10
BAB II BIMBINGAN ROHANI DAN KEMATANGAN EMOSI
Pada bab ini akan diuraikan tentang peranan bimbingan rohani terhadap kematangan emosi para suster yunior Kongregasi SSpS Provinsi Jawa. Bagian
pertama menerangkan dinamika pembinaan yuniorat. Bagian kedua membahas bimbingan rohani, yang terdiri dari: pengertian bimbingan rohani, faktor-faktor
yang mempengaruhi bimbingan rohani, dan dampak bimbingan rohani. Bagian ketiga menguraikan tentang kematangan emosi yang terdiri dari: pengertian emosi,
kematangan emosi, faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi, dampak dari kematangan emosi, dan kedewasaan pribadi. Bagian keempat mengenai
kerangka pikir.
Para anggota muda Kongregasi SSpS Provinsi Jawa adalah kaum muda yang lahir dalam arus jaman globalisasi. Kaum muda ini banyak dipengaruhi oleh situasi
jaman dan berdampak pula dalam kehidupan bersama. Berhadapan dengan pembinaan hidup religius itu sendiri, Kongregasi SSpS juga berupaya untuk
memberikan pembinaan bagi para yuniornya. Karena pembinaan itu merupakan proses yang terjadi seumur hidup, maka pendampingan bagi para religius muda
perlu mendapat perhatian.
A. Tahap Pembinaan Religius
Setiap calon yang masuk dalam salah satu Lembaga Hidup Bakti tertentu harus memasuki melalui beberapa tahap pembinaan. Mereka ditempa dalam proses
pengenalan Kongregasi yang mereka masuki. Kongregasi SSpS yang termasuk
11
dalam salah satu Lembaga Hidup Bakti juga melewati tahap-tahap secara umum dari pembinaan di Postulat, Novisiat, Yuniorat maupun yang sudah berkaul kekal
OnGoing Formation. Berikut ini akan diuraikan secara singkat tahap-tahap pembinaan religius untuk:
1. Pembinaan Postulat:
Kata “Postulat” berasal dari kata “Postulare” yang berarti “mengajukan permohonan”, juga mempunyai dua arti, yaitu tempat pembinaan calon dalam suatu
kongregasi dan masa pembinaan. Tujuan khusus dari masa pembinaan di postulant menurut Konstitusi SSpS adalah:
Hendaknya mereka mencapai kematangan manusiawi dan rohani yang memadai untuk mampu menjawab panggilan Tuhan dengan bebas. Dibawah
bimbingan pemimpin, mereka berusaha mengembangkan hidup doa, pengajaran, studi dan membantu mereka untuk memperdalam pengetahuan.
Melalui kehidupan bersama mereka dibantu untuk lebih mengenal dan menerima diri Konst. SSpS. art. 514.
Masa postulat merupakan masa peralihan dan perkenalan bagi si calon agar dapat berorientasi dan mengenal kehidupan membiara melalui kongregasi yang
dimasukinya Mardi Prasetya, 1992: 292. Selama masa postulan ini, calon dibantu oleh pemimpin postulan untuk mencapai kematangan manusiawi dan kristiani.
2. Pembinaan Novisiat:
Novisiat adalah suatu masa dimana seorang belajar untuk mengalami kehidupan religius yang sesungguhnya. Kata “Novis” menurut kamus bahasa Latin
sendiri berasal dari bahasa latin “novicius” yang berarti “orang yang belum berpengalaman” Verhoeven:1969.
Dalam masa novisiat ini seorang novis diajak untuk menjajaki kesungguhan sikap dan motivasi dasar panggilan mereka bersama dengan seorang