Himpunan Klasik Konsep Dasar Himpunan Fuzzy

dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif tertutup.

3.4. Konsep Dasar Himpunan Fuzzy

2

3.4.1. Himpunan Klasik

Crisp Pada dasarnya, teori himpunan fuzzy merupakan perluasan dari teori himpunan klasik. Pada teori himpunan klasik crisp, keberadaan suatu elemen pada suatu himpunan A, hanya akan memiliki dua kemungkinan keanggotaan, yaitu menjadi anggota A atau tidak menjadi anggota A Chak, 1998. Suatu nilai yang menunjukkan seberapa besar tingkat keanggotaan suatu elemen x dalam suatu himpunan A, sering dikenal dengan nama keanggotaan atau derajat keanggotaan, dinotasikan dengan μ A x. Pada himpunan klasik, hanya ada 2 nilai keanggotaan, yaitu μ A x = 1 untuk x menjadi anggota A; dan μ A x = 0 untuk x bukan anggota dari A. Contoh 3.1. Jika diketahui: S = {1, 3, 5, 7, 9} adalah semesta pembicaraan; A = {1, 2, 3} dan B = {3, 4, 5}, maka dapat dikatakan bahwa : 1. Nilai keanggotaan 1 pada himpunan A, μ A 1 = 1, karena 1 ∈ A. 2. Nilai keanggotaan 3 pada himpunan A, μ A 3 = 1, karena 3 ∈ A. 3. Nilai keanggotaan 2 pada himpunan A, μ A 2 = 0, karena 2 ∈ A. 4. Nilai keanggotaan 4 pada himpunan B, μ B 4 = 0, karena 4 ∈ B. 2 Sri Kusumadewi. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision Making Fuzzy MADM. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal 3-17. Universitas Sumatera Utara Contoh 3.2. Misalkan dimiliki variabel umur yang dibagi menjadi tiga kategori Kusumadewi, 2003, yaitu : 1. MUDA umur 35 tahun 2. PAROBAYA 35 ≤ umur ≤ 55 tahun 3. TUA umur 55 tahun Nilai keanggotaan secara grafis, himpunan MUDA, PAROBAYA, dan TUA ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1. Himpunan Klasik : a MUDA, b PAROBAYA, dan c TUA Adapun penjelasan dari Gambar 3.1 diartikan sebagai berikut : 1. Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA μ MUDA 34 = 1 2. Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA μ MUDA 35 = 0 3. Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK MUDA μ MUDA 35th – 1hr = 0 4. Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA μ PAROBAYA 35 = 1 Universitas Sumatera Utara 5. Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA μ PAROBAYA 34 = 0 6. Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA μ PAROBAYA 35 = 1 7. Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan TIDAK PAROBAYA μ PAROBAYA 35th – 1hr = 0 Dari sini dapat dikatakan bahwa pemakaian himpunan klasik untuk menyatakan variabel umur kurang bijaksana, adanya perubahan kecil saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan.

3.4.2. Himpunan Fuzzy