3. 2 Pemanfaatan BBM Dalam kurun wakt u 2000 - 2006 pemanf aat an BBM di dalam negeri mengalami

Sebagai cont oh, pada t ahun 2015 kilang yang ada menghasilkan bensin yang lebih banyak daripada yang dibut uhkan di dalam negeri. Pada saat yang sama, minyak solar yang dihasilkan lebih sedikit daripada yang dibut uhkan di dalam negeri, sehingga produk bensin dapat diekspor sedangkan produk solar harus diimpor. Pada Tabel 4. 2 dapat dilihat perbandingan neraca BBM unt uk kedua skenario dan dua harga minyak ment ah yang dipilih. Dari t abel ini dapat dilihat bahwa pada laj u pert umbuhan PDB t inggi, konsumsi BBM menj adi t inggi, hal t ersebut j uga diikut i oleh impor BBM yang t inggi. Selanj ut nya pada laj u pert umbuhan PDB yang sama, konsumsi BBM menurun pada saat harga minyak ment ah menj adi mahal. Tabel 4. 2 Perbandingan neraca BBM untuk setiap kasus j uta barel Tahun Kasus Parameter 2006 2010 2015 2020 2025 Total Produksi 252 252 281 538 615 1938 Ekspor 59 128 146 278 310 921 Impor 182 208 217 91 95 793 Konsumsi 404 396 425 488 554 2267 R30 Produksi 252 252 266 323 398 1491 Ekspor 49 81 65 167 158 519 Impor 180 244 269 306 427 1427 Konsumsi 383 415 471 575 780 2624 T30 Produksi 252 252 394 505 505 1909 Ekspor 30 71 94 118 80 393 Impor 182 209 110 99 136 736 Konsumsi 404 389 411 487 561 2252 R60 Produksi 252 252 394 618 580 2096 Ekspor 48 81 110 154 81 475 Impor 179 245 181 96 269 971 Konsumsi 383 416 465 560 768 2593 T60

4. 3. 2 Pemanfaatan BBM Dalam kurun wakt u 2000 - 2006 pemanf aat an BBM di dalam negeri mengalami

peningkat an, dengan pert umbuhan rat a-rat a sebesar 1, 5 per t ahun, yait u dari sebesar 352 j ut a SBM pada t ahun 2000 menj adi sebesar 387 j ut a barel pada t ahun 2006. Konsumsi BBM berdasarkan sekt ornya adalah komersial, rumah t angga, t ransport asi, indust ri, pembangkit list rik, dan lainnya pert anian, konst ruksi, dan pert ambangan. Perincian BBM yang dikonsumsi pada masing-masing sekt or dapat dilihat pada Gambar 4. 7. Pada gambar ini t erlihat bahwa berdasarkan persent asenya, sekt or t ransport asi merupakan sekt or yang paling banyak mengkonsumsi BBM, set iap t ahunnya rat a-rat a sekt or ini mengkonsumsi sekit ar 43, 3 dari t ot al konsumsi Out look Energi Indonesia 2009 4-7 BBM nasional, selanj ut nya diikut i oleh sekt or indust ri, rumah t angga dan pembangkit list rik, dengan prosent ase sekit ar 17, 6, 16, 5 dan 12, 6 adapun pangsa konsumsi sekt or yang lain relat if kecil. Sumber: Dit j en Migas Gambar 4. 7 Konsumsi BBM berdasarkan sektor Pola konsumsi BBM dalam kurun 2000 – 2006 bervariasi sesuai dengan sekt ornya. Konsumsi BBM meningkat pada sekt or t ransport asi dan pembangkit list rik milik PLN, menurun pada sekt or indust ri dan rumah t angga, dan relat if st abil pada sekt or komersial dan lainnya. Konsumsi BBM unt uk pembangkit list rik non PLN t ermasuk dalam sekt or indust ri. Pada sekt or t ransport asi, alt ernat if bahan bakar penggant i sangat lah sukar unt uk bersaing dengan BBM, baik dari kenyamanan dalam pemakaian maupun harganya, sehingga konsumsi BBM selalu meningkat sesuai dengan peningkat an j umlah kendaraan yang ada. Pada sekt or pembangkit list rik, BBM diperlukan sebagai bahan bakar unt uk PLTD pada wilayah yang t erpencil. Kemudahan dan t idak diperlukannya inf rast rukt ur yang khusus dalam pemakaiannya merupakan alasan ut ama pemilihan BBM unt uk pembangkit list rik. Adapun laj u pert umbuhan rat a-rat a pemakaian BBM pada sekt or t ransport asi dan pembangkit list rik adalah sebesar 3, 6 dan 12, 2 per t ahun. Penurunan konsumsi BBM pada sekt or rumah t angga dan indust ri karena adanya alt ernat if pilihan bahan bakar penggant i yait u gas at aupun LPG, bahkan bat ubara pada beberapa j enis indust ri t ert ent u. Adapun l aj u penurunan rat a-rat a pemakaian BBM pada sekt or rumah t angga dan indust ri adalah sebesar 3, 5 dan 4, 2 per t ahun. Pemakaian BBM pada sekt or komersial dan lainnya relat if st abil karena Out look Energi Indonesia 2009 4-8 akt if it as pada sekt or t ersebut t idak padat energi dan t idak selalu t erkait dengan pemakaian BBM, sepert i kegiat an pemberi j asa, pert anian dan konst ruksi. Secara keseluruhan, pert umbuhan rat a-rat a kebut uhan BBM dalam kurun wakt u 2006 – 2025 adalah sebesar 1, 6 per t ahun. Adapun perincian proyeksi kebut uhan BBM pada sekt or-sekt or ekonomi unt uk kasus dasar dapat dilihat pada Gambar 4. 8. 100 200 300 400 500 600 2006 2010 2015 2020 2025 Ju ta S B M Pembangkit Lainnya Komersial Rumah Tangga Industri Transportasi Gambar 4. 8 Proyeksi kebutuhan BBM kasus dasar Pada t ahun 2006 pangsa t erbesar konsumsi BBM adalah unt uk sekt or t ransport asi yait u sebesar 46, kemudian diikut i ol eh sekt or pembangkit 20, sekt or rumah t angga 13, 7 dan sekt or indust ri 11, 7. Sedangkan sisanya diisi oleh sekt or komersial dan lainnya. Dalam kurun wakt u dari t ahun 2006 - 2025 laj u pert umbuhan pemakaian BBM yang t ert inggi t erj adi pada sekt or lainnya sebesar 4, 6, diikut i ol eh sekt or t ransport asi dan indust ri masing-masing sebesar 3, 9 dan 2, 6 per t ahun. Sement ara it u pada sekt or rumah t angga, komersial dan pembangkit list rik mengalami pert umbuhan negat if . Pesat nya pert umbuhan kebut uhan BBM pada sekt or indust ri t erkait dengan kenyat aan bahwa BBM diperlukan unt uk bahan bakar boiler, f ur nace, dan bahan baku pada indust ri kimia. Selanj ut nya laj u pert umbuhan kebut uhan BBM pada sekt or t ransport asi sesuai dengan pert umbuhan pemakaian kendaraan bermot or yang cukup t inggi. Pada sekt or rumah t angga, program konversi minyak t anah menj adi LPG mengakibat kan pengurangan pemakaian BBM yang drast is yang pada akhirnya menyebabkan laj u pert umbuhan yang negat if . Pada sekt or komersial, laj u pert umbuhan yang negat if t erj adi karena meningkat nya pemakaian energi yang lebih bersih dan lebih mudah sepert i LPG, gas, dan list rik. Sedangkan pada sekt or pembangkit list rik, l aj u pert umbuhan yang negat if t erj adi karena adanya upaya pemerint ah Out look Energi Indonesia 2009 4-9 melaksanakan program percepat an pembangunan pembangkit list rik berbahan bakar bat ubara 10 GW. Perbandingan proyeksi kebut uhan BBM unt uk seluruh skenario dan kasusnya secara berurut an dapat dilihat pada Gambar 4. 9. Pada gambar ini t erlihat bahwa proyeksi kebut uhan BBM mengalami penurunan pada t ahun 2009 - 2014. Penurunan t ersebut t erj adi karena pert umbuhan negat if yang t erj adi pada sekt or rumah t angga, komersial dan pembangkit list rik. Selanj ut nya, konsumsi BBM dipengaruhi oleh laj u pert umbuhan PDB, dimana PDB t inggi mengkonsumsi BBM lebih banyak daripada PDB rendah. Sement ara it u, perbedaan harga minyak ment ah pada PDB yang sama, t idak berpengaruh pada konsumsi BBM dari semua sekt or. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024 Ju ta B ar el Kasus R30 Kasus R60 Kasus T30 Kasus T60 Historikal Proyeksi 70 14 1 12 3 R30 61 23 1 10 5 T30 68 14 1 12 5 R60 60 24 1 10 5 T60 46 12 13 2 7 20 2006 Transportasi Industri Rumah Tangga Komersial Lainnya Pembangkit 2025 Gambar 4. 9 Perbandingan kebutuhan BBM untuk setiap kasus Pada t ahun 2025, perbedaan PDB t inggi dan PDB rendah t erlihat pada pangsa sekt or indust ri dan t ransport asi, sedangkan pangsa sekt or ACM, pembangkit list rik, rumah t angga dan komersial relat if t et ap. Pada skenario pert umbuhan PDB t inggi, sekt or indust ri mencapai 24 dan sekt or t ransport asi mencapai 60; sement ara it u pada skenario pert umbuhan PDB rendah, sekt or indust ri mencapai 14 dan sekt or t ransport asi mencapai 70. Out look Energi Indonesia 2009 4-10 4. 4 Pasokan Minyak Mentah dan BBM Berangkat dari gambaran pasokan minyak bumi sub bab 4. 2 dan pasokan BBM sub bab 4. 3, maka dapat diprakirakan kondisi pasokan minyak ment ah dan BBM. Pada kasus R30, penyediaan minyak yang mencakup minyak bumi cr ude oi l dan BBM akan menurun menj adi 396 j ut a barel pada t ahun 2010 dan kemudian naik menj adi 554 j ut a barel pada t ahun 2025. Sement ara it u, impor minyak akan naik menj adi 294 j ut a barel pada t ahun 2010 dan naik menj adi 648 j ut a barel pada t ahun 2025. Gambar 4. 10 menyaj ikan perbandingan ant ara produksi, impor dan ekspor minyak unt uk kasus dasar R30. Dari gambar t ersebut , t erlihat bahwa def isit pasokan minyak sebesar 43 j ut a barel pada t ahun 2010 dan meningkat menj adi 425 j ut a barel pada t ahun 2025. Gambar 4. 10 Prakiraan produksi, impor dan ekspor minyak bumi dan BBM untuk kasus dasar R30 Melihat besarnya kondisi def isit dalam penyediaan minyak bumi dan BBM di masa mendat ang maka perlu diant isipasi dengan penyediaan bahan bakar alt ernat if dari bahan bakar cair alt ernat if . Saat ini, yang memiliki peluang unt uk menj adi bahan bakar cair alt ernat if adalah bahan bakar nabat i BBN dan bahan bakar sint et is dari pencairan bat ubara. Secara t eknologi, BBN merupakan j enis energi yang pal ing siap diproduksi. Di lain pihak, bahan bakar sint et is dari pencairan bat ubara masih bel um layak unt uk dit erapkan secara komersil pada rent ang harga minyak 30 barel - 60 barel. Perbandingan neraca minyak unt uk kedua skenario dan dua harga minyak ment ah yang dipilih dapat dilihat pada Tabel 4. 3. Dari t abel dapat dilihat bahwa produksi minyak adalah sama unt uk skenario dan harga minyak ment ah. Konsumsi minyak dipengaruhi oleh perbedaan skenario pert umbuhan PDB rendah dan PDB t inggi, t et api relat if t idak dipengaruhi perbedaan harga minyak. Pada semua skenario dan harga minyak ment ah, impor minyak harus dilakukan unt uk memenuhi konsumsi di dal am negeri, sedangkan ekspor harus dilakukan unt uk mengeluarkan kelebihan produksi di dalam negeri. Out look Energi Indonesia 2009 4-11 Tabel 4. 3 Perbandingan neraca minyak untuk setiap kasus j uta barel Tahun Kasus Parameter 2006 2010 2015 2020 2025 Total Produksi 378 353 299 203 129 1. 362 Ekspor 194 227 146 278 310 1. 155 Impor 279 294 450 570 648 2. 241 Konsumsi 404 396 425 488 554 2. 267 R30 Produksi 378 353 299 203 129 1. 362 Ekspor 184 180 66 167 158 754 Impor 277 330 352 827 1127 2. 914 Konsumsi 383 415 471 575 780 2. 624 T30 Produksi 378 353 299 203 129 1. 362 Ekspor 165 170 95 118 80 628 Impor 279 295 172 332 544 1. 622 Konsumsi 404 389 411 487 561 2. 252 R60 Produksi 378 353 299 203 129 1. 362 Ekspor 183 81 110 154 81 609 Impor 276 331 414 575 923 2. 519 Konsumsi 383 416 465 560 768 2. 592 T60

4. 5 Infrastruktur BBM