tekanan darah melalui mekanisme penurunan tahanan perifer tanpa menyebabkan penurunan laju jantung yang berarti Siska, et al., 2011.
Gambar 4.18 Grafik hasil persentase perubahan DJ tikus hipertensi terhadap
hari pengukuran pada tiap kelompok perlakuan
4.4.4 Hasil perubahan TAR tikus hipertensi
Berdasarkan hasil analisis statistik pemberian sediaan uji memberikan penurunan TAR yang bermakna p 0,05 terhadap tikus hipertensi. Analisis
statistik menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan p 0,05 TAR antar kelompok perlakuan dari hari ke-8, ke-9, ke-10, ke-11, ke-12, ke-13 dan ke-14
seperti terlihat pada Tabel 4.19 dan Gambar 4.19.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19 Rata-rata TAR mmHg tikus hipertensi hari ke-7 sebelum perlakuan,
hari ke-8, ke-9, ke-10, ke-11, ke-12, ke-13 dan ke-14 setelah perlakuan
Kelompok N=6
Rata- rata
TAR mmHg
hari 7 ± SD
Rata-rata perubahan TAR mmHg ± SD pada hari
8 9
10 11
12 13
14
Hipertensi 163,2 ±
4,97 165,2
± 3,96
153,6 ±
6,73 163,8
± 3,56
170 ±
6,36 173,4
± 5,41
170,4 ±
1,34 165,6
± 4,09
Hipertensi + CMC Na
0,5 174,6 ±
4,09 170,2
± 6,65
165,6 ±
2,30 170 ±
4,12 173,6
± 8,26
169,4 ±
7,50 172
± 2,23
167,4 ±
2,07 Hipertensi +
EEBI 50 mgkg bb
216,4 ± 6,88
217,4 ±
9,53 175,8
± 5,12
156,2 ±
6,46 161
± 5,34
169,4 ±
7,23 160,2
± 4,32
163,2 ±
4,97 Hipertensi +
EEBI 100 mgkg bb
171,2 ± 5,22
155,8 ±
10,52 148
± 2,45
143,4 ±
8,71 144,8
± 3,63
149,8 ±
2,28 146,6
± 4,16
143,2 ±
2,17 Hipertensi +
EEBI 150 mgkg bb
165,2 ± 1,79
156,4 ±
4,83 150,8
± 5,36
150,8 ±
8,76 156,4
± 3,91
158,8 ±
5,98 162
± 1,41
144,6 ±
3,05 Hipertensi +
SB 0,0714 mgkg bb
176,8 ± 6,61
145,8 ±
5,89 143
± 1,87
130,4 ±
3,13 131,4
± 2,07
123,2 ±
4,76 120,6
± 3,58
117,2 ±
4,21 Rata-rata TAR awal semua kelompok tikus hipertensi yang diperoleh yaitu
177,9 ± 18,79 mmHg. Data standar TAR tikus wistar hipertensi belum ditemukan namun TAR tikus Sprague dawley hipertensi yang diukur oleh Iranloye, et al.,
2011 adalah 146,4 ± 7,58 mmHg dan menurut Siska, et al., 2011, TAR tikus wistar hipertensi adalah 170 mmHg.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.19 Grafik hasil perubahan TAR mmHg tikus hipertensi terhadap hari
pengukuran pada tiap kelompok perlakuan Pengukuran pada hari ke-14, hasil LSD menunjukkan pemberian EEBI dosis 100
mgkg bb dan dosis 150 mgkg bb memberikan perbedaan yang nyata p 0,05 dengan kelompok normal hipertensi dan kelompok kontrol negatif CMC-Na
0,5. Kelompok normal dan kelompok kontrol negatif CMC-Na 0,5 tidak terdapat perbedaan yang nyata p 0,05 antar kedua kelompok tersebut.
Data persentase perubahan TAR tikus hipertensi juga menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna p 0,05 antar kelompok perlakuan. Kelompok uji
terbukti dapat menurunkan TAR tikus hipertensi. Kelompok EEBI dosis 50 mgkg bb, 100 mgkg bb dan 150 mgkg bb dapat menurunkan TDD berturut-turut
sampai 24,49 ± 3,98 53,2 mmHg, 16,28 ± 3,26 28 mmHg dan 12,47 ± 1,36 20,6 mmHg seperti terlihat pada Tabel 4.20 dan Gambar 4.20.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20 Rata-rata persentase penurunan TAR tikus hipertensi hari ke-7
sebelum perlakuan, hari ke-8, ke-9, ke-10, ke-11, ke-12, ke-13 dan ke-14 setelah perlakuan
Kelompok N=5
Rata-rata persentase perubahan TAR ± SD pada hari 8
9 10
11 12
13 14
Hipertensi -1,33
± 4,60
5,86 ± 3,86
-0.40 ± 1,82
-4,21 ± 3,98
-3,89 ± 7,43
-4,37 ± 3,72
-1,55 ± 3,89
Hipertensi + CMC Na
0,5 2,52
± 3,18
5,25 ± 2,39
2,60 ± 2,66
0,57 ± 4,14
2,99 ± 3,04
1,77 ± 1,81
4,09 ± 1,56
Hipertensi + EEBI 50
mgkg bb -0,57
± 6,18
18,70 ± 3,34
29,89 ± 5,81
25,49 ± 4,55
21,65 ± 4,41
25,88 ± 3,82
24,49 ± 3,98
Hipertensi + EEBI 100
mgkg bb 8,59
± 8,72
13,47 ± 3,72
16,15 ± 6,19
15,33 ± 4,27
12,42 ± 3,39
15,51 ± 3,97
16,28 ± 3,26
Hipertensi + EEBI 150
mgkg bb 5,32
± 3,11
8,69 ± 3,98
8,69 ± 5,58
5,34 ± 1,55
3,87 ± 3,45
1,93 ± 1,36
12,47 ± 1,36
Hipertensi + SB 0,074
mgkg bb 17,48
± 3,57
19,04 ± 2,89
26,72 ± 3,56
25,58 ± 3,38
30,27 ± 2,77
31,69 ± 3,57
33,64 ± 3,15
Menurut Iranloye, et al., 2011, ekstrak air dan etanol buah Solanum
macrocarpum yang juga genus Solanum dapat menurunkan TAR tikus hipertensi berturut-turut sampai 41 ± 3,25 mmHg dan 42,4 ± 6,42
mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar genus Solanum memiliki efek antihipertensi.
Tekanan darah arteri rata-rata jauh lebih penting daripada tekanan sistolik atau diastolik, karena tekanan darah arteri rata-rata yang menentukan kecepatan rata-
rata aliran darah dalam pembuluh darah sistemik Guyton, 1993.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.20 Grafik hasil persentase perubahan TAR tikus hipertensi
terhadap hari pengukuran Pada tiap kelompok perlakuan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian efek penurunan TD
tikus normotensi maupun hipertensi dapat dilihat bahwa EEBI lebih efektif menurunkan TD pada tikus hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa EEBI tidak
memiliki efek hipotensif pada TD normal. Berdasarkan penelitian Iranloye, et al., 2011, Solanum macrocarpum yang juga genus Solanum dapat menimbulkan
efek hipotensif pada tikus Sprague Dawley normotensi dan hipertensi. Artinya, efek hipotensif dari Solanum macrocarpum lebih kuat dibandingkan Solanum
sanitwongsei. Senyawa aktif yang umumnya berperan sebagai antihipertensi yang larut
dalam air adalah alkaloid dan flavonoid sedangkan di dalam fraksi non polar adalah triterpenoid. Menurut Jaiswal 2012, Beberapa senyawa flavonoid dari
buah Solanum torvum memiliki aktivitas antihipertensi yaitu rutin, kuersetin, solagenin 6-o-
β-D kuinovopiranosida, solagenin 6-o-α-L ramnopiranosil. Mekanisme flavonoid sebagai antihipertensi telah diketahui yaitu dengan cara
menghambat pelepasan angiotensin II dari sistem renin-angiotensin, menghambat aktivitas reseptor β pada jantung dan menghambat influks kalsium Agrawal, et
Universitas Sumatera Utara
al., 2010. Alkaloid dan triterpenoid juga turut andil dalam menurunkan tekanan darah. Beberapa Alkaloid yang diisolasi dari daun Heimia salicifolia memiliki
efek antihipertensi yaitu lifolin, vertin dan litrin. Mekanisme alkaloid dalam menurunkan tekanan darah diduga melalui penghambatan angiotensin II pada
sistem renin Hernandez, et al., 2006. Menurut Harwoko, et al., 2014, senyawa aktif yang paling berperan sebagai antihipertensi adalah triterpenoid. Asiatikosid,
madekassosid, asam asiat dan asam madesat adalah senyawa aktif golongan triterpenoid yang memiliki efek antihipertensi James dan Dubery, 2011.
Solanum sanitwongsei juga memiliki kandungan flavonoid, alkaloid dan triterpenoid pada buahnya Sinaga, 2014. Hal ini menunjukkan bahwa Solanum
sanitwongsei memilik efek antihipertensi yang baik. Kemampuan senyawa aktif yang beragam turut membantu dalam mengobati hipertensi yang juga disebabkan
dari berbagai faktor risiko.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah:
a. Hasil analisis statistik menunjukkan kelompok EEBI dosis 50 mgkg bb, 100 mgkg bb dan 150 mgkg bb tidak berbeda signifikan p 0,05 dengan
kelompok kontrol CMC-Na 0,5 maupun kelompok pembanding positif bisoprolol dalam menurunkan TDS, TDD, DJ dan TAR tikus Wistar
normotensi. EEBI dosis 150 mgkg bb adalah kelompok uji yang paling baik menurunkan TDS, TDD dan TAR tikus normotensi berturut-turut yaitu, 7,42 ±
1,42 9,8 mmHg, 11,65 ± 3,94 10,2 mmHg dan 9,97 ± 3,38 10,1 mmHg. Sedangkan, kelompok EEBI dosis 50 mgkg bb paling baik
menurunkan DJ tikus normotensi yaitu, 17,10 ± 39,06 67,4 BPM. Tetapi, perubahan TD pada kelompok uji tidak berbeda signifikan p 0,05 dengan
kelompok kontrol CMC-Na 0,5 yang juga mampu menurunkan TDS, TDD, DJ dan TAR tikus normotensi berturut-turut yaitu, 0,60 ± 1,9 3,2 mmHg,
6,29 ± 6,64 6,6 mmHg, 0,61± 16,28 8,2 BPM dan 3,74 ± 3,91 3,6 mmHg. Oleh karena itu, EEBI tidak dapat menurunkan TD tikus normotensi.
b. Hasil analisis statistik menunjukkan EEBI dosis 50 mgkg bb, 100 mgkg bb dan 150 mgkg bb dapat menurunkan TDS, TDD, dan TAR tikus wistar
hipertensi secara bermakna p 0,05 dibandingkan kelompok normal tanpa pemberian apapun dan kelompok kontrol CMC-Na 0,5 tetapi tidak dapat
Universitas Sumatera Utara