Hasil Penelitian Peranan bimbingan rohani terhadap kematangan emosi para suster yunior Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus (SSpS) Provinsi Jawa.

55 Sejumlah 80,95 responden mengungkapkan bahwa kadang-kadang bimbingan yang efektif adalah dari pengalaman pembimbing.

2. Proses Kematangan Emosi

a. Penilaian, pengenalan dan percaya diri

Tabel 7: Penilaian, pengenalan dan percaya diri N= 42 No Pernyataan Jumlah Sll SR KD 41 Saya lebih suka mengungkapkan diri saya apa adanya 25 59,52 13 30,95 4 9,52 42 Saya mudah mengepresikan perasaan saya kepada siapa saja 17 40,47 13 30,95 12 28,57 43 Apabila saya marah saya cenderung bereaksi diam, mengurung diri 1 2,38 6 14,28 34 80,95 44 Saya mudah menerima kekurangan yang ada pada diri saya 13 30,95 18 42,85 11 26,19 45 Saya berani mengakui kesalahan yang saya buat 21 50 16 38,09 5 11,90 46 Saya mudah terpancing apabila ada sesama yang menggoda saya 2 4,76 13 30,95 27 64,28 Hasil pada tabel di atas berkaitan tentang kepercayaan diri, responden selalu mengungkapkan bahwa lebih suka mengungkapkan diri apa adanya dengan jumlah 59,25. Dari aspek pengenalan diri responden mengungkapkan bahwa kadang- kadang ketika merasa marah lebih cenderung bereaksi diam dan mengurung diri dengan jumlah 80,95. Responden juga mengungkapkan bahwa kadang-kadang mudah terpancing apabila ada sesama yang menggoda dengan jumlah 64,28. 56

b. Pengelolaan emosi

Tabel 8: Pengelolaan emosi N= 42 No Pernyataan Jumlah Sll SR KD 47 Saya gelisah kalau mempunyai masalah yang belum terselesaikan 17 40,47 14 33,33 11 26,19 48 Ketika ada masalah saya mencari solusi 26 61,90 12 28,57 4 9,52 49 Saya mudah tersinggung kalau pendapat saya tidak dihargai 3 7,14 3 7,14 36 85,71 50 Saya merasa senang karena saya mampu mengerjakan tugas yang diberikan kepada saya 28 66,66 11 26,19 3 7,14 51 Saya berusaha tidak berkecil hati apabila ada sesama yang mengejek saya 9 21,42 17 40,47 9 21,42 52 Saya menerima emosi saya apa adanya 17 40,47 19 45,23 6 14,28 Pada tabel di atas berkaitan dengan aspek pengendalian emosi sejumlah 61,90responden mengungkapkan selalu mencari solusi ketika menghadapi masalah, dan responden juga sering menerima emosi yang dimiliki apa adanya dengan jumlah 45,23. Sedangkan berkaitan dengan aspek kepercayaan sejumlah 66,66 responden mengungkapkan bahwa selalu merasa senang karena saya mampu mengerjakan tugas yang diberikan. 57

c. Motivasi Diri

Tabel 9: Motivasi diri N=42 No Pernyataan Jumlah Sll SR KD 53 Saya tertarik dengan hal-hal baru 25 59,52 13 30,95 4 9,52 54 Kalau diberi tanggung jawab saya takut gagal 4 9,52 5 11,90 33 78,57 55 Saya berusaha untuk mensyukuri setiap peristiwa yang saya alami 30 71,42 10 23,80 2 4,76 56 Saya melihat kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda 19 45,23 19 45,23 4 9,52 57 Saya berusaha menjalankan tugas pada waktunya 18 42,85 19 45,23 5 11,90 58 Saya adalah orang yang suka mengambil inisiatif 10 23,80 24 57,14 8 19,04 Pada tabel di atas berkaitan dengan aspek ingin tahu ditunjukkan bahwa responden selalu tertarik dengan hal-hal baru dengan jumlah 59,52. Selain itu, aspek ingin membangun sejumlah 78,57 responden mengungkapkan bahwa kadang-kadang diberi tanggung jawab takut gagal. Aspek ingin terbaik dengan jumlah 57,14 responden mengungkapkan bahwa sering suka mengambil inisiatif’.

d. Pengenalan Emosi

Tabel 10: Pengenalan emosi N= 42 No Pernyataan Jumlah Sll SR KD 59 Saya lebih suka berfikir positif tentang orang lain 16 98,09 19 45,23 6 14,28 58 60 Saya sensitif terhadap perasaan teman waktu memberikan evaluasi 6 14,28 12 28,57 24 57.14 61 Saya menyediakan diri untuk mendengarkan sesama yang punya masalah 22 52,38 17 40,47 3 7,14 62 Saya merasa bosan mendengar sharing sesama yang tidak ada ujungnya 2 4,76 12 28,57 28 66,66 63 Saya mudah terharu oleh perasaan orang lain 14 33,33 15 35,71 13 30,95 64 Teman saya marah kalau saya memotong pembicaraannya 2 4,76 8 19,04 30 71,42 Hasil pada tabel di atas yang berkaitan dengan aspek memahami orang lain sejumlah 98.09 responden selalu berfikir positif tentangorang laindan responden kadang-kadang marah kalau orang lain memotong pembicaraannya dengan jumlah 71,42. Sejumlah 66,66 responden mengungkapkan bahwa kadang-kadang merasa bosan mendengar sharing sesama yang tidak ada ujungnya.

e. Membina Bubungan

Tabel 11: Membina hubungan N= 42 No Pernyataan Jumlah Sll SR KD 65 Saya sulit untuk menyakinkan pendapat saya kalau dikritik 1 2,38 10 23,80 31 73,80 66 Saya adalah pribadi yang menyenangkan 12 28,57 25 59,52 5 11,90 67 Supaya disukai saya melakukan apa saja yang diinginkan oleh teman 2 4,76 5 11,90 35 83,33 68 Saya senang dengan sesama yang saling mendengarkan satu dengan yang lain 29 69,04 11 26,19 2 4,76 59 69 Saya terbuka dengan sesama yang dekat dengan saya 20 47,61 19 45,23 3 7,14 70 Saya sulit menyimpan rahasia sesama saya 41 97,61 Dari hasil data di atas responden kadang-kadang sulit untuk menyakinkan pendapat kalaudikritik dengan jumlah 73,80. Selain itu, aspek berelasi sebanyak 83,33 responden kadang-kadang agar disukai orang lain maka melakukan apa saja yang diinginkan oleh teman. Berkaitan dengan aspek membangun kepercayaan sejumlah 97,61 responden mengungkapkan bahwa kadang-kadang sulit menyimpan rahasia sesama.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Proses Bimbingan rohani

a. Pengetahuan dan Pengenalan akan Tuhan

Berikut ini akan dipaparkan pembahasan Pengetahuan dan Pengenalan akan Tuhan dalam proses bimbingan rohani: Pada tabel 3, ada 17 responden menyatakan bahwa mereka sering melihat suara pembimbing merupakan suara Tuhan, hal ini menunjukkan responden mampu melihat suara pembimbing sebagai suara Tuhan 40,47. Dengan mampu melihat suara pembimbing sebagai suara Tuhan, maka responden selalu menemukan Tuhan dalam panggilan kesehariannya 24 57,14. Responden menyatakan bahwa selalu menemukan kehendak Tuhan dalam pengalaman yang menyakitkan sekalipun 22 52,38, hal ini berkaitan dengan jawaban item no. 4 dan 5. Jawaban ini ingin menyatakan bahwa dengan melaksanakan bimbingan rohani responden mampu melihat kehendak Tuhan yang 60 masih samar-samar menjadi jelas 27 64,28, dan sebelum menemukan kehendak Tuhan dalam pengalaman tertentu hati mereka belum tenteram 16 38,09. Pada tabel 3 responden menyatakan bahwa sering bahagia karena misteri Tuhan yang tak terpahami dapat dicerna dalam bimbingan 17 40,47, hal ini berkaitan dengan jawaban item no. 7 dan 8 yaitu responden semakin mengagungkan Tuhan setelah bimbingan rohani 20 47,61 serta merasa kosong kalau tidak merasakan kehadiran Tuhan dalam karyanya yang sukses 17 40,47. Jawaban ini ingin menyatakan bahwa sebagai seorang religius pengetahuan dan pengenalan akan Tuhan adalah penting sehingga responden perlu untuk melaksanakan bimbingan rohani. Sebanyak 26 responden menjawab kadang-kadang pada pernyataan saya merasa sulit menemukan Tuhan dalam pembimbing yang sulit mengampuni kesalahan saya 61,90, memang disadari oleh responden tujuan mereka melaksanakan bimbingan rohani tidak hanya untuk mengetahui dan mengenal Tuhan tetapi juga untuk melihat perkembangan hidup rohani, hal ini berkaitan dengan jawaban item no.10, ketika hidup rohani mereka kering maka sulit untuk menemukan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka 19 45,23.

b. Kepercayaan, relasi dan menghargai pembimbing

Pada bagian ini akan membahas mengenai kepercayaan, relasi dan menghargai pembimbing. Dari hasil jawaban yang mereka berikan akan diketahui sejauh mana kepercayaan, relasi dan menghargai pembimbing dalam proses bimbingan rohani. Berkaitan dengan kepercayaan, relasi dan menghargai pembimbing, pada pernyataan saya malas melakukan bimbingan karena pembimbing tidak menarik, 34 61 80,95 responden menjawab kadang-kadang, meskipun demikian responden tetap melaksanakan bimbingan meskipun sering ditantang oleh pembimbing 20 47,61. Hal ini berkaitan dengan item no.16, 17, 18, dan 20. Jawaban ini membuktikan bahwa dalam bimbingan rohani responden menaruh kepercayaan, mempunyai relasi yang baik, dan menghargai pembimbing. Dalam pernyataan no.13, 14, 15, dan 19 saling berkaitan yaitu responden kadang- kadang senang karena pembimbing membicarakan masalah pribadi dengan pembimbing 28 66,66, responden juga kadang-kadang takut menceritakan semua masalah kepada pembimbing 36 85,71, responden juga kadang-kadang enggan untuk bimbingan karena pembimbing membesar-besarkan kesalahan mereka 30 71,42, serta responden kadang-kadang takut setiap melaksanakan bimbingan karena pembimbing terlalu kritis 41 97,61. Pernyataan ini membuktikan bahwa responden disisi lain menaruh kepercayaan, memiliki relasi yang baik serta menghargai pembimbing tetapi disisi yang lain responden kurang menaruh kepercayaan kepada pembimbing karena pembimbing yang tidak profesional dalam memberikan bimbingan rohani.

c. Suasana dalam melaksanakan bimbingan

Dari data diatas, diperoleh gambaran mengenai situasi dalam melaksanakan bimbingan sebagai berikut: Pada tabel 5, responden menyatakan sering terbuka dalam bimbingan karena ada suasana saling percaya ada 21 50. Ini membuktikan bahwa adanya saling kepercayaan dalam bimbingan membuat responden terbuka untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi, suasana ini didukung pula oleh sikap pembimbing yang hangat sehingga membuat responden menjadi tenang dalam melaksanakan 62 bimbingan 19 45,23 , pernyataan ini berkaitan dengan jawaban item no. 24, 25, 27 dan 30. Jawaban ini ingin menyatakan bahwa dalam proses bimbingan rohani dengan adanya saling percaya, penerimaan yang hangat, didengarkan dan sikap pembimbing yang optimis, serta ada suasana doa adalah penting, responden merasa diorangkan, diterima dan didengarkan sehingga responden merasa lega setelah melaksanakan bimbingan. Responden menyatakan bahwa kadang-kadang mempunyai waktu untuk mencatat hal yang perlu selama bimbingan 20 47,64, pernyataan ini diperkuat dengan jawaban item no. 26 yaitu waktu yang terbatas dalam bimbingan membuat mereka tergesa-gesa 35 83,33. Pada item no. 28 dan 29 saling berhubungan, pada no. 28 berbicara mengenai responden yang selalu menaruh hormat terhadap pembimbing meskipun seusia 28 66,66 dan no. 29 berbicara mengenai responden menyatakan kadang-kadang tidak senang kepada pembimbing yang membawa masalah pribadinya dalam bimbingan 18 42,85. Dari pernyataan tersebut dapat digambarkan bahwa dalam melaksanakan bimbingan, suasana dan relasi yang sudah terjalin dengan baik janganlah dialihkan dengan bahan pembicaraan yang tidak ada hubungannya dengan responden.

d. Metode dalam bimbingan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai metode dalam bimbingan. Melalui jawaban responden maka akan diketahui apakah metode yang diberikan mendukung proses pelaksanaan bimbingan rohani. Berkaitan dengan metode dalam bimbingan, pada pernyataan pembimbing mengarahkan jalannya bimbingan dengan baik 18 responden menjawab selalu 63 42,85. Dari hasil jawaban responden ini dapat diketahui bahwa pembimbing mampu mengarahkan jalannya bimbingan dengan baik, responden juga mengungkapakan bahwa pembimbing kadang-kadang mencatat persoalan yang akan dibicarakan sebelum memulai bimbingan 35 83,33. Pernyataan ini menggambarkan kurang adanya konsistensi dalam diri pembimbing, dengan pengarahan yang baik dan pencatatan bahan sebelum bimbingan yang akan dibicarakan akan membuat proses bimbingan berjalan sesuai dengan topik dan tujuan yang akan dicapai. Responden juga mengungkapkan bahasa non verbal dari pembimbing sering membantu responden untuk terbuka dalam bimbingan 21 50. Pada item no. 34 menyatakan responden senang kalau proses pendampingan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 17 40,47 responden menyatakan sering. Pernyataan ini ada hubungannya dengan item no. 35, 36, 38 dan 39. Item no. 35 menyatakan responden kadang-kadang senang kalau proses pendampingan berstruktur 22 52,28, item no. 36 menyatakan responden kadang-kadang kecewa karena proses bimbingan tidak terarah 33 78,38, item no. 38 menyatakan responden senang karena tempat bimbingannya berfariasi 22 52,28, serta item no. 39 menyatakan bahwa responden kadang-kadang tidak fokus bimbingan kalau bimbingannya tidak berstruktur 28 66,66. Melihat jawaban responden menunujukkan bahwa metode yang baik akan membantu proses bimbingan rohani. Responden lebih berminat bimbingan karena pembimbing yang berkompeten 19 45,23 responden menyatakan sering, jawaban ini diperkuat dengan pernyataaan item no. 40 yaitu bimbingan yang efektif bagi responden adalah dari pengalaman pembimbing 34 80,95. 64 Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan dalam memberikan bimbingan dibutuhkan beberapa metode yang mendukung dan menarik agar para responden senang melaksanakan bimbingan. Metode yang dipakai untuk bimbingan haruslah yang relevan dan sesuai dengan situasi yang dihadapi oleh responden.

2. Proses Kematangan emosi a. Penilaian, pengenalan dan percaya diri

Berikut ini akan dipaparkan pembahasan proses kematangan emosi para suster yunior mengenai penilaian, pengenalan dan percaya diri: Pada tabel 7 , responden lebih suka mengungkapkan diri apa adanya, responden menjawab selalu 25 59,52, sehingga responden mudah mengepresikan perasaannya kepada siapa saja 17 40,47, dari pernyataan tersebut responden adalah pribadi yang terbuka, mampu mengenal diri, serta orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif, responden juga mengungkapkan apabila marah responden kadang-kadang cenderung bereaksi diam, mengurung diri 34 80,95, hal ini berkaitan dengan jawaban item no. 44 dan 45. Jawaban ini ingin menyatakan bahwa dalam proses kematangan emosi dibutuhkan penilaian, pengenalan dan kepercayaan diri yang positif sehingga responden mampu melihat dan memberi nama pada setiap reaksi yang muncul. Responden juga mengungkapkan kadang-kadang mudah terpancing apabila ada sesama yang menggoda 2764,28. Jawaban ini menunjukkan bahwa responden adalah orang yang mampu menilai, mengenal diri sendiri serta memiliki kepercayaan diri.

Dokumen yang terkait

Peranan meditasi terhadap mutu pelayanan para suster Abdi Kristus Regio Yogyakarta.

0 4 140

Komunikasi efektif antar pribadi untuk membangun semangat persaudaraan dalam hidup berkomunitas para Suster Tarekat Misi Abdi Roh Kudus di Komunitas Roh Suci Yogyakarta.

0 33 135

Peranan hidup doa dalam meningkatkan kecerdasan spiritual para suster yunior Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 1 189

Upaya kontekstualisasi spiritualitas pendiri implikasinya bagi pembinaan suster-suster yunior Kongregasi Suster Fransiskan Sukabumi.

1 11 224

Persepsi para suster yunior kongregasi Puteri Bunda Hati Kudus di Provinsi Indonesia tahun 2007-2008 tentang relasinya dengan lawan jenis - USD Repository

0 0 90

Peranan ekaristi dalam meningkatkan hidup rohani bagi para Suster PRR di wilayah Jawa - USD Repository

0 0 139

Kematangan emosi tiga suster yunior Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus (SSpS) yang sedang menjalani studi tahun 2009/2010 - USD Repository

0 0 103

Makna spiritualitas cinta kasih bagi para suster yunior Kongregasi Suster Cinta Kasih Putri Maria dan Yosef Provinsi Indonesia tahun 2011 - USD Repository

0 0 179

Peranan bimbingan rohani terhadap kematangan emosi para suster yunior Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus (SSpS) Provinsi Jawa - USD Repository

0 1 111

Pengaruh bimbingan rohani terhadap kemampuan komunikasi antarpribadi para suster yunior dan yang berkaul kekal lima tahun ke bawah Kongregasi Suster Fransiskan Santa Lusia Pematangsiantar - USD Repository

0 0 137