1. 1. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 5.4 tampak pada awal pembelajaran sebagian besar siswa belum siap untuk mengikuti proses belajar mengajar. Hanya 18 dari 36 siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Sebagian besar siswa juga tidak memberikan tanggapan atas pembahasan materi pelajaran. Hanya 2 siswa yang mencatat saat guru menjelaskan materi. Tidak ada pengerjaan tugas di kelas. c. Observasi keadaan kelas lampiran 19, halaman 169. Secara fisik ruang kelas X7 sangat memadai untuk proses belajar mengajar. Fasilitas yang disediakan di kelas tersebut adalah 1 blackboard, 1 meja guru, 1 kursi guru, 37 kursi dan meja siswa, 1 buah jam dinding, 1 buah papan absensi, 1 buah viewer dan LCD. Fasilitas-fasilitas ini cukup menunjang proses belajar mengajar di kelas. Kelas memiliki sangat terbuka sehingga membuat sirkulasi udara berlangsung dengan baik. Pencahayaan kelas juga sangat baik. Kelas yang sangat terbuka membuat kegaduhan di kelas lain terdengar dan menggangu kegiatan belajar mengajar. Hasil pengamatan terhadap kondisi kelas sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada. d. Wawancara pada guru Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru mengenai metode mengajar yang diterapkan. Dari hasil wawancara diketahui bahwa selama ini guru cenderung menggunakan metode ceramah, diskusi, dan latihan soal. Metode ini dipilih karena mudah dalam penyiapan dan penerapannya. Namun dalam wawancara ini guru menyampaikan bahwa metode yang diterapkan ini dirasakan masih belum membantu siswa untuk memahami materi. Hasil wawancara peneliti kepada guru tersaji dalam lampiran 20, halaman 170. e. Wawancara pada siswa Selain melakukan pengamatan, peneliti juga mewawancarai 3 orang siswa. Semua siswa menyatakan kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah dan pembahasan soal. Siswa merasa bahwa metode yang dipakai guru membosankan dan monoton. Dampaknya siswa merasa malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hasilnya adalah siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Hasil wawancara siswa terkait dengan metode pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru tersaji pada lampiran 21, halaman 171. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara sebagaimana diuraikan di atas dapat diidentifikasi persoalan pembelajaran sebagai berikut : a. Siswa tidak tertarik mengikuti proses pembelajaran karena guru secara monoton menerapkan metode ceramah dan diskusi. Dampak dari rendahnya ketertarikan siswa dalam pembelajaran adalah siswa kurang memahami materi. b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran rendah. Metode pembelajaran yang diterapkan menyebabkan siswa cenderung tidak tertarik dan pasif dalam pembelajaran di kelas. Dampaknya ada kecenderungan siswa melakukan kegitan kontraproduktif, seperti mengobrol dengan teman, membuka buku mata pelajaran lain, dan sebagainya. Akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai dengan baik. Permasalahan-permasalahan tersebut diduga berasal dari tidak tepatnya metode pembelajaran yang akan diterapkan oleh guru. Penerapan metode pembelajaran yang bervariasi sangat berdampak pada kualitas pembelajaran. Jika metode belajar bervariasi tentu siswa tidak akan bosan dan kualitas pembelajaran akan baik. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dalam penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran kooperatif untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Model pembelajaran kooperatif yang dipilih adalah tipe Make a Match dan Role Playing. Penerapan model tersebut berdasarkan pemikiran bahwa jika siswa dilibatkan aktif dalam pembelajaran, maka siswa akan termotivasi dan lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari. Penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran melibatkan siswa secara langsung dalam proses menganalisis bukti transaksi, pembuatan bukti transaksi, pencatatan ke dalam buku kas sampai pencatatan ke dalam buku jurnal umum. Dengan keterlibatan siswa secara langsung, siswa akan diajak lebih aktif dan menjadikan siswa lebih mudah untuk mengingat apa yang sudah pernah dipelajari. Harapannya siswa dapat lebih tertarik belajar sehingga cenderung lebih memahami materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa. 2. Deskripsi Siklus I PTK Pada Materi Analisis Bukti Transaksi Berikut ini diuraikan siklus I penelitian tindakan kelas pada materi analisis bukti transaksi mulai dari perencanaan, tindakan, observasi, hingga refleksi dan evaluasi. a. Menyusun rencana tindakan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana penelitian yang meliputi: 1 Berdasarkan hasil evaluasi melalui lembar observasi dan hasil wawancara, peneliti bersama dengan guru pengampu akan melakukan kegiatan perencanaan. Pada siklus satu materi analisis bukti transaksi akan dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatf tipe Make a Match. Kemudian membagikan kelompok yang terdiri dari 3 siswa setiap kelompok sama dengan kelompok saat kegiatan penelitian pendahuluan. 2 Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data yang meliputi : a Lembar observasi tindakan guru Lembar observasi tindakan guru digunakan untuk mengetahui perilaku guru selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. b Lembar observasi perilaku siswa Lembar observasi perilaku siswa digunakan untuk mengetahui perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. c Lembar observasi kelas lembar observasi kelas digunakan untuk mencatat keadaan kelas selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. d lembar refleksi Refleksi bertujuan untuk menganalisis, memaknai, dan membuat kesimpulan dari pembelajaran. 3 Penyiapan media pembelajaran Media yang harus disiapkan untuk tipe Make a Match sebagai berikut : a Lembar Kerja Siswa Lembar kerja siswa adalah lembaran kertas yang berisi 8 soal berupa gambar bukti transaksi. Sekaligus sebagai media bagi siswa menempelkan analisis bukti transaksi, analisis jurnal dan jurnal. b Potongan kertas analisis bukti transaksi Potongan kertas analisis bukti transaksi adalah analisis bukti transaksi yang tepat terhadap bukti transaksi pada soal. Potongan kertas ini berjumlah 12 dan dimasukan dalam 1 amplop. c Potongan kertas analisis jurnal Potongan kertas analisi jurnal adalah analisis jurnal transaksi yang tepat berdasarkan bukti transaksi pada soal. Potongan kertas ini berjumlah 12 dan dimasukan dalam 1 amplop d Potongan kertas jurnal Potongan kertas jurnal adalah jurnal yang tepat berdasarkan bukti transaksi pada soal. Potongan jurnal ini berjumlah 12 dan dimasukan dalam 1 amplop. e Papan nomor kelompok Papan nomor ini sebagai penanda urutan nomor kelompok. b. Pelaksanaan Penelitian dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Maret 2013, dimulai pada pukul 07.45-09.00. Pembelajaran pada saat PTK menggunakan waktu 2 jam pelajaran, berbeda dari waktu pembelajaran biasanya yang hanya 1 jam pelajaran. Tahapan pelaksanaan penelitian diuraikan sebagai berikut : 1 Guru membuka pelajaran a Guru memeriksa kesiapan ruangan, alat pembelajaran, dan media. b Guru memeriksa kesiapan siswa. Guru memberi salam kepada siswa kemudian menanyakan siapa yang tidak masuk dan menanyakan kesiapan belajar siswa. c Guru memberikan apersepsi Guru menjelaskan kembali bentuk-bentuk bukti transaksi. d Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dengan membaca slide power point. e Guru membagikan soal tes 1 Tes 1 dimaksudkan untuk menilai pemahaman awal siswa terhadap materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa. Hasil Tes 1 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pemahaman Siswa Pada Tes 1 No Interval Kinerja Frekuensi Frekuensi Relatif Kategori 1 81-100 Sangat Paham 2 66-80 15 41,66 Paham 3 56-65 6 16,67 Cukup Paham 4 46-55 9 25 Tidak Paham 5 0-45 6 16,67 Sangat Tidak Paham Berdasarkan tabel 5.5 tampak bahwa tidak ada siswa 0 yang masuk dalam kategori sangat paham, 15 siswa 41,66 masuk dalam kategori paham, 6 siswa 16,67 masuk dalam kategori cukup paham, 9 siswa 25 masuk dalam kategori tidak paham dan 6 siswa 16,67 masuk dalam kategori sangat tidak paham. Rata-rata tingkat pemahaman siswa adalah 57,78 sementara KKM yang ditetapkan sekolah adalah 65. Rata-rata ini menunjukkan pemahaman siswa masih banyak yang di bawah KKM. Skor tertinggi yang dicapai adalah 80 dan skor terendah yang dicapai adalah 40 lampiran 26, halaman 189. 2 Kegiatan Inti : a Guru menjelaskan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan dan menjelaskan aturan main Make a Match. Prosedur dalam permainan Make a Match sebagai berikut lampiran 34, halaman 202: 1 Setiap kelompok akan mendapatkan LKS dan amplop berisi potongan kertas bertuliskan analisis bukti transaksi, analisis pencatatan dan jurnal 2 Posisi setiap siswa adalah sebagai bagian akuntansi perusahaan “Bengkel Motor”. 3 Tugas siswa adalah menentukan analisis bukti transaksi, analisis pencatatan dan jurnal dari setiap bukti transaksi. Tempelkan potongan kertas berisi analisis tersebut di samping bukti transaksi. 4 Setelah waktu habis, hasil pekerjaan antar kelompok akan saling ditukar dan kita akan mengoreksi bersama Aturan main Make a Match adalah sebagai berikut : 1 Waktu pengerjaan maksimal adalah 30 menit 2 Antar kelompok dilarang bekerja sama dan membuka modulcatatan b Guru menyebutkan kelompok siswa dan siswa menempatkan diri bersama kelompoknya di tempat yang telah ditentukan. c Guru dibantu fasilitator membagikan lembar kerja siswa dan amplop yang berisi potongan kertas. d Guru memberi instruksi permainan dimulai. e Siswa mengerjakan tugas dalam kelompok selama 30 menit. Suasana belajar sangat menyenangkan, setiap anggota kelompok antusias untuk segera menyelesaikan soal. f Setelah 30 menit, guru meminta pekerjaan setiap kelompok ditukarkan untuk proses pengecekan g Guru bersama siswa memeriksa setiap soal secara lisan. Hasilnya setiap kelompok menjawab dengan benar semua soal yang diberikan. 3 Kegiatan penutup : a Siswa merefleksikan kegiatan pembelajaran. Refleksi dilakukan secara lisan dan tertulis. 2 Siswa menyampaikan refleksinya secara lisan. Guru membagikan lembar refleksi atas kegiatan belajar yang dilaksanakan dan meminta siswa mengisinya. Berikut ini disajikan hasil rangkuman siswa Lampiran 36, halaman 209 : Tabel 5.6 Rangkuman Refleksi Siswa No Uraian Komentar 1 Bagaimana menurut anda tentang pembelajaran de- ngan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match topik pembahasan, media pembelajaran, situasi kelas, penampilan guru,lingkungan kelas,dll? Dari 36 siswa, semuanya 100 menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model ini lebih menyenangkan, interaktif, menarik, tidak membosankan dan efektif. 2 Apakah anda berminat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match? Dari 36 siswa semuanya 100 berminat mengikuti pembelajaran dengan meng- gunakan model pembelajaran kooperatif, karena membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi. 3 Apakah anda lebih paham tentang materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa pada pembelajaran dengan menggunakan model pem- belajaran kooperatif tipe Make a Match? Dari 36 siswa, ada 33 92 siswa yang menyatakan lebih paham tentang materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa. Ada 8 atau 3 orang siswa yang tetap tidak paham akan materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa setelah melaksanakan model pembelajaran Make a Match 4 Hambatan apa yang anda temui selama melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pem- belajaran kooperatif tipe Make a Match? 14 siswa 39 mengatakan tidak menemui hambatan. Sedangkan 22 siswa 61 yang lainnya mengatakan hambatan yang dihadapi selama proses pembelajaran ini adalah potongan kertas yang kecil dan waktu yang terbatas. 5 Manfaat apa yang anda peroleh pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match? 36 siswa mengatakan manfaat yang diperoleh siswa dari pembelajaran dengan menggunakan model pem- belajaran kooperatif ada yang menyatakan bahwa pem- No Uraian Komentar belajaran ini membuat siswa tidak bosan, belajar bekerja sama, lebih mudah memahami materi, Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa semua siswa 100 merasa antusias mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. 36 siswa 100 mengatakan berminat mengikuti pembelajaran dengan meng- gunakan model pembelajaran kooperatif, karena membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi. 33 92 siswa yang menyatakan lebih paham tentang materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa. 3 siswa 8 yang tetap tidak paham akan materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa setelah melaksanakan model pembelajaran Make a Match. 14 siswa 39 mengatakan tidak menemui hambatan. Sedangkan 22 siswa 61 yang lainnya mengatakan hambatan yang dihadapi selama proses pembelajaran ini adalah potongan kertas yang kecil dan waktu yang terbatas. 36 siswa mengatakan manfaat yang diperoleh siswa dari pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif ada yang menyatakan bahwa pem-belajaran ini membuat siswa tidak bosan, belajar bekerja sama, lebih mudah memahami materi b Guru menutup pembelajaran Guru menutup rangkaian pembelajaran hari itu dengan memberi tugas kepada siswa untuk membaca kembali materi yang telah dipelajari karena materi ini menjadi bahan ujian tengah semester. Kemudian guru menutup pelajaran hari itu dengan salam. c. Pengamatan saat pembelajaran kooperatif tipe Make a Match 1 Pengamatan terhadap tindakan guru lampiran 22, halaman 172 a Kegiatan membuka pelajaran Tabel 5.7 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR I 1. 2. II 1. 2. PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Memeriksa kesiapan siswa MEMBUKA PEMBELAJARAN Melakukan kegiatan apersepsi Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 Berdasarkan tabel 5.7 tampak saat kegiatan pembuka guru sudah memeriksa kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran. Guru juga memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar pada hari itu. Guru memberikan apersepsi dengan baik, guru juga sudah menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan. b Kegiatan inti pembelajaran Tabel 5.8 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR III A. 1. 2. 3. 4.

B. 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. C. 1. 2. 3. 4.

D. 1.

2. 3. 4. 5. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan Pendekatanstrategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melaksanakan pembelajaran yang terkoordinasi Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tmbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan Pemanfaatan media pembelajaransumber belajar Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efektif dan efisien Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Merespons positif partisipasi siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa- siswa Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR 6.

E. 1.

2. F. 1. 2. 3. 4.

G. 1.

2. 3. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi Menumbuhkan sikap ekonomis Menumbuhkan sikap produktif Penilaian proses dan hasil belajar Melakukan penilaian awal Memantau kemajuan belajar Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 Berdasarkan tabel 5.8 tampak guru menguasai materi dengan baik. Pembelajaran yang dilakukan juga sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, runtut, kontekstual dan sesuai dengan waktu yang dialokasikan. Guru lebih menunjukkan ketrampilan penggunaan media dan melibatkan siswa. Siswa lebih tertarik sehingga berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Penyampaian materi juga sudah menggunakan bahasa yang jelas dan lancar. Hal yang menjadi kekurangan adalah guru tidak mengaitkan materi dengan realitas kehidupan dan pengetahuan lain yang relevan. c Kegiatan penutup pembelajaran Tabel 5.9 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Saat Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR IV A. 1. 2.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif Make A Match sebagai upaya peningkatan pemahaman pada materi penjurnalan siklus akuntansi perusahaan dagang siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Pius Tegal.

0 0 208

Penerapan model pembelajaran kooperatif sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum.

0 2 429

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Nege

0 9 227

Penerapan metode Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XI IPS : penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPS 2 S

0 0 2

Penerapan metode Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi ke dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa siswa kelas XI IPS : penelitian dilaksanakan pada kelas XI IPS 2 S

0 0 260

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI SIKLUS AKUNTANSI

0 0 219

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Role Playing sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal khusus : penelitian tindakan kelas pada siswa kelas XII Sosial 2 SMA Nege

0 1 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN ROLE PLAYING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI ANALISIS BUKTI TRANSAKSI DAN PENCATATAN BUKTI TRANSAKSI DALAM JURNAL UMUM PADA SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA Penelitian Ti

0 0 311

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROLE PLAYING PADA KOMPETENSI DASAR SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN SISWA

1 7 330

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN PADA MATERI ANALISIS BUKTI TRANSAKSI DAN PENCATATAN BUKTI TRANSAKSI DALAM JURNAL UMUM

0 0 427