a b
Gambar 2. Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 a dan Staphylococcus
epidermidis ATCC 35894 b Motoyama et al., 2009
Staphylococcus  epidermidis  merupakan  salah  satu  bakteri  penyebab jerawat  yang  memegang  peranan  penting  pada  patogenesis  jerawat.
Lovečková dan Havlíková 2002 menyatakan bahwa dalam patogenesis jerawat bakteri flora
normal  kulit  berperan  dalam  sekresi  lipase.  Lipase  tersebut  dapat  mengubah sebasea  diasigliserol  dan  triasigliserol  menjadi  gliserol  dan  asam  lemak  bebas
yang dapat menginduksi hiperkeratosis pada kanal folikel kemudian menyebabkan efek  komedogenik.  Staphylococcus  epidermidis  memiliki  enzim  fosfatase,
neuraminidase,  dan  deoksiribonuklease  yang  merupakan  manifestasi  inflamasi pada  jerawat  akibat  terjadinya  penutupan  susbstansi  pada  prostaglandin.
Gambaran  infeksi  lokal  Staphylococcus  epidermidis  menurut  Jawetz,  Melnick, dan Adelberg 1986 yaitu suatu pimple, infeksi folikel rambut, atau suatu abses,
biasanya  suatu  peradangan  yang  hebat,  terlokalisir,  dan  mengalami  pernanahan sentral dan sembuh bila nanah dikeluarkan.
D. Uji Potensi Antibakteri
Menurut  Farmakope  Indonesia  IV  1995,  antibakteri  adalah  obat pembasmi  bakteri,  khususnya  bakteri  yang  merugikan  manusia.  Uji  potensi
antibakteri  digunakan  dalam  rangka  pemilihan  obat  antimikroba  yang  efektif untuk  pengobatan  atau  pengendalian  penyakit  yang  disebabkan  oleh  bakteri.
Menurut  Agbor,  Ma’ori,  dan  Opajobi  2011  metode  yang  umum  dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Metode difusi
Berikut termasuk dalam metode difusi: a.  Metode  disc  diffusion.Metode  ini  paling  banyak  yang  digunakan  dalam
laboratorium  klinis.  Dalam  uji  ini,  disk  yang  terbuat  dari  kertas  diresapi dengan  sejumlah  tertentu  agen  antibakteri  yang  diketahui  konsentrasinya
dengan  tepat.  Disk  tersebut  diletakkan  pada  medium  agar  yang  telah diinokulasikan  dengan  bakteri  uji.  Senyawa  antibakteri  berdifusi  ke  dalam
medium sekitarnya
membentuk gradien
konsentrasi sekitar
disk. Pertumbuhan  bakteri  uji  dihambat  hingga  terbentuk  jarak  dari  disk  dengan
konsentrasi  dari  senyawa  tersebut  kurang  lebih  sama  dengan  Konsentrasi Hambat  Minumum  KHM.  Penghambatan  pertumbuhan  bakteri  tampak
sebagai  zona  melingkar  pada  cawan  agar.  Diameter  zona  hambat  yang terbentuk proposional terhadap aktivitas antibakterinya.
b.  Metode  ditch.Metode  ini  dilakukan  dengan  cara  menghilangkan  potongan agar  dari  cawan  dan  mengisi  lubang  yang  terbentuk  dengan  agar  yang  telah
mengandung  senyawa  antibakteri  yang  diuji.  Medium  dapat  diatur