Rumusan Masalah Keaslian Penelitian
menyakitkan, lesi padat berada jauh di dalam kulit; kista dalam, menyakitkan, lesi berisi nanah yang bisa menyebabkan bekas luka Anonim a, 2010.
Salah satu penyebab utama jerawat adalah peningkatan hormon seks, terutama androgen seperti testosteron, yang terjadi selama masa pubertas.
Testosteron dikonversi dal am kulit menjadi dihidrotestosteron DHT oleh α-
reduktase, yang merangsang kelenjar sebasea untuk memperbesar dan memproduksi lebih banyak sebum. Semakin banyak sebum yang diproduksi,
semakin buruk jerawat yang ditimbulkan. Selanjutnya, sebuah studi oleh Lee et al. 2010 menunjukkan DHT yang juga diperkirakan terlibat dalam produksi sitokin
proinflamasi di jerawat Chaudhuri dan Marchio, 2011. Keratinisasi folikel abnormal juga terlibat dalam perkembangan jerawat
Chaudhuri dan Marchio, 2011. Campuran keratinosit dan sebum dalam folikel memberikan peluang untuk flora normal berkembang biak DiPiro, Talbert, Yee,
Matzke, Wells, Posey, 2005. Bakteri flora normal tersebut mensekresi lipase yang kemudian bereaksi dengan sebum menghasilkan asam lemak bebas yang
menginduksi adanya peradangan Durkin, 2013. Persentase keberadaan Staphylococcus epidermidis di kulit sekitar 85
– 100 menunjukkan bahwa Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal alami yang ada di kulit
Pelczar dan Chan, 1988.