Peran Pemerintah Dalam Kasus Lia Eden.

dengan masalah bathiniah yang sulit diselesaikan sebenarnya melalui aturan-aturan hukum. Karena kunci keberhasilan kebebasan beragama adalah adanya semangat kerukunan umat beragama baik dari internal agama-agama, hubungan antar umat beragama demikian juga kerukunan agama-agama dengan pemerintah. Perlu diadakan rekonsilidasi yang difasilitasi pemerintah. Baik oleh Departemen Agama, FKUB, Pemerintah Pusat, Pemerintah KabupatenKota terhadap pihak-pihak yang bermasalah didalam kasus Yasmin. Kasus Yasmin jika kedua pihak tidak mengutamakan semangat toleransi maka konflik horizontal tidak akan pernah berhenti. Memahami kasus Yasmin secara komprehensif sehingga melahirkan solusi- solusi yang memberi titik terang atas kasus pendirian rumah ibadah tersebut. Berbicara masalah PBM tentang pendirian rumah ibadah, membutuhkan penyempurnaan berdasarkan isinya. Karena kendatipun syarat formal sudah terpenuhi tidak berarti ijin mendirikan rumah ibadah akan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ternyata PBM belum berhasil menjadi jawaban atas konflik pendirian rumah ibadah ini. Dibutuhkan penyempurnaan terhadap isinya. Akan lebih baik menggali secara komprehensif bagaimana menanggulangi masalah pendirian rumah ibadah ini, dan solusi yang benar-benar teruji menyelesaikan masalah tersebut di rumuskan secara yuridis normatif didalam peraturan perundang-undangan.

3. Peran Pemerintah Dalam Kasus Lia Eden.

Meskipun sesungguhnya kelompok ini telah menamakan dirinya Salamullah, namun masyarakat lebih mengenal mereka sebagai kelompok Lia Eden. Lia Eden adalah nama pemimpin mereka yang beberapa tahun lalu kehadirannya cukup Universitas Sumatera Utara menghebohkan lantaran mengaku wakil perwujudan Jibril di Bumi. Lia Eden atau Lia Amiluddin lahir di Surabaya pada 21 Agustus 1947. Ibunya bernama Zainab, sedangkan ayahnya bernama Abdul Ghaffar Gustaman, yang ironisnya dikenal sebagai salah satu pengkhotbah Islam-Muhammadiyah. Pada Usia 19 Tahun, Lia menikah dengan seorang dosen Universitas Indonesia dan dikaruniai empat orang anak. Saat itu Lia hanya beroleh pendidikan jenjang SMA, memilih untuk menjadi ibu rumah tangga sembari menjalankan hobbinya merangkai bunga. Keahliannya untuk merangkai bunga kering sempat membuatnya tampil dilayar kaca melalui stasiun TVRI. 260 Suatu hari di tahun 1974, Lia sedang bersantai di serambi rumahnya bersama kakak iparnya. Tiba-tiba dia melihat ada bola api bercahaya dan berputar-putar lalu lenyap diatas dikepalanya. Kejadian itu sangat mengherankan dirinya, namun setelah bebarapa lama tidak ditemukan adanya keanehan maka diapun sempat melupakan kejadian itu. Berberapa tahun berlalu, pada tanggal 27 Oktober 1995 saat sedang shalat Lia Aminuddin merasa ditemui oleh guru rohaninya, Habib al-Huda. Setelah itu Lia meyakini bahwa dirinya telah ditemui oleh malaikat Jibril dan diberi wahyu untuk menyampaikan semua yang diajarkan oleh Jibril kepada para pengikutnya. Semenjak tahun 1997, Lia menerima bimbingan dari malaikat Jibril secara terus menerus hingga kini. Selama proses pembimbingan itu, Lia mengaku memperoleh pensucian dan pendidikan dari Jibril melalui ujian-ujian yang sangat berat. Yang 260 Yogaswara Maulana Ahmad Jalidu, Op. Cit, hal. 23-24. Universitas Sumatera Utara paling berat dirasanya adalah ketika dia harus menyampaikan kepada masyarakat luas pengakuan-pengakuan kontraversial atas perintah Jibril. 261 Menurut pengakuan Lia, ujian demi ujian dilaluinya dengan baik sehingga membawa Lia menerima pensucian dari Tuhan. Tuhan kemudian mengubah namanya dari Lia Aminuddin menjadi Lia Eden. Tuhan juga menyatakan bahwa Lia Eden sebagai pasangan Jibril. Dialah sosok perwakilan surgawi Tuhan didunia. Sedikit demi sedikit Lia Eden mulai menyebarkan ajarannya. Selain menulis buku Perkenankan Aku Menjelaskan Sebuah Takdir, setebal 232 halaman, dia juga menulis beberapa lagu dan puisi. Lia Eden juga memulai peran sebagai penyembuh penyakit. Pada tahun 1998, Lia Eden mengumumkann dirinya sebagai Imam Mahdi yang akan membawa keamanan dan keadilan didunia sebelum tibanya hari kiamat. Dilain kesempatan dia juga mengaku sebagai Bunda Maria, anaknya Ahmad Mukti, disebutnya sebagai Yesus Kristus. 262 Menurut Lia, kedatangan Dajjal diberitahukan bersamaan dengan kebangkitan Nabi Isa. Maka kedatangan Dajjal itu tidak dapat dihindarkan oleh Nabi Isa. Sedangkan dia ingin dikemukakan sebagai manusia biasa oleh Allah demi untuk menghentikan pengkultusannya. Umat Nasrani telah mempersekutukan Nabi Isa dengan Allah. Maka kebangkitan Nabi Isa ini dia kemukakan sebagai orang yang belum menerima perisai-perisainya Nabi Isa. Dia hanya disebutkan Nabi Isa, maka untuk membela dia dari serangan Dajjal dan orang-orang yang menginginkannya, 261 Ibid 24-25 262 Ibid. hal. 25 Universitas Sumatera Utara maka Allah menunjuk ibunya sebagai Imam Mahdi, sebagai orang yang mengemukakan kebangkitannya dan sekaligus sebagai penjaganya. 263 Meskipun tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi, Lia Eden rupanya memiliki bakat dalam berdakwah dan menulis. Dalam waktu yang sangat singkat, ratusan orang menyatakan diri sebagai pengikut ajarannya. Mereka ini terdiri dari berbagai kalangan, dari yang berpendidikan rendah hingga tinggi, dari yang miskin hingga yang kaya. Mereka juga memiliki ritual-ritual khusus dengan mengenakan jubah berwarna putih. Jumlah pengikut Kelompok Eden semakin membengkak. MUI pun bulan Desember 1997 menyatakan bahwa kelompok ini menyimpang dari ajaran Islam. Dengan santainya, mereka berbalik menyerang MUI dengan Undang-Undang Jibril Gabriel Edict. Intinya mereka menuding MUI telah berlaku tidak adil dan sewenang-wenang terhadap kelompok mereka. 264 Seakan tidak peduli terhadap segala kontraversi yang ditimbulkan, pada tahun 2000 kelompok ini dengan berani menyatakan berdirinya agama baru, yaitu agama Salamullah. Agama ini percaya bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir, tetapi juga mereka percaya pemimpin-pemimpin agama lainnya, seperti Yesus Kristus, Budha Gautama, dan Dewi Kwan Im, akan muncul kembali didunia agama MUI menegaskan Lia Eden jelas melakukan penistaan agama terhadap Islam dan dinyatakan sesat dari kaidah Islam dan perlu diambil tindakan tegas terhadapa keberdaannnya. Kebebasan yang dijamin oleh konsitusi bukan berarti merusak kaidah agama yang sudah ada. 263 Armansyah, Jejak Nabi Palsu, Bandung: Hikmah, 2007, hal. 103. 264 Yogaswara Maulana Ahmad, Op. Cit. hal. 26 Universitas Sumatera Utara Salamullah juga menyatakan penolakan terhadap kepercayaan orang Jawa akan kehadiran Nyi Roro Kidul sebagai Ratu Laut Selatan. Konsep agamanya yang memegang kepercayaan bahwa setiap agama dan budaya memiliki kebenaran yang sama, membuat banyak orang tertarik menjadi pengikutnya. Salamullah pun terus menerus berkembang. 265 Hal yang paling kotraversial dan mungkin meresahkan umat Islam adalah seruan Lia Eden yang mengaku mendapat perintah dari Tuhan untuk menyerukan pembatalan keharaman memakan daging babi dan juga menyatakan penghapusan agama Islam. Berikut kutipan perkataan Jibril kepada Lia Eden: “Telah kucabut ruh dan mukjizat al-Quran. Telah Kuhapuskan agama Islam dari sisiKu. Apakah itu tak cukup bagi umat Islam atas teguranKu yang maha keras ini? Dan kerajaanKu yang telah kuresmikan akan kulakukan walau tak dipedulikan….” Demikian kukatakan bahwa sesungguhnya umat Islam telah menghinakan Rasul-ku, padahal telah kucabut bagi ruh dan mukjizat al-Quran dan telah kuhapuskan agama Islam dari sisiKu. Itulah keputusanku yang sangat keras dan tidaklah manusia dapat bertahan dari keputusanKu itu. Karena sesungguhnya keterakhiran Nabi Muhammad itu yang kusebutkan dalam al-Quran adalah karena Aku menghapuskan Agama Islam. Demikian arti keberakhiran Nabi Muhammad. Demikian vonis dari MahkamahKu Kusampaikan.” Tentang halalnya memakan daging babi, dikatakan: “Adapun penghalangan daging babi dan pernyataan reinkarnasi Nabi Muhammad itu sedikitpun tidak akan merugiak umat Islam, mengapa harus mendatangkan amarah?kehalalan daging babi tidaklah mendatangkan penyakit, bahkan bisa mengurangi pasal pertikaian antar agama dan secara langsung dapat mendatangkan rasa damai….” 265 Ibid. Universitas Sumatera Utara Begitulah Tuhan menurut Lia Eden. Dan untuk memperkuat alasannya membatalkan keharaman daging babi, Lia menggunakan ayat suci al-Quran sebagai pembenarannya: “Apa saja ayat yang kami nasakhkan batalkan atau kami jadikan manusia lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih daripadanya atau serupa dengannya. Tidaklah engkau mengetahui bahwa sesunguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? al-Baqarah ayat 106 266 Sepak terjang keanehan kelompok Lia Eden mulai terpublikasi ketika salah satu pengikutnya, Eddy Suprihadi mengadukan Lia telah melakukan tindakan kekerasan pada putrinya, R. Ghassani Karamina alias Neng, yang baru berumur 9 tahun. Menurut Eddy, Lia memaksa membakar mulut Neng bahwa Neng telah berkata bohong. Meskipun ketika ditanya, Neng terus menyangkal telah berbohong, Lia tetap memutuskan hukuman membakar lidah Neng dengan menggunakan Spritus. Awalnya upaya ini tidak berhasil karena Neng terus meronta dan meniup api yang disodorkan kemulutnya. Lia lalu memerintahkan untuk mengikat Neng. Saat itulah lidah Neng dibakar hingga melepuh. 267 Pada Akhirnya, Lia Eden benar-benar harus menghadapi pengadilan karena dianggap telah melakukan penodaan terhadap agama. Pada hari kamis, 29 Juni 2006, Lia Eden dinyatakan bersalah dan divonis selama dua tahun. Dia dinyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 156-a KUHP tentang penodaan Agama. Selama persidangan dan didalam 266 Ibid. hal 28. 267 Ibid hal. 30. Universitas Sumatera Utara penjara, Lia Eden tetap meyakini kebenaran agamanya. Dia bahkan mengecam akan mengirimkan bencana besar sebagai bentuk protes atas penahanannya. Ternyata ancaman itu tidak terwujud. Tidak ada klarifikasi lebih lanjut mengenai hal ini dari kelompok Eden. Setelah menjalani hukumannya, Lia Eden meninggalkan Rumah Tahanan Pondok Bambu pada tanggal 30 Oktober 2007. Dia bersama pengikutnya menegaskan bahwa keyakinan mereka tidak akan pernah berubah dan menjanjikan Kelompok Eden akan tetap eksis. Ini dibuktikan dengan mengirimkan beberapa surat kepada pejabat tinggi seperti Presiden, Jaksa Agung, Kapolri, dan Gubernur DKI agar tidak diperdaya MUI yang dalam pandangannya Eden telah sesat. 268 Peranan pemerintah dalam kasus Lia Eden ini adalah sesuai dengan konsitusi. Jelas dari uraian mengenai Lia Eden dan cara mereka memanifestasikan keyakinannya, Lia Eden jelas sudah melakukan penodaan dan penistaan terhadap beberapa agama yang ada di Indonesia. menyimpang dari pokok-pokok ajaran dari beberapa agama yang ada, yakni agama Islam dan Nasrani dan didalam memanifestasikan agama jelas sangat bertentangan dengan konstitusi dan regulasi yang mengatur masalah pelaksanan kebebasan beragama. Baik konstitusi maupun kovenan-kovenan internasional dengan tegas menjelaskan bahwa pembatasan terhadap kebebasan beragama diatur melalui undang-undang jika membahayakan keselamatan orang. Selain itu pengadilan sudah memutuskan bahwa Lia Eden 268 Ibid, hal .31. Universitas Sumatera Utara melakukan penistaan terhadap agama. Didalam hal ini pemerintah melakukan tindakan yang sifatnya represif yakni disertai dengan sanksi yang tegas. Sama halnya dengan Ahmadiyah, pemerintah tidak mempunyai hak menyatakan Lia Eden sesat, namun MUI mewakili pihak internal Islam berhak memberikan fatwa tentang sesatnya Lia Eden karena keluar dari pokok-pokok ajaran Islam. Demikian juga majelis-majelis agama lainnya yang merasa agamanya dinodai oleh Lia Eden berhak memberikan pernyatan tersebut. Namun itupun kebebasan mereka untuk meyakini kepercayaan tersebut tetap dijamin, namun didalam memanifestasikannya harus dibatasi oleh undang-undang dengan tegas segala ritual ibadah yang bertentangan dengan apa yang diatur didalam konstitusi. Pemerintah juga dengan tegas dapat membubarkan Lia Eden jika bertentangan dengan Pancasila sebagai falsafah bangsa. Tentunya melalui putusan pengadilan, jika Lia Eden sudah dilegalkan sebagai badan hukum dapat dibatalkan demi hukum karena aksinya melanggar ketentuan yang ada. Tindakan Lia Eden membakar Lidah pengikutnya yang berbohong cukup kuat menjadi bukti jika aliran ini sudah melanggar ketentuan yang ada. Mungkin masih banyak ritual-ritual agama yang membahayakan keselamatan orang lain. Universitas Sumatera Utara

C. Peran Pemeritah Didalam Melindugi Aliran-AliranPenghayat Kepercayaan di Indonesia.