Sebagai cont oh, pada t ahun 2015 kilang yang ada menghasilkan bensin yang lebih banyak daripada yang dibut uhkan di dalam negeri. Pada saat yang sama,
minyak solar yang dihasilkan lebih sedikit daripada yang dibut uhkan di dalam negeri, sehingga produk bensin dapat diekspor sedangkan produk solar harus
diimpor. Pada Tabel 4. 2 dapat dilihat perbandingan neraca BBM unt uk kedua skenario
dan dua harga minyak ment ah yang dipilih. Dari t abel ini dapat dilihat bahwa pada laj u pert umbuhan PDB t inggi, konsumsi BBM menj adi t inggi, hal t ersebut
j uga diikut i oleh impor BBM yang t inggi. Selanj ut nya pada laj u pert umbuhan PDB yang sama, konsumsi BBM menurun pada saat harga minyak ment ah
menj adi mahal.
Tabel 4. 2 Perbandingan neraca BBM untuk setiap kasus j uta barel
Tahun Kasus
Parameter 2006
2010 2015
2020 2025
Total
Produksi 252
252 281
538 615
1938 Ekspor
59 128
146 278
310 921
Impor 182
208 217
91 95
793 Konsumsi
404 396
425 488
554 2267
R30 Produksi
252 252
266 323
398 1491
Ekspor 49
81 65
167 158
519 Impor
180 244
269 306
427 1427
Konsumsi 383
415 471
575 780
2624 T30
Produksi 252
252 394
505 505
1909 Ekspor
30 71
94 118
80 393
Impor 182
209 110
99 136
736 Konsumsi
404 389
411 487
561 2252
R60 Produksi
252 252
394 618
580 2096
Ekspor 48
81 110
154 81
475 Impor
179 245
181 96
269 971
Konsumsi 383
416 465
560 768
2593 T60
4. 3. 2 Pemanfaatan BBM Dalam kurun wakt u 2000 - 2006 pemanf aat an BBM di dalam negeri mengalami
peningkat an, dengan pert umbuhan rat a-rat a sebesar 1, 5 per t ahun, yait u dari sebesar 352 j ut a SBM pada t ahun 2000 menj adi sebesar 387 j ut a barel
pada t ahun 2006. Konsumsi BBM berdasarkan sekt ornya adalah komersial, rumah t angga, t ransport asi, indust ri, pembangkit list rik, dan lainnya
pert anian, konst ruksi, dan pert ambangan. Perincian BBM yang dikonsumsi pada masing-masing sekt or dapat dilihat pada Gambar 4. 7.
Pada gambar ini t erlihat bahwa berdasarkan persent asenya, sekt or t ransport asi merupakan sekt or yang paling banyak mengkonsumsi BBM, set iap
t ahunnya rat a-rat a sekt or ini mengkonsumsi sekit ar 43, 3 dari t ot al konsumsi
Out look Energi Indonesia 2009
4-7
BBM nasional, selanj ut nya diikut i oleh sekt or indust ri, rumah t angga dan pembangkit list rik, dengan prosent ase sekit ar 17, 6, 16, 5 dan 12, 6 adapun
pangsa konsumsi sekt or yang lain relat if kecil.
Sumber: Dit j en Migas
Gambar 4. 7 Konsumsi BBM berdasarkan sektor
Pola konsumsi BBM dalam kurun 2000 – 2006 bervariasi sesuai dengan sekt ornya. Konsumsi BBM meningkat pada sekt or t ransport asi dan pembangkit
list rik milik PLN, menurun pada sekt or indust ri dan rumah t angga, dan relat if st abil pada sekt or komersial dan lainnya. Konsumsi BBM unt uk pembangkit
list rik non PLN t ermasuk dalam sekt or indust ri. Pada sekt or t ransport asi, alt ernat if bahan bakar penggant i sangat lah sukar
unt uk bersaing dengan BBM, baik dari kenyamanan dalam pemakaian maupun harganya, sehingga konsumsi BBM selalu meningkat sesuai dengan peningkat an
j umlah kendaraan yang ada. Pada sekt or pembangkit list rik, BBM diperlukan sebagai bahan bakar unt uk PLTD pada wilayah yang t erpencil. Kemudahan dan
t idak diperlukannya inf rast rukt ur yang khusus dalam pemakaiannya merupakan alasan ut ama pemilihan BBM unt uk pembangkit list rik. Adapun laj u
pert umbuhan rat a-rat a pemakaian BBM pada sekt or t ransport asi dan pembangkit list rik adalah sebesar 3, 6 dan 12, 2 per t ahun. Penurunan
konsumsi BBM pada sekt or rumah t angga dan indust ri karena adanya alt ernat if pilihan bahan bakar penggant i yait u gas at aupun LPG, bahkan bat ubara pada
beberapa j enis indust ri t ert ent u. Adapun l aj u penurunan rat a-rat a pemakaian BBM pada sekt or rumah t angga dan indust ri adalah sebesar 3, 5 dan 4, 2 per
t ahun. Pemakaian BBM pada sekt or komersial dan lainnya relat if st abil karena
Out look Energi Indonesia 2009
4-8
akt if it as pada sekt or t ersebut t idak padat energi dan t idak selalu t erkait dengan pemakaian BBM, sepert i kegiat an pemberi j asa, pert anian dan
konst ruksi. Secara keseluruhan, pert umbuhan rat a-rat a kebut uhan BBM dalam kurun
wakt u 2006 – 2025 adalah sebesar 1, 6 per t ahun. Adapun perincian proyeksi kebut uhan BBM pada sekt or-sekt or ekonomi unt uk kasus dasar dapat dilihat
pada Gambar 4. 8.
100 200
300 400
500 600
2006 2010
2015 2020
2025
Ju ta
S B
M
Pembangkit Lainnya
Komersial Rumah Tangga
Industri Transportasi
Gambar 4. 8 Proyeksi kebutuhan BBM kasus dasar
Pada t ahun 2006 pangsa t erbesar konsumsi BBM adalah unt uk sekt or t ransport asi yait u sebesar 46, kemudian diikut i ol eh sekt or pembangkit
20, sekt or rumah t angga 13, 7 dan sekt or indust ri 11, 7. Sedangkan sisanya diisi oleh sekt or komersial dan lainnya. Dalam kurun wakt u dari t ahun
2006 - 2025 laj u pert umbuhan pemakaian BBM yang t ert inggi t erj adi pada sekt or lainnya sebesar 4, 6, diikut i ol eh sekt or t ransport asi dan indust ri
masing-masing sebesar 3, 9 dan 2, 6 per t ahun. Sement ara it u pada sekt or rumah t angga, komersial dan pembangkit list rik mengalami pert umbuhan
negat if . Pesat nya pert umbuhan kebut uhan BBM pada sekt or indust ri t erkait dengan
kenyat aan bahwa BBM diperlukan unt uk bahan bakar boiler, f ur nace, dan bahan baku pada indust ri kimia. Selanj ut nya laj u pert umbuhan kebut uhan
BBM pada sekt or t ransport asi sesuai dengan pert umbuhan pemakaian kendaraan bermot or yang cukup t inggi. Pada sekt or rumah t angga, program
konversi minyak t anah menj adi LPG mengakibat kan pengurangan pemakaian BBM yang drast is yang pada akhirnya menyebabkan laj u pert umbuhan yang
negat if . Pada sekt or komersial, laj u pert umbuhan yang negat if t erj adi karena meningkat nya pemakaian energi yang lebih bersih dan lebih mudah sepert i
LPG, gas, dan list rik. Sedangkan pada sekt or pembangkit list rik, l aj u pert umbuhan yang negat if t erj adi karena adanya upaya pemerint ah
Out look Energi Indonesia 2009
4-9
melaksanakan program percepat an pembangunan pembangkit list rik berbahan bakar bat ubara 10 GW.
Perbandingan proyeksi kebut uhan BBM unt uk seluruh skenario dan kasusnya secara berurut an dapat dilihat pada Gambar 4. 9. Pada gambar ini t erlihat
bahwa proyeksi kebut uhan BBM mengalami penurunan pada t ahun 2009 - 2014. Penurunan t ersebut t erj adi karena pert umbuhan negat if yang t erj adi
pada sekt or rumah t angga, komersial dan pembangkit list rik. Selanj ut nya, konsumsi BBM dipengaruhi oleh laj u pert umbuhan PDB, dimana PDB t inggi
mengkonsumsi BBM lebih banyak daripada PDB rendah. Sement ara it u, perbedaan harga minyak ment ah pada PDB yang sama, t idak berpengaruh pada
konsumsi BBM dari semua sekt or.
100 200
300 400
500 600
700 800
900
2006 2008
2010 2012
2014 2016
2018 2020
2022 2024
Ju ta B
ar el
Kasus R30 Kasus R60
Kasus T30 Kasus T60
Historikal Proyeksi
70 14
1 12 3
R30
61 23
1 10
5
T30
68 14
1 12
5
R60
60 24
1 10
5
T60
46 12
13 2
7 20
2006
Transportasi Industri
Rumah Tangga Komersial
Lainnya Pembangkit
2025
Gambar 4. 9 Perbandingan kebutuhan BBM untuk setiap kasus
Pada t ahun 2025, perbedaan PDB t inggi dan PDB rendah t erlihat pada pangsa sekt or indust ri dan t ransport asi, sedangkan pangsa sekt or ACM, pembangkit
list rik, rumah t angga dan komersial relat if t et ap. Pada skenario pert umbuhan PDB t inggi, sekt or indust ri mencapai 24 dan sekt or t ransport asi mencapai
60; sement ara it u pada skenario pert umbuhan PDB rendah, sekt or indust ri mencapai 14 dan sekt or t ransport asi mencapai 70.
Out look Energi Indonesia 2009
4-10
4. 4 Pasokan Minyak Mentah dan BBM Berangkat dari gambaran pasokan minyak bumi sub bab 4. 2 dan pasokan BBM
sub bab 4. 3, maka dapat diprakirakan kondisi pasokan minyak ment ah dan BBM. Pada kasus R30, penyediaan minyak yang mencakup minyak bumi cr ude
oi l dan BBM akan menurun menj adi 396 j ut a barel pada t ahun 2010 dan kemudian naik menj adi 554 j ut a barel pada t ahun 2025. Sement ara it u, impor
minyak akan naik menj adi 294 j ut a barel pada t ahun 2010 dan naik menj adi 648 j ut a barel pada t ahun 2025. Gambar 4. 10 menyaj ikan perbandingan
ant ara produksi, impor dan ekspor minyak unt uk kasus dasar R30. Dari gambar t ersebut , t erlihat bahwa def isit pasokan minyak sebesar 43 j ut a barel
pada t ahun 2010 dan meningkat menj adi 425 j ut a barel pada t ahun 2025.
Gambar 4. 10 Prakiraan produksi, impor dan ekspor minyak bumi dan BBM untuk kasus dasar R30
Melihat besarnya kondisi def isit dalam penyediaan minyak bumi dan BBM di masa mendat ang maka perlu diant isipasi dengan penyediaan bahan bakar
alt ernat if dari bahan bakar cair alt ernat if . Saat ini, yang memiliki peluang unt uk menj adi bahan bakar cair alt ernat if adalah bahan bakar nabat i BBN
dan bahan bakar sint et is dari pencairan bat ubara. Secara t eknologi, BBN merupakan j enis energi yang pal ing siap diproduksi. Di lain pihak, bahan bakar
sint et is dari pencairan bat ubara masih bel um layak unt uk dit erapkan secara komersil pada rent ang harga minyak 30 barel - 60 barel.
Perbandingan neraca minyak unt uk kedua skenario dan dua harga minyak ment ah yang dipilih dapat dilihat pada Tabel 4. 3. Dari t abel dapat dilihat
bahwa produksi minyak adalah sama unt uk skenario dan harga minyak ment ah. Konsumsi minyak dipengaruhi oleh perbedaan skenario pert umbuhan
PDB rendah dan PDB t inggi, t et api relat if t idak dipengaruhi perbedaan harga minyak. Pada semua skenario dan harga minyak ment ah, impor minyak harus
dilakukan unt uk memenuhi konsumsi di dal am negeri, sedangkan ekspor harus dilakukan unt uk mengeluarkan kelebihan produksi di dalam negeri.
Out look Energi Indonesia 2009
4-11
Tabel 4. 3 Perbandingan neraca minyak untuk setiap kasus j uta barel
Tahun Kasus
Parameter 2006
2010 2015
2020 2025
Total
Produksi 378
353 299
203 129
1. 362 Ekspor
194 227
146 278
310 1. 155
Impor 279
294 450
570 648
2. 241 Konsumsi
404 396
425 488
554 2. 267
R30 Produksi
378 353
299 203
129 1. 362
Ekspor 184
180 66
167 158
754 Impor
277 330
352 827
1127 2. 914
Konsumsi 383
415 471
575 780
2. 624 T30
Produksi 378
353 299
203 129
1. 362 Ekspor
165 170
95 118
80 628
Impor 279
295 172
332 544
1. 622 Konsumsi
404 389
411 487
561 2. 252
R60 Produksi
378 353
299 203
129 1. 362
Ekspor 183
81 110
154 81
609 Impor
276 331
414 575
923 2. 519
Konsumsi 383
416 465
560 768
2. 592 T60
4. 5 Infrastruktur BBM