dan arkus aorta. Penurunan PO
2
arteri menstimulasi kemoreseptor untuk menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah Sherwood, 2001.
2.5.2 Pengaturan tekanan darah jangka panjang
Pengaturan tekanan darah jangka panjang berfungsi mengatur homeostatis sirkulasi melalui sistem humoral endokrin yang melibatkan ginjal sebagai organ
pengatur utama distribusi cairan ekstraseluler. Mekanisme pengaturan tekanan darah jangka panjang diperantarai oleh sistem sistem renin angiotensin aldosteron
RAAS merupakan sistem endogen kompleks yang dipengaruhi oleh ginjal dan hati. Sistem ini berperan dalam pengaturan keseimbangan elektrolit baik secara
intraselular maupun ekstraselular, seperti ion Na
+
, K
+
dan Cl
-
melalui pengaktifan atau penghambatan hormon seperti terlihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Sistem renin angiotensin aldosteron Scanlon, 2007
a. Renin, enzim yang terdapat di sel-sel juxtaglomerular pada arteriol aferen
ginjal dan dilepaskan ke pembuluh darah sebagai respon terhadap sirkulasi tekanan darah sistemik. Enzim ini berfungsi mengkatalisis pelepasan
Universitas Sumatera Utara
hidrolitik dekapeptida angiotensin I dari ujung amino terminal angiotensinogen Guyton, 1993.
b. Angiotensinogen, disebut juga sebagai substrat renin, di sirkulasi dijumpai
dalam fraksi α2 globulin plasma. Angiotensinogen disintesa di dalam hati, mengandung sekitar 13 karbohidrat dan dibentuk dari 453 residu asam
amino. Angiotensinogen akan memicu pelepasan angiotensin I ke pembuluh darah Guyton, 1993.
c. Angiotensin I, peptida asam amino-10 yang merupakan vasokonstriktor yang
ringan tetapi tidak cukup kuat untuk menyebabkan perubahan fungsional yang bermakna dalam fungsi sirkulasi. Selama beberapa waktu, angiotensin I
akan berubah menjadi angiotensin II melalui bantuan enzim pengubah angiotensin ACE Guyton, 1993.
d. ACE atau Angiotensin Converting Enzyme, terdapat di endotelium pembuluh
paru-paru dan epitel pembuluh darah yang berfungsi mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II Scanlon, 2007.
e. Angiotensin II, vasokonstriktor yang sangat kuat terhadap sistem sirkulasi.
Angiotensin II berada dalam darah hanya selama 1 atau 2 menit, karena angiotensin II secara cepat akan diinaktivasi oleh berbagai enzim darah yang
secara bersama-sama disebut angiotensinase. Angiotensin II akan berikatan dengan reseptornya yaitu AT1, AT2 dan AT3. AT1 adalah reseptor
angiotensin II yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah melalui peningkatan efek saraf simpatis dan merangsang korteks adrenal untuk
melepaskan aldosteron. AT2 juga mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan pembuluh darah dan kontrol aliran darah Guyton, 1993.
Universitas Sumatera Utara
f. Aldosteron, yaitu hormon steroid yang bekerja pada tubulus ginjal untuk
mempertahankan ion natrium dan klorida dan mengekskresikan kalium, Jika natrium direabsorpsi maka akan diikuti masuknya air ke dalam pembuluh
darah, yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga tekanan darah meningkat Guyton, 1993.
Sistem RAAS merupakan sistem umpan balik kompleks yang berfungsi dalam homeostasis sistemik. Penurunan atau peningkatan tekanan darah akan
memicu perubahan hormon-hormon dalam sistem renin angiotensin aldosteron Sherwood, 2001.
2.6 Hipertensi