Tabel 5.21 Rangkuman Distribusi Frekuensi Pemahaman Siswa
No Interval
Kinerja Frekuensi
Frekuensi Relatif Kategori
Awal Kegiatan
I Kegiatan
II Awal
Kegiatan I
Kegiatan II
1 81-100
4 25
11,11 69,44
Sangat Paham
2 66-80
15 28
11 41,66
77,78 30,56
Paham
3
56-65 6
4 16,67
11,11 Cukup
Paham
4 46-55
9 25
Tidak Paham
5 0-45
6 16,67
Sangat Tidak
Paham
Jumlah 36
36 36
100 100
100
Berdasarkan tabel 5.21 dapat dilihat adanya peningkatan pemahaman siswa. Pada tahap awal, 6 orang siswa masuk kategori sangat tidak
paham, 9 orang siswa masuk kategori tidak paham dan 6 orang siswa masuk kategori cukup paham. Artinya, 21 orang memiliki skor di
bawah KKM. Sedangkan setelah kegiatan I, hanya 4 orang siswa yang memiliki skor di bawah kriteria ketuntasan, sedangkan sisanya berada
pada kategori paham dan sangat paham. Pada akhir siklus makin menunjukkan peningkatan, capaian siswa hanya ada pada kategori
paham dan sangat paham. Pada akhir siklus ini semua skor siswa berada di atas KKM yang ditetapkan. Dengan demikian PTK yang
dilakukan pada kelas X7 berhasil meningkatkan pemahaman siswa. 2. Pengujian Hipotesis lampiran 57, halaman 283.
a. Rumusan Hipotesis H
o
= Tidak terdapat perbedaan pemahaman siswa kelas X7
sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran Make a Match dan Role Playing pada materi analisis
bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa
mata pelajaran akuntansi. H
a
= terdapat perbedaan pemahaman siswa kelas X7 sebelum
dan setelah diterapkan model pembelajaran Make a Match dan Role Playing pada materi analisis bukti
transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa mata
pelajaran akuntansi. b. Pengujian Hipotesis Penelitian
Tabel 5.22 Hasil Uji Beda Rata-Rata
Paired Samples Test
Paired Samples Test
Paired Differences t
df Sig. 2-
tailed Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 tes1 - tes2 -1.46281E1
7.61337 1.26890
-17.20405 -12.05206
-11.528 35
.000 Pair 1 tes2 - tes3
-1.44453E1 7.21564
1.20261 -16.88670
-12.00386 -12.012
35 .000
Pair 1 tes1 - tes3 -2.90733E1
10.22424 1.70404
-32.53272 -25.61395
-17.061 35
.000
Tabel 5.22 menunjukkan bahwa pembandingan pada ketiga hasil tes menunjukkan nilai sig. 2-tailed
= 0,000 α = 0,05. Hal demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman siswa
kelas X7 sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Role Playing.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji statistik tampak bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Role Playing memberikan
perbedaan pemhaman yang signifikan dalam materi analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi
perusahaan jasa. Hal tersebut ditunjukkan pada ketiga tes menunjukkan nilai sig. 2-
tailed=0,000α=0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman siswa sebelum dan setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan Role Playing. Peningkatan pemahaman siswa pada materi analisis bukti transaksi dan
pencatatan bukti transaksi dalam jurnal disebabkan oleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif yang sangat menyenangkan
dan tidak membosankan. Penggunaan model pembelajaran tipe Make a Match dan Role Playing menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Saat siswa
aktif dalam pembelajaran, mereka merasa senang mengikuti proses belajar mengajar, sehingga apa yang mereka pelajari akan mudah untuk dipahami.
Siswa tidak hanya memperoleh pengalaman belajar dari membaca atau mendengarkan, tetapi dari hasil mempraktikannya secara langsung. Praktik
tersebut mencakup proses pembuatan bukti transaksi, pencatatan transaksi berdasarkan bukti transaksi dan memahami hubungan pihak-pihak yang
terkait dalam suatu transaksi keuangan. Pembelajaran secara langsung semacam ini juga membantu siswa memahami materi yang dipelajari dan
daya ingat siswa terhadap materi tersebut cenderung bertahan lebih lama. Maka kesimpulannya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match dan Role Playing dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa kelas X 7 SMA Kolese De Britto terhadap materi analisis bukti transaksi dan
pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum pada siklus akuntansi perusahaan jasa.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Danu Eri Setiawan 2011:101, menunjukkan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut diketahui setelah penerapan Make a Match pemahaman siswa mengalami peningkatan. Hasil dari penelitian tersebut yaitu: pada saat
pretest rata-rata skor siswa di kelas mencapai 56,875, sedangkan untuk
postest naik menjadi 76,625. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh
Victoria Venny 2011 : 113 menunjukkan melalui penerapan metode pembelajaran Role Playing diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran akuntansi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman siswa setelah diterapkannya Role Playing. Rata-rata
peningkatan pemahaman cukup tinggi yaitu 37,68 atau 2,74, dari yang awalnya hanya 4,54 menjadi 7,28.
136
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di SMA Kolese De Britto Yogyakarta dapat diperoleh kesimpulan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan role playing mampu meningkatkan pemahaman siswa kelas X7 pada materi
analisis bukti transaksi dan pencatatan bukti transaksi dalam jurnal umum. Peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat dari tingkat pencapaian nilai
siswa pada tes 1, tes 2 dan tes 3. Pada tes 1 rata-rata nilai kelas mencapai 57,78, pada tes 2 rata-rata nilai kelas mencapai 75,93, sedangkan rata-rata
pencapaian post-test adalah 84,73. Dengan demikian dari tes 1 ke tes 2ada peningkatan pemahaman sebesar 28, tes 2 ke tes 3 ada peningkatan 21,
dan dari tes 1 ke tes 3 ada peningkatan 55. Hasil pengujian statistik terhadap hasil tes 1, tes 2 dan tes 3 menunjukkan ada perbedaan yang
signifikan Sig. 2-tailed = 0,000 = 0,05.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah tidak semua siswa kelas X7 hadir saat penelitian yang disebabkan sakit dan ijin kegiatan sekolah. Hal demikian
menyebabkan perlunya dilakukan modifikasi dalam pengelompokan siswa. Di samping itu, ada kemungkinan jika semua siswa hadir hasil penelitian ini
akan berbeda.