Gambar 4.4 Grafik hasil persentase perubahan TDD tikus normotensi
terhadap hari pengukuran pada tiap kelompok perlakuan
3.2.3 Hasil perubahan DJ tikus normotensi
Berdasarkan hasil analisis statistik DJ tikus sudah berbeda bermakna p 0,05 antar kelompok sebelum perlakuan. Hal ini disebabkan karena tidak
stabilnya kondisi tikus pada saat pengukuran. Pemberian EEBI dosis 50 mgkg bb, 100 mgkg bb dan dosis150 mgkg bb tidak memberikan penurunan DJ yang
bermakna terhadap tikus normotensi. Rata-rata DJ dari keseluruhan kelompok pada hari ke-0 sebelum perlakuan, ke-7 dan ke-14 berturut-turut yaitu 278,16 ±
105,84 BPM, 254,60 ± 110,9 BPM dan 247,92 ± 105,07 BPM. Analisis statistik menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan DJ p 0,05 pada hari ke-
7 dan ke-14 antar kelompok perlakuan seperti terlihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Rata-rata DJ BPM tikus normotensi hari ke-0 sebelum perlakuan, hari
ke-7 dan hari ke-14 setelah perlakuan
No Kelompok N=5
Rata-rata DJ BPM hari 0 ±
SD Rata-rata DJ BPM ± SD
pada hari 7
14 1
Normotensi + EEBI 50 mgkg bb
336 ± 44,49 275,6 ± 99,1
268,6 ± 44,6 2
Normotensi + EEBI 100 mgkg bb
176,8 ± 105,1 157,6 ± 109
173,2 ± 109 3
Normotensi + EEBI 150 mgkg bb
230,6 ± 119,2 225,8 ± 54,9
217,4 ± 119,28
4 Normotensi + CMC-
Na 0,5 281,0 ± 99,59
259,8 ± 98,2 273,6 ± 84,9
5 Normotensi + SB
0,0714 mgkg bb 326,4 ± 21,56
354,2 ± 8,68 306,8 ± 90,6
Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa EEBI dapat menurunkan DJ pada DJ normal tetapi tidak menyebabkan penurunan yang signifikan. Data
standar DJ normal tikus masih belum diketahui. Menurut Iranloye, et al., 2011, DJ normal tikus Sprague dawley berkisar 480 ± 35,54 BPM. Menurut Siska, et al.,
2011, DJ normal tikus wistar adalah 344 BPM. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang jelas DJ tikus wistar berdasarkan faktor makanan, berat badan dan
juga lingkungan atau faktor psikis pada saat pengukuran yang menyebabkan terjadinya peningkatan DJ.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Grafik hasil perubahan DJ BPM tikus normotensi terhadap hari
pengukuran pada tiap kelompok perlakuan Pengukuran pada hari ke-14 hasil LSD menunjukkan pemberian EEBI
dosis 50 mgkg bb, 100 mgkg bb dan 150 mgkg bb tidak memberikan perbedaan yang nyata p 0,05 dengan kelompok kontrol dan kelompok bisoprolol.
Data persentase penurunan DJ juga menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna p 0,05 antar kelompok perlakuan pada hari ke-7 dan ke-14.
Kelompok uji yang paling baik menurunkan DJ adalah kelompok EEBI dosis 50 mgkg bb yang hanya dapat menurunkan DJ berturut-turut pada hari ke-7 dan ke-
14 adalah 15,22 ± 38,05 60,4 BPM dan 17,10 ± 39,06 67,4 BPM tetapi juga tidak berbeda bermakna p 0,05 dengan kelompok kontrol seperti terlihat
pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Rata-rata persentase penurunan DJ tikus normotensi pada hari ke-
7 dan hari ke-14 setelah perlakuan
No Kelompok N=5
Persentase perubahan rata-rata DJ ± SD pada hari
7 14
1 Normotensi + EEBI
50 mgkg bb 15,22 ± 38,05
17,10 ± 39,06 2
Normotensi + EEBI 100 mgkg bb
9,72 ± 28,51 0,72 ± 24,17
3 Normotensi + EEBI
150 mgkg bb 3,99 ± 10,42
4,59 ± 16,04 4
Normotensi + CMC- Na 0,5
8,24 ± 4,41 0,61 ± 16,28
5 Normotensi + SB
0,0714 mgkg bb 3,02 ± 8,51
16,24 ± 25,35 Menurut Siska, et al., 2011, DJ tikus yang telah diinduksi NaCl 2,5 dan
prednison 1,5 mgkg bb tidak menurun secara bermakna p 0,05 setelah pemberian ekstrak akar seledri maupun kaptopril. Hal ini disebabkan karena
kondisi psikis tikus pada saat pengukuran. Oleh sebab itu, EEBI tidak dapat menurunkan DJ tikus normotensi.
Gambar 4.6 Grafik hasil persentase perubahan DJ tikus normotensi terhadap
hari pengukuran pada tiap kelompok perlakuan
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 Hasil perubahan TAR tikus normotensi