Uji Sifat Fisik Emulgel Antiacne Minyak Serai Wangi Jawa
oleh minyak serai wangi Jawa, yaitu 0,01601 p 0,05. Nilai probabilitas tersebut menunjukkan paling tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok.
Berikut uji Post Hoc pada uji Kriskal-Wallis berupa uji Wilcoxon yang digunakan untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan pada kelompok uji.
Tabel 11. Hasil uji Wilcoxon
diameter zona hambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis yang terbentuk oleh emulgel antiacne minyak serai wangi Jawa
Kelompok Kontrol
basis emulgel
Kontrol minyak
serai wangi
jawa 15 Emulgel antiacne
minyak serai
wangi
Jawa 15
minyak serai
wangi Jawa
17,5
minyak serai
wangi
Jawa 20
Kontrol basis emulgel
- BB
BB BB
BB Kontrol minyak
serai wangi jawa 15
BB -
BB BB
BB
Emul ge
l anti
ac ne
minyak serai wangi
Jawa 15
BB BB
- BTB
BTB
minyak serai wangi
Jawa 17,5
BB BB
BTB -
BTB
minyak serai wangi
Jawa 20
BB BB
BTB BTB
-
Keterangan: BB = Berbeda Bermakna; BTB = Berbeda Tidak Bermakna
Kontrol basis emulgel tidak memiliki zona hambat sehingga basis dari emulgel tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.
Emulgel antiacne minyak serai wangi Jawa 15 memiliki diameter zona hambat yang lebih besar dan memiliki perbedaan yang bermakna secara statistik dari
kontrol miyak serai wangi Jawa 15. Hal ini menunjukkan bahwa pelepasan minyak serai wangi Jawa dari emulgel lebih baik dibandingkan pelepasannya dari
parafin cair sehingga pengaplikasian minyak serai wangi Jawa lebih efektif dalam bentuk sediaan emulgel. Zona hambat yang terbentuk oleh emulgel antiacne
minyak serai wangi Jawa pada konsentrasi 15; 17,5; dan 20 berturut-turut semakin besar namun secara statistik dikatakan tidak memiliki perbedaan yang
bermakna. Dengan demikian, konsentrasi efektif minyak serai wangi Jawa dalam sediaan emulgel antiacne adalah 15.
55