6.2. Hirarki Kepentingan
Penyusunan hirarki kepentingan pengerjaan order ini terdiri dari 3 level yaitu goal, kriteria, dan alternatif. Pada permasalahan penentuan prioritas
pengerjaan order ini, goal yang hendak dicapai adalah order mana yang akan diprioritaskan lebih dahulu. Penentuan prioritas ini dikarenakan ketersediaan
bahan baku di pasar dan, variasi jumlah dan jenis pintu kayu yang berbeda, serta order
yang masuk pada bulan Nopember 2013 berjumlah lebih dari satu macam, sehingga perlu ditentukan order mana yang diprioritaskan untuk dikerjakan lebih
dahulu. Dalam permasalahan ini, pesanan yang masuk bulan Nopember 2013 sebanyak tujuh order. Ketujuh order inilah yang dijadikan sebagai alternatif.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan prioritas diperoleh dari diskusi dengan pihak perusahaan. Kriteria tersebut antara lain yaitu jenis kayu, motif
bidang, waktu proses, biaya pinalti, finishing, keuntungan, dan due date.
6.3. Analisis Pengolahan AHP
Berdasarkan hasil pembobotan terhadap kriteria-kriteria dengan menggunakan metode AHP dalam merancang model pengukuran kompetensi
sumber daya manusia SDM di PT. Sumatera Wood Industry diperoleh faktor mana paling dominan yang merupakan hasil dari penelitian. Adapun perhitungan
total bobot dan juga persentase total bobot dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.2. Perhitungan Total Bobot dan Juga Persentase Total Bobot No.
Proses Produksi Bobot
Persentase Ranking
1 Uk. 800 x 2000 mm
0,3526 35,26
I 2
Uk. 800 x 2100 mm 0,2129
21,29 II
3 Uk. 900 x 2000 mm
0,1603 16,03
III 4
Uk. 900 x 2100 mm 0,1102
11,02 IV
5 Uk. 800 x 1900 mm
0,0771 7,71
V 6
Uk. 900 x 1900 mm 0,0517
5,17 VI
7 Uk. 800 x 1800 mm
0,0352 3,52
VII
Jumlah 1,0000 100
Dari hasil pembobotan kriteria, diperoleh hasil bahwa jenis pintu kayu ukuran 800 x 2000 mm memiliki persentase paling tinggi, yaitu 35,26, yang
artinya ukuran ini sangat dipentingkan untuk dilakukan pengerjaan order dahulu. Sedangkan untuk ukuran 800 x 1800 mm memiliki persentase terendah, yaitu
sebesar 3,52.
6.4. Analisis Pengolahan Fuzzy MADM
Perhitungan Fuzzy MADM diawali dengan penentuan fungsi keanggotaan dan fuzzy number yang dipresentasikan dengan triangular fuzzy number atau
bilangan fuzzy segitiga. Masing-masing variabel linguistik memiliki fungsi anggota sesuai dengan bilangan fuzzy segitiganya a ; b ; c baik untuk tingkat
kepentingan maupun tingkat kecocokan. Setiap variabel-variabel linguistik tingkat kepentingan dan tingkat
kecocokan disubtitusikan dengan bilangan fuzzy segitiga sehingga diperoleh indeks kecocokan fuzzy-nya Y ; Q ; Z. Selanjutnya dihitung nilai integral setiap
alternatifnya dari hasil indeks kecocokan fuzzy dengan derajat keoptimisan.
Universitas Sumatera Utara
Semakin besar nilai total integralnya maka alternatif tersebut memilki prioritas pengerjaan lebih dahulu daripada alternatif yang memiliki nilai integral lebih
kecil. Melalui rumus total integral ini maka dapat disimpulkan bahwa nilai indeks kecocokan fuzzy-nya berbanding lurus dengan total integralnya sehingga jika
masing-masing nilai indeks kecocokannya besar maka total integralnya juga besar dan sebaliknya. Adapun hasil urutan pengerjaan order dengan metode Fuzzy
MADM dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3. Hasil Urutan Prioritas Pengerjaan Order dengan Metode Fuzzy MADM
Urutan Alternatif Pesanan
1 Uk. 900 x 2100 mm
2 Uk. 900 x 1900 mm
3 Uk. 800 x 2100 mm
4 Uk. 800 x 2000 mm
5 Uk. 800 x 1900 mm
6 Uk. 800 x 1800 mm
7 Uk. 900 x 2000 mm
6.5. Perbandingan Urutan Prioritas Pengerjaan Order antara Metode AHP dan Fuzzy MADM