Outlook Energi Indonesia 2009
2-1
BAB 2 MODEL ENERGI DAN INDIKATOR EKONOMI ENERGI
2.1 Model dan Kasus
Model MARKAL digunakan sebagai tool untuk menganalisis peluang penyediaan energi nasional jangka panjang. Model ini merupakan model optimisasi yang
dikendalikan oleh “kebutuhan energi” dengan fungsi obyektif “biaya minimum”. Hasil dari model merupakan hasil yang optimal berdasarkan
kondisi “penyediaan energi” mulai dari sisi hulu tambang sampai ke sisi hilir end-use demand.
Dalam menggunakan Model MARKAL diperlukan asumsi sebagai acuan dalam melakukan optimisasi penyediaan energi. Selanjutnya, untuk mengkaji
pemanfaatan teknologi energi yang mendukung tercapainya diversifikasi sumberdaya energi yang berkelanjutan dalam memenuhi penyediaan energi
nasional maka dilakukan analisis dengan menggunakan dua skenario, yakni skenario rendah yang mengasumsikan pertumbuhan PDB sebesar 4 per tahun
dan skenario tinggi yang mengasumsikan pertumbuhan PDB sebesar 6,5 per tahun. Untuk setiap skenario dianalisis untuk harga minyak mentah rendah
sebesar 30 barel dan harga minyak tinggi sebesar 60 barel. Untuk selanjutnya kasus yang dianalisis dinamakan sebagai berikut:
Kasus R30
: menyatakan skenario rendah dengan harga minyak rendah dan
untuk selanjutnya disebut kasus dasar
Kasus R60:
menyatakan skenario rendah dengan harga minyak rendah
Kasus T30: menyatakan skenario tinggi dengan harga minyak rendah, dan
Kasus T60: menyatakan skenario tinggi dengan harga minyak tinggi.
2.1.1 Kasus Dasar A. Tahun Dasar
Tahun dasar yang digunakan sebagai acuan untuk melakukan analisis penyediaan energi nasional adalah tahun 2006. Pemilihan tahun 2006 sebagai
tahun dasar karena seluruh informasi tentang penyediaan energi sudah dipublikasi sehingga angka yang dihasilkan merupakan angka riil. Adapun
datainformasi tentang penyediaan energi nasional tahun 2007 belum seluruhnya dipublikasi dan sebagian masih merupakan angka sementara.
B. Tahun Proyeksi
Tahun proyeksi penyediaan energi nasional jangka panjang adalah tahun 2007 - 2025 atau 18 tahun ke depan. Proyeksi penyediaan energi jangka panjang
merupakan hal yang lazim digunakan dalam berbagai analisis atau kajian penyediaan energi.
Outlook Energi Indonesia 2009 2-2
C. Discount Rate
Besaran discount rate DR yang digunakan sebagai input model adalah sebesar 12. Pilihan angka DR tersebut berdasarkan hasil diskusi dari berbagai
pihak dalam melakukan investasi di Indonesia, termasuk besaran DR dalam analisis investasi di sektor ketenagalistrikan.
D. Cadangan
Cadangan minyak bumi yang dijadikan sebagai input dalam model adalah 100 cadangan terbukti dan 100 cadangan potensial. Total cadangan minyak bumi
nasional mencapai kurang dari 10 milyar barel.
Cadangan gas bumi yang dijadikan sebagai input dalam model adalah cadangan 2P, yaitu 90 cadangan proven P1 ditambah 50 cadangan
probable P2. Cadangan 2P merupakan cadangan gas yang dipertimbangkan
dalam setiap kontrak penjualan gas antara produsen dengan konsumen. Total cadangan gas nasional mencapai sekitar 180 TCF dengan cadangan 2P
mencapai lebih dari 110 TCF.
Cadangan batubara yang dijadikan sebagai input dalam model adalah 100 cadangan ditambah 100 sumberdaya terukur. Yang termasuk cadangan
adalah batubara yang dapat ditambang secara ekonomis mineable yang besarnya mencapai lebih dari 7 milyar ton sedangkan besarnya sumber daya
batubara terukur tidak kurang dari 11 milyar ton.
E. Kontrak Ekspor Gas Bumi dan LNG
Indonesia merupakan negara pengekspor LNG dan gas bumi. Dalam menganalisis strategi penyediaan energi primer domestik berdasarkan kasus
dasar diasumsikan bahwa seluruh ekspor LNG dan gas bumi yang sudah disepakati saat ini tidak diperpanjang lagi kecuali terdapat perpanjangan
kontrak. Dengan demikian, potensi cadangannya berpeluang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan domestik.
F. Ekspor Batubara
Indonesia merupakan pengekspor batubara terbesar ke dua dunia saat ini. Batubara diproyeksikan menjadi sumberdaya energi utama di masa datang,
sehingga perlu dilakukan pengamanan pasokannya. Dalam studi ini ekspor batubara dibatasi sebesar 150 juta ton per tahun.
G. Program Percepatan PLTU Batubara