3. 1 Sektor Industri Indust ri semen merupakan konsumen bat ubara yang ut ama diikut i oleh

Out look Energi Indonesia 2009 6-9 kasus T30 t ersebut t idak berbeda dengan kasus R30. Perkembangan ekonomi dan peningkat an harga minyak ment ah t idak berpengaruh t erhadap ekspor bat ubara. D. Impor Dalam periode wakt u yang sama perkembangan impor bat ubara pada kasus T30 diprakirakan lebih pesat daripada perkembangan impor bat ubara pada kasus R30. Pada periode 2006 - 2025 impor bat ubara akan meningkat dengan pert umbuhan lebih dari 6 per t ahun at au meningkat dari 120 ribu t on pada 2006 menj adi 360 ribu t on pada 2025. Perkembangan impor bat ubara lebih banyak dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi daripada oleh kenaikan harga minyak ment ah. 6. 2. 3 Kasus Lainnya Selain kedua kasus t ersebut masih ada kasus R60 skenario rendah dan harga minyak 60 barel dan T60 skenario t inggi dan harga minyak 60 barel. Kasus R30 t idak ada perbedaan yang signif ikan bila dibandingkan dengan kasus R60. Ini berart i bahwa harga minyak t idak signif ikan pengaruhnya t erhadap neraca bat ubara di Indonesia karena kenaikan harga minyak secara simult an j uga menaikkan harga bat ubara. Begit u j uga unt uk kasus T30 dan kasus T60 t idak ada perbedaan yang signif ikan. 6. 3 Pemanfaatan Batubara Menurut Sektor Sebagian besar dari pemanf aat an bat ubara adalah unt uk sekt or indust ri dan pembangkit list rik, baik pembangkit list rik milik PT PLN maupun non PLN, sedangkan sisanya dibuat briket bat ubara unt uk dipergunakan pada sekt or rumaht angga. Bat ubara di sekt or indust ri selain dipergunakan sebagai bahan bakar j uga dipergunakan sebagai bahan baku unt uk proses pembuat an briket dan dipergunakan sebagai redukt or, khususnya pada indust ri logam. Indust ri logam PT Inco dan PT Aneka Tambang selain membut uhkan bat ubara sebagai redukt or j uga menggunakan bat ubara sebagai bahan bakar. Bat ubara pada sekt or indust ri dapat dipergunakan secara langsung sebagai bahan bakar t ungku f ur nace, maupun secara t idak langsung sebagai bahan bakar boi l er , namun sebagian besar at au sekit ar 70 bat ubara dipergunakan sebagai bahan bakar t ungku. Perkembangan pemanf aat an bat ubara menurut sekt or dari t ahun dasar, yait u t ahun 2006 - 2025 menurut kasus dan skenario dapat dilihat pada Gambar 6. 5.

6. 3. 1 Sektor Industri Indust ri semen merupakan konsumen bat ubara yang ut ama diikut i oleh

indust ri kert as, makanan, t ekst il, logam dasar, dan pupuk. Indust ri semen yang t elah menggunakan bat ubara ant ara lain: PT Semen Gresik di Jawa Timur, PT Semen Cibinong di Jawa Barat , PT Semen Tonasa di Sulawesi, PT Semen Padang di Sumat era, dan PT Semen Kupang di Nusa Tenggara. Out look Energi Indonesia 2009 6-10 Sement ara it u indust ri pulp merupakan pengguna bat ubara t erbesar kedua pada sekt or indust ri. Indust ri pul p yang menggunakan bat ubara ant ara lain: PT Tj iwi Kimia, PT Indah Kiat , PT Int i Indorayon Ut ama, dan PT Jaya Kert as. Peningkat an konsumsi bat ubara unt uk sekt or indust ri t ersebut dipicu adanya kebij akan konservasi dan program diversif ikasi energi unt uk mensubsit usi BBM sej alan dengan volat ilit as harga minyak. Gambar 6. 5 Proyeksi konsumsi batubara Konsumsi bat ubara pada sekt or indust ri t ersebut mencapai hampir 53 dari t ot al konsumsi bat ubara yang pada t ahun 2006 yang mencapai 42, 4 j ut a t on. Pada Gambar 6. 4 dit unj ukkan bahwa kebut uhan bat ubara unt uk sekt or indust ri diprakirakan akan meningkat t erus sesuai dengan perkembangan ekonomi. Pada harga minyak ment ah 30 barel dan pert umbuhan ekonomi 4 per t ahun, konsumsi bat ubara pada sekt or indust ri pada periode 2006 - 2025 akan meningkat dengan pert umbuhan rat a-rat a 4 per t ahun. Pangsa konsumsi bat ubara pada sekt or indust ri t ahun 2025 akan mencapai 21 dari t ot al konsumsi bat ubara yang mencapai 225, 6 j ut a t on. Meningkat nya pert umbuhan ekonomi dari 4 per t ahun menj adi 6, 5 per t ahun akan makin meningkat kan pert umbuhan konsumsi bat ubara. Pada kasus T30 pert umbuhan konsumsi bat ubara mencapai 10, 2 per t ahun sehingga konsumsi bat ubara unt uk sekt or indust ri mempunyai pangsa sekit ar 22 dari t ot al konsumsi pada t ahun 2025. Sement ara it u kasus R60 memperlihat kan bahwa peningkat an konsumsi bat ubara t ersebut lebih banyak dipengaruhi ol eh pert umbuhan ekonomi daripada oleh kenaikan harga minyak ment ah. Pada kasus ini, peningkat an konsumsi bat ubara unt uk indust ri dari 2006 - 2025 Out look Energi Indonesia 2009 6-11 meningkat rat a-rat a 0, 9 per t ahun, sehingga pangsa konsumsi bat ubara unt uk sekt or indust ri mencapai 22 dari t ot al konsumsi bat ubara yang mencapai 217 j ut a t on pada t ahun 2025. Terakhir adalah unt uk kasus T60. Pada kasus T60 pert umbuhan konsumsi bat ubara unt uk indust ri diprakirakan sebesar 10, 2 per t ahun sehingga pangsa kosumsi bat ubara unt uk indust ri mencapai 22 dari t ot al kosumsi yang mencapai 269 j ut a t on pada t ahun 2025. 6. 3. 2 Sektor Pembangkit Listrik Pembangkit list rik yang menggunakan bat ubara at au PLTU bat ubara yang saat ini beroperasi di Indonesia ant ara lain PLTU Asam-asam di Kabupat en Tanah Laut , Kalimant an Selat an; PLTU Bukit Asam di Sumat era Selat an; PLTU Freeport Indonesia di Papua; PLTU Newmont di Nusa Tenggara; PLTU Pait on di Jawa Timur; PLTU Sij ant ang di Ombilin, Sumat era Barat ; dan PLTU Suralaya di Jawa bagian barat . Pada t ahun 2006, kebut uhan bat ubara unt uk pembangkit list rik mencapai hampir 47 dari t ot al konsumsi bat ubara yang mencapai 42, 4 j ut a t on. Dalam periode t ahun 2006 - 2025, konsumsi bat ubara unt uk pembangkit list rik t ersebut mempunyai pert umbuhan yang paling pesat dibandingkan dengan pert umbuhan konsumsi bat ubara unt uk pemanf aat an lainnya. Berdasarkan kasus R30, konsumsi bat ubara unt uk pembangkit list rik diprakirakan akan meningkat dengan pert umbuhan 12, 2 per t ahun sehingga pada t ahun 2025 konsumsinya mencapai sekit ar 178 j ut a t on at au dari 79 dari t ot al konsumsi. Pada kasus R60 konsumsi bat ubara unt uk pembangkit sampai 19 t ahun yang akan dat ang t ersebut mempunyai pert umbuhan 11, 9 per t ahun, sehingga konsumsi bat ubara unt uk pembangkit pada 2025 mencapai 169 j ut a t on. Sement ara it u berdasarkan kasus T30 pemanf aat an bat ubara pada periode 2006 - 2025 diprakirakan akan meningkat 13, 1 per t ahun dan pemanf aat an bat ubara mencapai 208 j ut a t on pada t ahun 2025. Prakiraan t ersebut t idak t erlal u j auh dengan prakiraan pada kasus T60. Berdasarkan hasil t ersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum pemanf aat an bat ubara unt uk pembangkit list rik relat if t idak dipengaruhi oleh peningkat an harga minyak ment ah t et api lebih banyak dipengaruhi oleh pert umbuhan PDB. 6. 3. 3 Sektor Rumah Tangga Bat ubara selain dimanf aat kan ol eh sekt or indust ri dan pembangkit list rik, j uga digunakan unt uk bahan baku pembuat an briket bat ubara unt uk dimanf aat kan pada sekt or rumaht angga. Teknologi pembuat an briket bat ubara saat ini t erdiri at as dua j enis, yait u pembuat an briket berkarbonisasi dan pembuat an briket non karbonisasi. Briket berkarbonisasi dibuat melalui proses karbonisasi sebelum menj adi briket . Proses karbonisasi dilakukan unt uk menurunkan zat - zat t erbang vol at i l e mat t er s yang t erkandung dalam bahan baku bat ubara sehingga dapat diperoleh produk briket bat ubara yang berkualit as, yait u briket yang t idak berbau maupun t idak berasap. Sement ara it u pembuat an briket non karbonisasi akan menghasilkan produk briket bat ubara yang masih mengandung zat t erbang sehingga penggunaannya l ebih baik menggunakan t ungku unt uk memperoleh hasil pembakaran yang sempurna. Out look Energi Indonesia 2009 6-12 Bent uk briket bat ubara yang dihasilkan t erdiri at as dua j enis, yait u briket belah ket upat dan briket sarang t awon. Briket ini kemudian didist ribusikan oleh penyalur ke rumah t angga, indust ri kecil at au unt uk usaha kecil, sepert i warung makanan dan gerobak makanan dorong. Pembuat an briket bat ubara saat ini dil akukan oleh PT Tambang Bat ubara Bukit Asam at au PT BA yang mempunyai pabrik briket di Tanj ung Enim Sumat era Selat an, Bandar Lampung, dan Gresik Jawa Timur. Selain it u briket j uga dibuat oleh swast a namun j umlah produknya masih relat if kecil. Namun pengembangan briket bat ubara masih banyak kendala yang dihadapi, yait u selain masih t erkendal a masalah t eknis, sosial dan ingkungan, j uga t erkendala oleh ket ersediaan sumber energi lain sepert i kayu bakar, arang, minyak t anah, dan LPG unt uk sekt or rumah t angga. Saat ini bat ubara yang dimanf aat kan pada sekt or rumah t angga masih sedikit at au kurang dari sat u persen dari t ot al konsumsi bat ubara, yait u sekit ar 40 ribu t on. Berdasarkan kasus dasar kasus R30, dalam wakt u 19 t ahun yang akan dat ang pemanf aat an bat ubara unt uk sekt or rumaht angga akan meningkat dengan pert umbuhan 3, 3 per t ahun, sehingga konsumsi bat ubara unt uk sekt or rumah t angga mencapai 60 ribu t on pada t ahun 2025. Hasil t ersebut bila dibandingkan dengan hasil prakiraan pemanf aat an bat ubara unt uk sekt or rumaht angga pada kasus-kasus lainnya menunj ukan bahwa pemanf aat an bat ubara unt uk sekt or rumaht angga lebih banyak dipengaruhi oleh peningkat an pert umbuhan PDB daripada oleh peningkat an harga minyak ment ah. 6. 3. 4 Sektor Transportasi Bat ubara j uga dapat dimanf aat kan unt uk bahan bakar pada sekt or t ransport asi yait u dalam bent uk bahan bakar bat ubara cair BBBC. Peluang pemanf aat an BBBC t ersebut selain sangat bergant ung pada harga BBBC it u sendiri, j uga bergant ung pada harga sumber energi lainnya t erut ama harga minyak sebagai kompet it or ut ama. Semakin meningkat nya pert umbuhan ekonomi dan harga minyak ment ah diprakirakan akan membuka peluang pemanf aat an bat ubara yang dicairkan ini namun skenario pert umbuhan PDB 4 per t ahun dan 6, 5 per t ahun, sert a kasus peningkat an harga minyak ment ah dari 30 barel ke 60 barel belum cukup unt uk membuka peluang pemanf aat an BBBC. Secara umum t eknol ogi pembuat an bahan bakar sint et is BBBC t ersebut t erdiri at as dua j enis t eknologi proses, yait u pencairan bat ubara secara langsung di r ect coal l i quef act i on at au DCL dan t eknologi pencairan bat ubara secara t idak langsung i ndi r ect coal l i quef act i on at au ICL. Teknol ogi pencairan bat ubara yang saat ini dikembangkan di Indonesia adalah t eknologi ICL. Teknologi ICL yang t elah beroperasi secara komersial adalah t eknologi Sasol di Af rika Selat an. Teknologi ICL t ersebut dimulai dengan reaksi ref ormasi at au gasif ikasi bahan baku menj adi gas sint et is syngas at au campuran gas hidrogen dan karbon monoksida, diikut i oleh proses Fischer-Tropsch F-T, yait u proses gas sint et is menj adi minyak ment ah sint et is syncr ude. Minyak ment ah sint et is t ersebut selanj ut nya diproses lebih lanj ut upgr adi ng unt uk Out look Energi Indonesia 2009 6-13 dibuat menj adi bahan bakar sint et is ant ara lain minyak diesel, minyak solar, maupun minyak t anah.

6. 4 Infrastruktur Semakin meningkat nya produksi dan konsumsi bat ubara harus disert ai