Outlook Energi Indonesia 2009 E-15
6. Gas Bumi
Cadangan terbukti gas Indonesia relatif kecil yakni sekitar 1,5 dari cadangan dunia. Produksi gas bumi selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan
domestik, juga sebagai komoditas ekspor. Gas bumi Indonesia diekpor dalam bentuk gas pipa, LNG dan LPG. LNG diproduksi dari Arun Aceh dan Bontang
Kalimantan Timur. Secara keseluruhan jumlah LNG yang diproduksi menurun karena menurunnya jumlah cadangan gas bumi untuk bahan baku kilang LNG.
LNG juga akan diproduksi dari Tangguh Papua, Donggi Sulawesi Tengah dan Masela Maluku. Dengan cadangan gas bumi Indonesia yang relatif kecil di
dunia, pada tahun 2007 Indonesia termasuk negara eksportir utama LNG di dunia dengan jumlah ekspor lebih dari 20 juta ton atau sekitar 12 dari
penyediaan gas dunia. Disamping itu, Indonesia juga mengekspor LPG dan gas melalui pipa. Pada tahun 2006 besarnya ekspor LPG sebesar 289,7 ribu ton
dan ekspor gas pipa sebesar 161 juta SCF.
Sesuai kasus dasar R30 atau skenario pertumbuhan PDB rendah dan harga minyak 30 barel, produksi gas bumi akan mencapai puncaknya pada tahun
2010. Selanjutnya, impor gas bumi akan mulai diperlukan mulai tahun 2020 untuk memenuhi kebutuhan gas bumi domestik, meskipun ekspor gas masih
dilakukan. Ekspor gas, baik berupa LNG maupun gas pipa biasa dilakukan dalam bentuk kontrak jangka panjang dan merupakan suatu kewajiban yang
harus dipenuhi hingga akhir masa kontraknya. Impor gas diperkirakan akan mulai diperlukan pada tahun 2020 sebesar 0,11 TCF. Jumlah impor gas
diperkirakan akan meningkat mencapai 0,29 TCF pada tahun 2025.
Sementara itu, ekspor gas diperkirakan akan mencapai puncaknya pada tahun 2010 sebesar 1,8 TCF dan selanjutnya menurun mencapai 0,57 TCF pada tahun
2025. Pada saat harga minyak mentah 30 barel, cadangan gas Natuna Timur dan gas yang diproduksi dari CBM belum layak dikembangkan sehingga belum
bisa dipakai untuk memasok kebutuhan gas dalam negeri. Gambar 11 menyajikan gambaran penyediaan gas bumi untuk kasus dasar R30 atau
skenario rendah dan harga minyak 30 barel.
Secara umum, perbedaan harga minyak bumi 30 barel dan 60 barel pada skenario yang sama tidak mempengaruhi jumlah produksi gas, tetapi
berpengaruh pada konsumsi dan impor gas. Pada kasus harga minyak bumi 30 barel, jumlah konsumsi dan impor gas lebih tinggi daripada kasus harga
minyak bumi 60 barel.
Gas bumi digunakan pada sektor industri, transportasi, rumah tangga, komersial, pembangkit listrik dan proses, dimana proses merupakan sektor
yang dominan dalam penggunaan gas bumi, diikuti oleh sektor industri dan pembangkit listrik. Gas bumi terutama digunakan sebagai bahan baku dalam
pembuatan LNG. Kebutuhan gas untuk LNG diprakirakan akan menurun karena terbatasnya cadangan gas yang merupakan bahan baku pembuatan LNG. Pada
sektor industri, gas bumi digunakan sebagai bahan bakar dan bahan baku. Sebagai bahan bakar, gas bumi merupakan bahan bakar untuk boiler dan
Outlook Energi Indonesia 2009
E-16
furnace pada berbagai jenis industri dan merupakan bahan bakar pengganti BBM yang diminati karena harganya yang lebih murah dan lebih bersih
sehingga kebutuhannya cenderung meningkat. Sebagai bahan baku, gas bumi digunakan pada industri kimia dan pupuk. Pada sektor pembangkit listrik, gas
bumi digunakan pada PLTG dan PLTGU, dimana PLTG digunakan untuk memenuhi beban puncak.
-3 -2
-1 1
2 3
2006 2010
2015 2020
2025
T C
F
Impor Produksi CBM
Ekspor Produksi Gas
Konsumsi
Gambar 11 Penyediaan gas bumi sesuai kasus dasar
Pemanfaatan gas bumi lebih bernilai ekonomis jika digunakan sebagai bahan baku dibandingkan dengan pemanfaatan sebagai bahan bakar. Pemanfaatan
gas bumi di masa mendatang untuk pembangkit listrik diperkirakan akan turun akibat keterbatasan pasokan. Dengan pertimbangan ini maka diasumsikan
tidak dilakukan penambahan kapasitas PLTGU.
Pada harga minyak mentah 60 barel, kebutuhan gas bumi cenderung lebih tinggi daripada kebutuhan gas bumi pada harga minyak mentah 30 barel.
Harga minyak mentah yang tinggi juga akan meningkatkan harga gas bumi. Meskipun demikian, peningkatan harga gas bumi tidaklah sebesar peningkatan
harga minyak bumi sehingga pada saat harga BBM tinggi, gas bumi merupakan suatu alternatif bahan bakar pengganti yang menarik. Gambar 12 menyajikan
prakiraan kebutuhan gas bumi untuk kedua skenario pertumbuhan PDB.
Pemanfaatan LPG akan banyak dilakukan di sektor rumah tangga diikuti sektor industri dan komersial. Kebutuhan LPG sesuai kasus dasar R30 diperkirakan
akan naik menjadi 5,6 juta ton pada tahun 2010 sejalan dengan program konversi minyak tanah ke LPG. Setelah itu pemanfaatan LPG akan melonjak
lebih dari dua kali mencapai sekitar 12,2 juta ton pada tahun 2025. Naiknya harga minyak menjadikan pemakaian LPG cenderung turun seiring dengan
naiknya harga gas. Dengan naiknya pertumbuhan PDB maka kebutuhan LPG akan meningkat sejalan dengan naiknya permintaan energi. Gambar 13
menunjukkan prakiraan kebutuhan LPG di masa mendatang dan pangsa sektor pemanfaatannya pada tahun 2025.
Outlook Energi Indonesia 2009 E-17
400 800
1200 1600
2000 2400
2800 3200
30 60
30 60
30 60
30 60
30 60
30 60
30 60
30 60
2006 2010
2015 2020
2025 2010
2015 2020
2025
B C
F
LNG Proses
Pembangkit Komersial
Rumah Tangga Transportasi
Industri
Historikal Pertumbuhan
PDB Rendah Pertumbuhan
PDB Tinggi
Gambar 12 Perbandingan kebutuhan gas bumi sesuai skenario rendah dan skenario tinggi
4 8
12 16
20
2006 2007
2008 2009
2010 2015
2020 2025
J u
ta to
n
Kasus T60 Kasus T30
Kasus R60 Kasus R30
Proyeksi
13 15
72 2006
Komersial Industri
Rumah Tangga
10 8
82
T30
8 22
70
R30
8 16
75
R60
10 7
83
T60
2025
Historikal
Gambar 13 Perbandingan proyeksi kebutuhan LPG
Dengan kondisi gas bumi yang memerlukan impor mulai tahun 2020, sementara ekspor masih akan berlangsung maka diperlukan kebijakan
domestic market obligation DMO untuk menjamin tersedianya kebutuhan gas bumi domestik yang jelas. Beberapa kendala dalam penyediaan gas bumi
adalah sifatnya yang kurang fleksibel dalam hal pengangkutannya. Untuk jarak jauh, gas bumi dapat ditransportasikan melalui pipa atau LNG. Untuk jarak
Outlook Energi Indonesia 2009
E-18
dekat, gas bumi dapat diangkut dalam bentuk CNG. Teknologi gasifikasi batubara merupakan teknologi penyediaan gas alternatif.
Produk gasifikasi batubara dapat digunakan sebagai bahan bakar pembangkit dan industrik keramik, serta sebagai bahan baku untuk industri pupuk.
Sesuai kasus dasar, konsumsi LPG diperkirakan mencapai 5,6 juta ton pada tahun 2010 dan naik mencapai 12,2 juta ton pada tahun 2025. Sebagian besar
kebutuhan LPG akan dipenuhi melalui impor sebesar 5,54 juta ton pada tahun 2010 dan naik sebesar 10,9 juta ton pada tahun 2025 karena produksi LPG
dalam negeri diperkirakan tidak mencukupi. Teknologi produksi DME berpeluang menyediakan bahan bakar alternatif pengganti LPG dengan bahan
baku gas atau gasifikasi batubara. Namun, dalam penerapannya saat ini masih kalah bersaing secara ekonomis terhadap LPG. Gambar 14 menyajikan
prakiraan penyediaan LPG berdasarkan kasus dasar R30 untuk konsumsi domestik dengan memberikan gambaran sumber LPG dari produksi dalam
negeri dan impor. Konsumsi LPG tumbuh sebesar 12,9 per tahun, dimana sebagian besar kebutuhan LPG harus dipenuhi oleh LPG yang berasal dari
impor. Secara kumulatif produksi LPG hanyalah sekitar 14,7 dari total konsumsi LPG. LPG sebagian besar diperoleh dari kilang minyak yang
jumlahnya dibatasi oleh kapasitas kilang minyak yang ada. Sejumlah LPG masih bisa diekspor hingga tahun 2020, meskipun pada saat yang sama juga
dilakukan impor untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.
-4 4
8 12
16
2006 2010
2015 2020
2025
J u
ta T
o n
Impor Ekspor
Produksi Konsumsi
Gambar 14 Penyediaan LPG untuk kasus dasar
Konsumsi dan impor gas merupakan bagian terpenting dari neraca LPG, sementara produksi dan ekspor LPG mempunyai peran yang relatif kecil. Pada
skenario tinggi, aktifitas ekonomi yang tinggi telah mendorong konsumsi dan impor LPG yang tinggi. Pada skenario yang sama, harga minyak bumi 30
barel mengakibatkan jumlah konsumsi dan impor LPG yang lebih banyak daripada harga minyak bumi 60 barel. Sementara itu, produksi dan ekspor
Outlook Energi Indonesia 2009 E-19
LPG pada harga minyak 60 barel lebih banyak daripada harga minyak 30 barel.
7. Batubara