dengan baik apabila paling tidak ada siswa yang memilih pengecoh sebagai kunci jawaban.
3. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Purwanto 2014:
83-94 menyatakan
bahwa terdapat
prosedur pengembangan tes hasil belajar, antara lain:
1. Identifikasi hasil belajar
Hasil belajar harus diidentifikasi bidang studi yang akan diukur dan aspek mana yang diukur ranah kognitif, afektif atau psikomotornya.
2. Deskripsi materi
Materi sangat menentukan dalam pengembangan tes hasil belajar. Materi menjadi acuan dalam memahami hasil belajar, maka materi yang
dikembangkan adalah yang berhubungan dengan hasil belajar. 3.
Pengembangan spesifikasi Spesifikasi dikembangkan agar dua atau lebih pengembangan tes hasil
belajar menghasilkan tes hasil belajar yang sama kualitasnya. Dengan demikian pengembangan tes hasil belajar oleh dua orang atau lebih
akan memberikan hasil yang sama. 4.
Menuliskan butir-butir tes dan kunci jawaban Butir tes ditulis untuk mengukur variabel dengan berpedoman pada
kisi-kisi. Kisi-kisi tes adalah rancangan sebagai dasar penulisan butir tes.
5. Mengumpulkan data uji coba hasil belajar
Instrumen uji coba tes hasil belajar ditulis berdasarkan kisi-kisi. Jawaban siswa peserta uji coba diubah menjadi skor. Skor-skor
selanjutnya menjadi data uji coba hasil belajar. 6.
Uji kualitas tes hasil belajar Uji kualitas dilakukan untuk menjamin bahwa tes hasil belajar layak
sebagai sebuah alat ukur. Jika uji kualitas menunjukkan bahwa tes hasil belajar memenuhi syarat, maka tes hasil belajar dapat digunakan untuk
mengukur atau mengumpulkan data hasil belajar. 7.
Kompilasi tes Setelah uji coba, butir yang jelek akan dibuang dan menata butir yang
baik. Butir kompilasi adalah butir yang siap digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar.
Selain itu Mardapi 2008: 88 juga mengemukakan bahwa ada 8 langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil atau prestasi belajar,
yaitu: 1.
Menyusun spesifikasi tes Langkah awal dalam mengembangkan tes adalah menetapkan
spesifikasi tes, yaitu berisi tentang uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes.
2. Menulis soal tes
Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan perincian
pada kisi-kisi yang telah dibuat. Langkah ini perlu dilakukan secara hati-hati agar keseluruhan tes dapat berkualitas baik.
3. Menelaah soal tes
Setelah soal dibuat, perlu dilakukan telaah atas soal tersebut. Hal ini perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam
pembuatannya masih ditemukan kekurangan atau kesalahan. 4.
Melakukan uji coba tes Sebelum soal digunakan dalam tes yang sesungguhnya, uji coba perlu
dilakukan untuk semakin memperbaiki kualitas soal. 5.
Menganalisis butir soal Melalui analisis butir soal ini dapat diketahui antara lain: tingkat
kesukaran butir soal, daya pembeda dan juga efektivitas pengecoh. 6.
Memperbaiki tes Setelah uji coba dilakukan dan kemudian dianalisis, perlu dilakukan
perbaikan-perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya dilakukan atas butir
soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih belum baik.
7. Merakit tes
Merakit butir-butir soal menjadi satu kesatuan tes. Keseluruhan butir perlu disusun secara hati-hati menjadi kesatuan soal tes yang terpadu.
8. Melaksanakan tes
Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Menafsirkan hasil tes
Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah, menengah
dan tinggi.
4. Matematika