segala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya.
52
Penelitian hukum juga dilakukan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta- fakta hukum untuk selanjutnya digunakan dalam menjawab permasalahan-
permasalahan. Agar mendapat hasil yang lebih maksimal, maka penulis melakukan penelitian hukum dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut:
Maka penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan yuridis
normatif. Dengan demikian objek penelitian adalah norma hukum yang terwujud dalam kaidah-kaidah hukum yang dibuat dan ditetapkan oleh pemerintah dalam
sejumlah peraturan perundang-undangan melalui turunan konstitusi atau dengan meratifikasi instrumen-intrumen internasional yang terkait secara langsung dengan
kebebasan beragama.
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif tersebut mengacu kepada
norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan serta norma-norma hukum yang ada dalam masyarakat.
53
Penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang merupakan data sekunder dan disebut juga
52
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia, 1986, hal.43
53
Amiruddin, Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2004, Hal. 132
Universitas Sumatera Utara
penelitian hukum kepustakaan.
54
Penelitan ini bersifat deskriptif analitis, yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori
hukum yang menjadi objek penelitian.
55
Deskriptif analitis, merupakan metode yang dipakai untuk menggambarkan suatu kondisi atau keadaan yang sedang terjadi atau berlangsung yang tujuannya agar
dapat memberikan data seteliti mungkin mengenai objek penelitian sehingga mampu menggali hal-hal yang bersifat ideal, kemudian dianalisis berdasarkan teori hukum
atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
56
2. Sumber Data
Dalam penulisan ini hal tersebut dilakukan mengkaji kasus ahmadiyah untuk menemukan peran pemerintah didalam
mewujudkan perlindungan terhadap kebebasan beragama di Indonesia. Hal ini akan dikaji melalui produk-produk hukum yang dikeluarkan didalam mengakomodir
perlindungan kebebasan beragama terhadap beberapa kasus pencideraan kebebasan yang terjadi di Indonesia.
Penelitian hukum normatif yang menitikberatkan pada studi kepustakaan dan berdasarkan kepada data sekunder , maka bahan hukum yang digunakan dapat dibagi
kedalam beberapa kelompok, yaitu:
54
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994, Cet. Ke-5, hlm. 9.
55
Ibid, hlm. 105
56
Ibid, hlm. 223
Universitas Sumatera Utara
1. Bahan hukum primer, yaitu:
a. Undang-Undang Dasar 1945
b. Undang-Undang Nomor 1PNPS1965 Jo. Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1969 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan danatau Penodaan Agama c.
Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. d.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant On Civil And Political Rights Korvenan Internasional Tentang Hak-
Hak Sipil dan Politik. e.
Undang-Undang No. 1PNPS1965 Tentang Pencegahan Penyalahgunaan DanAtau Penodaan Agama.
f. Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung, dan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia, Nomor : 3 Tahun 2008, Nomor : KEP-033AJA62008, Nomor : 199 Tahun 2008, Tentang Peringatan dan Perintah Kepada Penganut,
Anggota, danatau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia JAI dan Warga Masyarakat.
g. Peraturan Bersama No. 9 Tahun 2006, Peraturan Bersama No. 8 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pelaksannaan Tugas Kepala DaerahWakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum
Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian Rumah Ibadat. 2.
Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang berupa buku-buku, karya ilmiah, Tesis,
Universitas Sumatera Utara
Disertasi, Jurnal Hukum atau hasil penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
3. Bahan hukum tertier, yaitu bahan-bahan yang dapat memberi petunjuk dan
penjelasan terhadap bahan hukum primer atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar, internet, dan sebagainya.
57
3. Teknik Pengumpulan Data