Tabel 4. 3 Perbandingan neraca minyak untuk setiap kasus j uta barel
Tahun Kasus
Parameter 2006
2010 2015
2020 2025
Total
Produksi 378
353 299
203 129
1. 362 Ekspor
194 227
146 278
310 1. 155
Impor 279
294 450
570 648
2. 241 Konsumsi
404 396
425 488
554 2. 267
R30 Produksi
378 353
299 203
129 1. 362
Ekspor 184
180 66
167 158
754 Impor
277 330
352 827
1127 2. 914
Konsumsi 383
415 471
575 780
2. 624 T30
Produksi 378
353 299
203 129
1. 362 Ekspor
165 170
95 118
80 628
Impor 279
295 172
332 544
1. 622 Konsumsi
404 389
411 487
561 2. 252
R60 Produksi
378 353
299 203
129 1. 362
Ekspor 183
81 110
154 81
609 Impor
276 331
414 575
923 2. 519
Konsumsi 383
416 465
560 768
2. 592 T60
4. 5 Infrastruktur BBM
Inf rast rukt ur BBM mencakup berbagai f asilit as, mulai dengan inf rast rukt ur penyediaan minyak ment ah unt uk bahan baku kilang minyak, pengolahan
minyak ment ah menj adi BBM, pendist ribusian BBM ke konsumen. Adapun perinciannya akan diuraikan sebagai berikut .
4. 5. 1 Penyediaan dan Pengolahan Minyak Mentah A. Penyediaan minyak bumi untuk bahan baku kilang
Hasil produksi minyak bumi diangkut dari sumur minyak ke kilang minyak melalui j aringan pipa dan kapal t anker. Sebagian besar dari j al ur pipa minyak
merupakan j aringan pipa lama dan j aringan pipa baru yang dibangun set elah dit emukan cadangan minyak yang berpot ensi unt uk dikembangkan. Pada
umumnya j aringan pipa minyak yang ada di seluruh lapangan minyak dipergunakan unt uk mengangkut minyak ke pelabuhan t empat menampung
minyak unt uk ekspor, kilang minyak, dan keperluan sendiri. B. Pengolahan minyak mentah menj adi BBM
Kilang minyak merupakan inf rast rukt ur ut ama dalam pengolahan minyak ment ah menj adi BBM. Pada saat ini t erdapat 9 buah kilang di Indonesia
dengan kapasit as t ot al sebanyak 1. 057 ribu barel per hari. Adapun perincian dari kilang minyak yang ada pada saat ini dapat dil ihat pada Tabel 4. 4.
Out look Energi Indonesia 2009
4-12
Dimasa yang akan dat ang, kapasit as kilang keseluruhan di Indonesia akan meningkat , sej alan dengan meningkat nya kebut uhan BBM di dalam negeri
yang diikut i dengan peningkat an j uml ah BBM yang diproduksi dan minyak ment ah yang harus diimpor unt uk bahan baku kilang minyak. Perlu diket ahui
bahwa pada saat ini t erdapat beberapa rencana proyek kilang minyak, sepert i di Selayar dan Tuban, t et api belum ada sat upun yang t erealisasi. Kendala
yang ut ama adalah diperlukannya dana yang besar unt uk membangun sebuah kilang dan kepast ian pasokan minyak ment ah yang akan menj adi bahan baku
kilang yang akan dibangun.
Tabel 4. 4 Lokasi dan kapasitas kilang saat ini Lokasi Kilang
Kapasitas ribu barel hari
Keterangan
Pangkal an Brandan 5
Dumai 120
Termasuk f asilit as baru Sungai Pakning
50 Musi
135, 2 Bal ongan
125 Cepu
3, 8 Cil acap
348 Termasuk f asilit as baru
Bal i kpapan 260
Termasuk f asilit as baru Kasim
10 Tot al
1. 057
4. 5. 2 Pendistribusian BBM Pola pendist ribusian BBM secara umum adalah pengangkut an BBM hasil kil ang
at au BBM impor ke seaf ed depot t uj uan. Pengangkut an BBM t ersebut dapat dilakukan berbagai sarana sepert i pipa, kapal t anker, mobil t anki dan keret a
api. Dist ribusi BBM melalui kapal t anker dari kilang ke seaf ed depot dan at au pihak ke III dibedakan at as beberapa pola dist ribusi sesuai dengan kapasit as
kapal yang mengangkut BBM, yait u:
•
Pola dist ribusi dari kilang ke f l oat i ng st or age;
•
Pola dist ribusi dari kilang ke t erminal t ransit ;
•
Pola dist ribusi dari kilang langsung ke seaf ed depot dan at au pihak ke III;
•
Pola dist ribusi dari f l oat i ng st or age ke t erminal t ransit ;
•
Pola dist ribusi dari f l oat i ng st or age ke seaf ed depot dan at au pihak ke III;
•
Pola dist ribusi dari t erminal t ransit ke seaf ed depot dan at au pihak ke III. Jalur dist ribusi BBM dari produksi kilang dan impor ke seaf ed depot dan at au
pihak ke III melalui kapal t anker dapat dilihat pada Gambar 4. 11. Indonesia selain memproduksi BBM melalui kilang nasional, j uga mengimpor
BBM, t erut ama minyak solar yang dit ampung pada dua t it ik penampungan, yait u pada f l oat i ng st or age Tel uk Semangka yang t erlet ak di Selat Sunda dan
Out look Energi Indonesia 2009
4-13
f l oat i ng st or age Kalbut Sit ubondo yang t erdapat di perairan Sit ubondo, Jawa Timur. Impor minyak solar yang dit ampung di f l oat i ng st or age Tel uk
Semangka, digunakan unt uk memenuhi kebut uhan minyak solar di Bengkulu, Lampung, Pont ianak, dan sebagian kebut uhan pembangkit list rik PLTGU di
Jawa. Sedangkan impor minyak solar melalui f l oat i ng st or age Kalbut Sit ubondo diperunt ukkan unt uk memenuhi sebagian kebut uhan minyak solar di
Surabaya dan sekit arnya, Bali, NTB, NTT, Ambon, dan Papua Barat . Berdasarkan wilayah pemasaran BBM, Indonesia t erbagi at as 8 unit pemasaran
dalam negeri UPDN, dengan pusat nya di kot a Medan, Palembang, Jakart a, Semarang, Surabaya, Balikpapan, Uj ung Pandang, dan Jayapura. Sesuai
dengan kondisi wilayah UPDN, lokasi kilang minyak, st orage, t erminal t ransit , depot seaf ed at au i nl and, maka dist ribusi BBM dapat dilakukan melalui t ruk
t anki, keret a api, pipa, kapal t anker dan pesawat t erbang.
Gambar 4. 11 Jalur distribusi BBM dari kilang dan impor
BBM yang didist ribusikan dengan kapal t anker hanya BBM yang diproduksi oleh kilang Dumai, Sungai Pakning, Musi, Cilacap, Balikpapan, dan Kasim. Dist ribusi
BBM melalui kapal t anker, merupakan sist em dist ribusi ut ama, dimana BBM yang didist ribusi mencapai sekit ar 87 j ut a kilo lit er set iap t ahunnya at au
sekit ar 80 dari t ot al BBM yang didist ribusikan oleh Pert amina. Kapal t anker yang digunakan unt uk pendist ribusian BBM t ersebut adalah milik Pert amina
at au merupakan sewaan yang bobot nya bervariasi mulai dari 3500 DWT hingga 80. 000 DWT. Sej umlah kecil BBM j uga didist ribusikan melalui pesawat t erbang
yait u ke Timika dan Jayapura.
Out look Energi Indonesia 2009
4-14
Perlu diket ahui, bahwa pola dist ribusi BBM dari kilang ke depot t ersebut akan berubah apabila t erdapat pembangunan kilang minyak baru yang lokasinya
t erpisah dari 9 lokasi kilang yang sudah ada. Selanj ut nya sist em dist ribusi BBM ke konsumen dimulai dari t empat
penyimpanan dan penimbunan sampai ke konsumen. Berdasarkan karakt erist ik konsumennya, maka dikenal sist em dist ribusi yang berbeda unt uk bensin,
minyak solar dan minyak t anah yang dij ual secara eceran ke konsumennya. A. Sistem Distribusi Bensin
Sist em dist ribusi bensin merupakan sist em yang cukup sederhana, mengingat penggunaan bensin pada umumnya adalah unt uk kendaraan baik darat maupun
kapal kecil. Sist em ini dibagi dua sesuai dengan j enis konsumen akhir yait u kendaraan melalui SPBU dan indust ri yang dikirimkan secara langsung oleh
t ransport er. Diagram alir sist em dist ribusi bensin dapat dilihat pada Gambar 4. 12.
Gambar 4. 12 Diagram sistem distribusi bensin
Dari gambaran t ersebut t erl ihat adanya sat u komponen yang bukan merupakan unit at au komponen resmi dalam sist em dist ribusi yait u pengecer.
Pengecer bensin pada umumnya menj ual bensin secara eceran kepada konsumen, sepert i sepeda mot or, sert a angkut an umum perkot aan. Pengecer
masih berperan dalam dist ribusi bensin karena keberadaannya memberikan kemudahan bagi konsumen dalam memperoleh bensin, yang ant ara lain
disebabkan oleh l okasi SPBU yang j auh, adanya f leksibilit as dalam hal volume penj ual an dan sist em pembayaran komodit as bensin yang diperj ualbelikan,
dan seringkali SPBU mengalami kelangkaan st ok bensin pada lokasi t ert ent u. Permasalahan t erkait dengan sist em dist ribusi BBM adalah sering t erj adinya
ket erlambat an penyaluran bensin ke daerah yang sulit dij angkau kendaraan. B. Sistem Distribusi Solar
Sist em dist ribusi minyak solar merupakan sist em dist ribusi yang cukup kompleks. Bila dilihat dari st rukt ur harga ada dua j enis dist ribusi, yait u solar
bersubsidi yang diperj ualbelikan di SPBU unt uk kendaraan, usaha indust ri kecil, menengah, sert a solar t anpa subsidi unt uk indust ri, t ermasuk
Out look Energi Indonesia 2009
4-15
pembangkit list rik. Dilihat dari penggunaannya t erdapat berbagai sekt or pemakaian energi ant ara lain sebagai bahan bakar kendaraan pribadi, bus
t ruk, kapal , pembangkit list rik diesel, indust ri, dan lain-lain. Sedangkan dari dist ribusinya, dibagi menj adi SPBU, indust ri, SPBN SPDN, SPBB, agen bunker,
bunker ser vi ce, sert a dermaga bunker. Secara ringkas diagram alir sist em dist ribusi minyak solar dapat dilihat pada Gambar 4. 13.
Permasalahan t erkait dengan sist em dist ribusi minyak solar adalah sering t erj adinya ket erlambat an penyaluran bensin ke daerah t erpencil yang sulit
dij angkau kendaraan. Selain it u, masalah ut ama dari dist ribusi minyak solar adalah adanya harga j ual minyak solar yang berbeda ant ara minyak solar
unt uk kebut uhan umum yang diperj ualbel ikan di SPBU dengan minyak solar unt uk konsumen t ert ent u indust ri dan pembangkit list rik. Meskipun selisih
harga yang t idak begit u besar, namun peluang penyal ahgunaan alokasi minyak solar mungkin t erj adi karena sebagian pengusaha SPBU j uga memiliki indust ri.
Gambar 4. 13 Diagram sistem distribusi minyak solar C. Sistem Distribusi Minyak Tanah
Berbeda dengan sist em dist ribusi minyak yang lain, konsumen minyak t anah sebagian besar adalah konsumen rumah t angga dan usaha kecil. Sedangkan
dari pemanf aat annya, minyak t anah sebagian besar digunakan unt uk memasak dan sebagian lainnya unt uk penerangan. Disamping konsumen rumah t angga
dan usaha kecil, minyak t anah j uga dipergunakan oleh nelayan sebagai bahan bakar unt uk penerangan dan bahan bakar mesin penggerak kapal.
Berbeda dengan minyak solar dan bensin yang dist ribusi sampai ke SPBU merupakan t anggung j awab Pert amina, maka unt uk minyak t anah, mulai dari
depo sudah menj adi t anggung j awab agen minyak t anah. Bila harga solar dan bensin mudah dipant au, maka harga minyak t anah sampai ke konsumen rumah
t angga sulit dikont rol , karena harga eceran t ert inggi HET hanya dit ent ukan sampai t ingkat pangkalan, selebihnya t ergant ung dari pengecer sert a j arak
Out look Energi Indonesia 2009
4-16
konsumen dengan pangkalan minyak t anah. Sist em dist ribusi minyak t anah secara ringkas dapat dilihat pada Gambar 4. 14.
Gambar 4. 14 Diagram sistem distribusi minyak tanah
Permasalahan t erkait dengan sist em dist ribusi minyak t anah adal ah kenyat aan bahwa sampai saat ini masih sering t erj adi kelangkaan minyak t anah pada
daerah yang t erlet ak agak t erpencil. Kelangkaan ini disebabkan selain memang t erj adi ket erlambat an dalam pengiriman dari kilang depot
pangkalan j uga sering t erj adi penyalahgunaan yang dilakukan oleh agen minyak t anah yakni melakukan penyaluran minyak t anah yang seharusnya
diperunt ukkan unt uk sekt or rumah t angga t et api disal urkan ke pada pihak l ain indust ri. Hal ini t erj adi karena adanya selisih harga yang cukup signif ikan
karena harga minyak t anah perangko depot dit et apkan sebesar Rp 2. 000 per lit er, sedangkan harga minyak t anah unt uk indust ri adalah sesuai dengan
harga pasar. Penyalahgunaan al okasi minyak t anah unt uk kebut uhan konsumen rumah t angga dan usaha kecil ke sekt or indust ri biasanya digunakan baik
sebagai kebut uhan pokok at au unt uk dicampur dengan BBM lainnya. 4. 6 Penyediaan Bahan Bakar Alternatif Non-Konvensional
Beberapa t eknologi pembuat an bahan bakar alt ernat if sepert i biof uel dan pencairan bat ubara merupakan t eknologi masa kini yang mampu memberikan
solusi unt uk mengant isipasi penggunaan minyak bumi yang semakin meningkat .
4. 6. 1