58
H
o
= Tidak terdapat perbedaan pemahaman siswakelas X7
sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Make a Match dan Role Playing pada materi analisis
bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa
mata pelajaran akuntansi. H
a
= Terdapat perbedaan pemahaman siswa kelas X7
sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Make a Match dan Role Playing pada materi analisis
bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa
mata pelajaran akuntansi. 2
Pengujian hipotesis penelitian Untuk menguji hipotesis, digunakan uji beda t-paired test menggunakan
program SPSS. Uji ini digunakan untuk melihat ada tidaknya perbedaan sebelum dan setelah diterapkan metode pembelajaran Role Playing.
Rumus untuk menguji hal tersebut Sugiyono, 2008 : 122 :
Keterangan : = Rata-rata sampel 1
= Rata-rata sampel 2 s
1
= Simpangan baku sampel 1 s
2
= Simpangan baku sampel 2 = Varians sampel 1
59
= Varians sampel 2 r = Korelasi antara dua sampel
Kriteria pengujian hipotesis yang digunakan yaitu apabila t
hitung
t
tabel
maka H
o
diterima, sebaliknya jika t
hitung
t
tabel
maka H
o
ditolak.
59
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Visi, Misi, Nilai-Nilai yang Mendasari, dan Tujuan Pendidikan SMA
Kolese De Britto
1.
Visi SMA Kolese De Britto Visi SMA Kolese De Britto adalah sebagai berikut : Kolese De
Britto sebagai komunitas pendidikan berjuang untuk membantu proses pembentukan pribadi siswa menjadi pemimpin-pemimpin pelayanan yang
berkompeten, berhati nurani benar, dan berkepedulian pada sesama demi kemuliaan Allah yang lebih besar.
2.
Misi SMA Kolese De Britto Dilandasi semangat kristiani dan spiritualitas Ignasian, komunitas
Kolese De Britto bertekad untuk : a.
membentuk siswa menjadi pemimpin yang humanis, melayani, berani berjuang bagi sesama, dan berwawasan kebangsaan, serta menghayati
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia; b.
membantu siswa menjadi pribadi yang berkembang secara utuh, optimal, dan seimbang;
c.
mengembangkan siswa menjadi pribadi yang jujur, disiplin, mandiri, kreatif, dan mau bekerja keras.
3.
Nilai-Nilai yang Mendasari SMA Kolese De Britto
a.
Kasih
60
Nilai kristiani yang paling mendasar adalah kasih. “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah
mengasihi kamu ” Yoh.15:12, dan Santo Ignatius menegaskan bahwa
kasih itu harus lebih diwujudkan dalam perbuatan daripada dengan kata-kata LR 230. Atas dasar kasih itulah pendidikan Kolese De
Britto membentuk para siswanya menjadi manusia yang bersedia untuk melayani dan berjuang bagi sesamanya demi kebenaran dan keadilan.
b.
Kebebasan Pendidikan Kolese De Britto sangat menekankan nilai kebebasan
yang merupakan perwujudan konkret dari kebebasan anak-anak Allah Rom. 8:21. Para siswa dididik dalam suasana kebebasan menjadi
manusia yang bebas, yaitu yang mampu mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan hati nuraninya yang benar, tidak terbelenggu
oleh gengsi, materi, atau kecenderungan untuk ikut-ikutan saja. Manusia yang bebas adalah manusia yang mandiri dan bertanggung
jawab atas pilihan dan tindakannya. c.
Keterbukaan dan Keanekaragaman Pendidikan Kolese De Britto dilaksanakan dalam suatu
komunitas yang terdiri dari beraneka ragam suku, budaya, agama, dan latar belakang sosial-ekonomi. Dalam komunitas inilah para siswa
dibantu untuk berkembang menjadi manusia dewasa yang terbuka terhadap dan menghargai keanekaragaman sebagai bagian dari
61
persiapannya untuk kelak menjadi pemimpin yang melayani dalam masyarakat.
4.
Tujuan Pendidikan SMA Kolese De Britto Berpijak pada visi dan misi yang telah dirumuskan, pendidikan di
SMA Kolese De Britto bertujuan membantu proses pembentukan siswa menjadi pemimpin-pemimpin pelayanan yang meneladan Yesus Kristus
dengan kepribadian yang utuh, optimal dan seimbang, jujur, disiplin, mandiri, kreatif, mau bekerja keras, humanis, selalu sedia melayani, dan
berani berjuang bagi sesama.
B. Sistem Pendidikan SMA Kolese De Britto
SMA Kolese De Britto menerapkan paradigma pendagogi Ignasian dalam mendidik siswa untuk mengembangkan belajar mandiri sehingga siswa
mampu mencari dan mencerna informasi yang diperlukan dan membiasakan diri untuk proses belajar seumur hidup.
Pedagogi Ignasian ialah cara para pengajar mendampingi siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan pembentukannya, yang dilandasi spiritualitas
Santo Ignatius. Pedagogi meliputi pandangan hidup dan visi dari berbagai ideal manusia untuk dididik. Pedagogi juga memberikan kriteria pilihan sarana
untuk dipakai dalam proses pendidikan. Oleh karena itu, pedagogi ini tidak boleh direduksi menjadi metodologi semata-mata.
Secara sempit, paradigma ini merupakan sebuah alat yang praktis dan sebuah perangkat yang efektif untuk meningkatkan kinerja guru dan siswa