Pelaksanaan Penelitian Deskripsi Penelitian

Tabel 19 Hasil Uji Hetetokedastisitas Variabel Signifikansi Pola Asuh Authoritative 0.087 Pola Asuh Authoritarian 0.285 Pola Asuh Permissive 0.736 Pola Asuh Uninvolved 0.613 Dari tabel 19 didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi variabel independen lebih dari 0,05 p0.05, maka tidak terjadi masalah heterokedaktisitas pada data penelitian ini. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis menggunakan uji regresi linier dengan program SPSS versi 21 for Windows. Hasil analisis pola asuh orang tua sebagai prediktor kecerdasan emosional dapat dilihat pada tabel 20, 21, dan 22. Tabel 20 Uji F ANOVA a Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 8503.354 4 2125.838 10.372 .000 b Residual 30948.954 151 204.960 Total 39452.308 155 a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional b. Predictors: Constant, Uninvolved, Authoritative, PERMISSIVE, Authoritarian Hasil analisis regresi kecerdasan emosional melalui perhitungan anova tabel 21 menunjukkan bahwa nilai F hitung F=10.372 memiliki signifikansi sebesar 0.000 p0.05. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel pola asuh authoritative, authoritarian permissive, dan uninvolved pada kecerdasan emosional remaja. Tabel 21 Hasil Analisis Regresi Linier Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 94.952 11.878 7.994 .000 Authoritative .301 .132 .179 2.286 .024 Authoritarian .444 .134 .274 3.319 .001 PERMISSIV E .170 .152 .087 1.119 .265 Uninvolved -.339 .150 -.176 -2.255 .026 a. Dependent Variable: Kecerdasan Emosional Hasil perhitungan regresi linier tabel 21 menunjukkan bahwa variabel pola asuh authoritative memilili nilai β= 0.301 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola asuh authoritative maka kecerdasan emosional akan meningkat sebesar 0.301. Variabel pola asuh Authoritarian memperoleh nilai β=0,444 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola asuh authoritarian akan diiringi dengan meningkatnya kecerdasan emosional sebesar 0,444. Variabel pola asuh permissive memperoleh nilai β=0,170 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola asuh permissive akan meningkatkan kecerdasan emosional remaja sebesar 0,170. Selanjutnya, variabel pola asuh uninvolved memperoleh nilai β= -0,339 yang berarti, peningkatan satu poin pada pola asuh uninvolved akan menurunkan kecerdasan emosional remaja sebesar 0,170. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional remaja”. Tabel 24 menunjukkan hasil analisis regresi linear pola asuh authoritative dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai β=0.301, p=0.024. Berdasarkan taraf signifikansi sebesar 0.05 maka hipotesis pertama diterima, yang artinya terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritative pada kecerdasan emosional remaja. Hipotesis kedua adalah “Terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh authoritarian pada kecerdasan emosional remaja”. Hasil regresi linier dari pola asuh authoritarian dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai β=0.444, p=0.001. Berdasarkan taraf signifikansi 0.05 maka hipotesis kedua ditolak, yang berarti terdapat pengaruh positif signifikan dari pola asuh authoritarian pada kecerdasan emosional remaja. Hipotesis ketiga adalah “Terdapat pengaruh negatif signifikan dari pola asuh permissive pada kecerdasan emosional remaja”. Hasil perhitungan regresi linier antara pola asuh permissive dengan kecerdasan emosional memperoleh nilai β=0.170 , p=0.265. Berdasarkan taraf PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI