Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA
28
Menurut Hisyam 2008:98 Role Playing merupakan suatu aktivitas pembelajaran terencana yang dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang spesifik. Sementara menurut Djajadisastra 1982:34, metode bermain peran atau berperan adalah suatu metode mengajar di mana
guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu seperti yang yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat sosial. Pada pembelajaran siklus akuntansi perusahaan jasa, materi yang diajarkan terkait dengan satu siklus akuntansi mulai dari bukti
transaksi, pencatatan ke dalam jurnal, posting ke buku besar, pembuatan neraca saldo, dan pembuatan laporan keuangan. Siklus akuntansi perusahaan
jasa diawali oleh bukti transaksi yang diperoleh karena adanya suatu transaksi keuangan. Bukti transaksi dicatat dalam jurnal, diposting ke buku besar dan
disusun laporan keuangan. Kegiatan siklus akuntansi tersebut melibatkan beberapa pihak yang terpisah tetapi saling berkaitan. Pihak-pihak yang terkait
dalam siklus akuntansi perusahaan jasa tersebut dapat diperankan siswa. Peran-peran siswa yang dimaksud adalah sebagai akuntan, bagian keuangan,
pelaksana transaksi, dan pihak di luar perusahaan. Siswa yang berperan sebagai pelaksana transaksi bertugas untuk melakukan transaksi yang terjadi
di dalam perusahaan dan berhubungan secara langsung dengan pihak di luar perusahaan. Siswa yang berperan sebagai bagian keuangan bertugas untuk
mengurus keluar dan masuknya uang perusahaan, dan membuat bukti transaksi yang diperlukan. Siswa yang berperan sebagai akuntan bertugas
untuk mencatat transaksi ke dalam jurnal umum. Siswa yang berperan sebagai
29
pihak yang ada di luar perusahaan bertugas untuk menyediakan bukti transaksi atas transaksi yang dilakukan perusahaan. Peran akan dilakukan
oleh siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan Role Playing diterapkan. Ketika memainkan peran, siswa harus benar-benar memahami
tugas dari tiap peran sehingga Role Playing dapat berjalan sesuai dengan
praktik akuntansi yang nyata.
Pada saat siswa dilibatkan dalam berbagi peran, maka siswa lebih mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Kemampuan siswa
untuk mengingat suatu materi yang mereka pelajari melalui praktik secara langsung akan lebih lama dan menetap dibandingkan dengan mendengarkan
ceramah atau membaca materi secara mandiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing
dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus
akuntansi perusahaan jasa. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Victoria Venny Nawang
Setyaningrum 2011 : 113 menunjukkan melalui penerapan metode
pembelajaran Role Playing dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan
pemahaman siswa setelah diterapkannya Role Playing. Rata-rata peningkatan pemahaman cukup tinggi yaitu 37,68 atau 2,74, dari yang awalnya hanya
4,54 menjadi 7,28. Dengan demikian dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis :
30
Ha = terdapat perbedaan pemahaman siswa kelas X7 sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match dan Role Playing pada materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus
akuntansi perusahaan jasa mata pelajaran akuntansi.
31