps also to disperse, th e so lemn ity, the po mpo sity, the excessive serio usness of a conversa tio n. 10 To speak o r write do wn to a n inferior, or to amuse a sup erior pu blic; o r merely to b e on a colloq uial level with either o ne’s au dience or o ne’s subject matter. 11 For ea se of so cial intercou rse. 12 To induce eith er frien dliness or intimacy o f a deep o r a d urab le kind . 13 To b e ‘in a swim’ o r to estab lish con ta ct. 14 Hence, to sh ow or prove tha t someone is not ‘in th e swim’. 15 To b e secret-n ot un derstoo d by those aro und one Secara singkat, tuturan slan g merupakan bahasa informal yang mengandung makna tertentu yang seringkali lepas dari makna literalnya dan seringkali juga merupakan istilah yang sama sekali baru yang hanya berlaku dalam suatu komunitas tertentu yang masing-masing anggotanya memiliki sha red experience. Komunitas yang dimaksud bisa saja merupakan anggota suatu perkumpulan tertentu, para remaja pada kisaran usia tertentu, sesama murid sekolah di daerah tertentu, atau bahkan para professio na l crimina ls Allan dan Burridge, 2006 P enggunaan tuturan ini mencerminkan rasa solidaritas dalam suatu komunitas yang menggunakannnya. Perlu diketahui bahwa oleh karena sifatnya yang berubah-ubah, suatu tuturan slang pada suatu masa bisa saja menjadi bahasa standar yang digunakan bebas di semua lapisan masyarakat pada masa berikutnya, dan mungkin saja bisa kembali lagi menjadi tuturan sla ng . Sedangkan mengenai bentuk dari tuturan slan g sendiri bisa beragam mulai dari tataran kata scum, frasa head th e b all, ataupun kalimat He lost his b ottle

b. Tuturan Slang s ebagai Ciri Suatu Budaya