Kerangka Teoretik KAJIAN PUSTAKA

- 31 - dikondisikan untuk belajar, misalnya dibuat jam belajar malam antara jam 19.00-21.00, maka siswa akan terdorong untuk belajar. Sementara siswa yang berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan, maka siswa akan menjadi malas untuk belajar. 5 Kurikulum sekolah Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum yang disyahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disyahkan oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru, siswa maupun elemen-elemen dalam sekolah dan juga orang tua siswa.

F. Kerangka Teoretik

1. Pengaruh locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Kecerdasan Emosional EQ merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar. Hasil penelitian di sekolah-sekolah Amerika menunjukkan bahwa jika kecerdasan emosional berkembang dengan baik maka akan sangat menentukan keberhasilan seseorang di kemudian hari, termasuk meningkatkan prestasi belajar . Pelatihan-pelatihan emosional - 32 - self sciencesocial developmentlife skill merupakan upaya mengem- bangkan pengenalan emosi diri, mengolah emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan akan membentuk keseimbangan mental antara nalar dan perasaan atau emosi. Hal-hal tersebut menjadi hal penting dalam pengembangan prestasi belajar seseorang. Hasil-hasil pembelajaran keterampilan emosional di berbagai tempat di Amerika menunjukkan bahwa siswa yang telah mengikuti pendidikan pengembangan emosional menunjukkan hasil yang lebih positif di bidang akademik dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti pelatihan pengembangan emosional, misalnya membantunya dalam keterampilan belajar, lebih peduli dan percaya diri Goleman, 2001:432-435 Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa, diduga kuat tidak sama pada individu dengan locus of control yang berbeda. Siswa dengan kecenderungan locus of control internal diduga kuat mempunyai prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa dengan locus of control eksternal. Hal demikian disebabkan siswa dengan locus of control internal memiliki keyakinan diri yang tinggi, berprestasi, aktif, tidak mudah terpengaruh, mandiri, mampu mengendalikan hidupnya, yakin akan keberhasilan hidupnya, sehingga dengan kesadaran itu siswa akan belajar lebih giat untuk mencapai prestasi. Oleh sebab siswa dengan locus of control eksternal mengandalkan penentu hidupnya dari luar dirinya, maka ia hanya pasrah menerima nasib PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - 33 - dan keberuntungan, tanpa ada usaha merubah keadaan menjadi lebih baik. Hal ini berpengaruh terhadap hasil prestasi belajar yang diperolehnya. 2. Pengaruh kultur keluarga pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar Kultur keluarga adalah suatu nilai yang dimiliki masyarakat keluarga yang merupakan hasil kajianpengalaman yang berlangsung turun temurun. Siswa yang berasal dari kultur keluarga yang berbeda, diduga kuat mempunyai derajat hubungan yang tidak sama antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya. Pada siswa yang berasal dari kultur keluarga yang bercirikan power distance kecil, derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang berasal dari kultur keluarga dengan power distance besar. Siswa yang berasal dari keluarga dengan power distance kecil mempunyai ketaatan kepada norma keluarga, menghormati orang tua dan yang lebih tua sebagai daasar kebaikan, otoritas orang tua berpengaruh terus menerus sepanjang hidup dan ketergantungan. Berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga dengan power distance besar dimana sebaliknya sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Pada siswa yang berasal dari kultur keluarga yang bercirikan collectivism , derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berasal dari kultur keluarga yang bercirikan individualism. Siswa - 34 - yang berasal dari keluarga dengan ciri collectivism mempunyai demokratis dalam keluarga, kesetiaan kepada kelompok adalah sumber daya bersama, mampu mengelola keuangan, kebutuhan untuk berkomunikasi, merasa bersalah jika melanggar peraturan dan keluarga menjadi tempat bersatunya anggota keluarga . Berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang bercirikan individualism terjadi sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Pada siswa yang berasal dari kultur keluarga yang bercirikan masculinity, derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berasal dari kultur keluarga yang bercirikan femininity. Siswa yang berasal dari keluarga dengan ciri masculinity mempunyai dominasi penetapan aturan dalam keluarga, pembagian peran orangtua, perhatian pada anggota yang lebih kuat, dan hasrat untuk hidup lebih baik. Berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang bercirikan femininity dimana sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Pada siswa yang berasal dari kultur keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance yang lemah, derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berasal dari kultur keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance yang kuat. Siswa yang berasal dari keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance yang lemah mampu - 35 - menyikapi situasi ketidakpastian sebagai sesuatu yang wajar, tidak cemas menghadapi persoalan hidup dan mempunyai feleksibilitas dalam penetapan aturan keluarga. Berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance yang kuat dimana sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. 3. Pengaruh kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar. Kultur sekolah adalah suatu nilai yang dianut oleh sekolah yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya siswa. Siswa yang berasal dari kultur sekolah yang berbeda, diduga kuat mempunyai derajat hubungan yang tidak sama antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajarnya. Pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan power distance kecil, derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berasal dari kultur sekolah dengan ciri power distance besar. Siswa yang berasal dari sekolah dengan power distance kecil perlakuan guru terhadap para siswa sama, proses pembelajaran terpusat pada siswa, kesempatan bertanya, kebebasan menyampaikan kritik, komunikasi dua arah di kelas, peran orang tua pada anak di sekolah, aturan dan norma dalam sekolah, pengembangan kemampuan dan bakat, serta orang tua yang merasa diuntungkan dengan proses pembelajaran di sekolah. Berbeda dengan siswa yang berasal dari sekolah dengan power distance besar dimana sebaliknya, - 36 - sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan collectivism, derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang berasal dari kultur sekolah dengan ciri individualism. Siswa yang berasal dari sekolah yang bercirikan collectivism siswa mempunyai kebebasan mengungkapkan pendapat, penyelesaian tugas dari guru, tingkat penerimaan diri oleh orang lain, sikap positif dalam mengerjakan tugas dan tujuan berprestasi Berbeda dengan siswa yang berasal dari sekolah yang bercirikan individualism dimana sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan masculinity, derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berasal dari sekolah yang bercirikan femininity. Siswa yang berasal dari sekolah dengan masculinity suasana kompetisi di kelas, berorientasi pada prestasi dan kompetensi guru. Berbeda dengan siswa yang berasal dari sekolah dengan ciri femininity dimana sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa. Pada siswa yang berasal dari kultur sekolah yang bercirikan uncertainty avoidance lemah, derajat hubungan kecerdasan emosional PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - 37 - dengan prestasi belajar siswa diduga kuat akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang berasal dari kultur sekolah dengan ciri uncertainty avoidance kuat. Siswa yang berasal dari sekolah dengan uncertainty avoidance tingkat penerimaan siswa dan kekurangan guru, kejelasan guru dalam menerangkan dan kedekatan hubungan antara guru, siswa, dan orange tua. Berbeda dengan siswa yang berasal dari keluarga yang bercirikan uncertainty avoidance kuat dimana sebaliknya, sehingga melemahkan derajat hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa.

G. Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar : survei pada siswa-siswi kelas 3 SMP Negeri dan swasta di Kota Madya Yogyakarta.

0 0 320

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Sleman, DIY.

0 1 271

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswi kelas IX SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

0 1 282

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo.

0 1 294

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman - Yogyakarta - USD Repository

0 0 263

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 2 203

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survey siswa-siswi SMP negeri dan swasta di Kabupaten Kulon Progo - USD Repository

0 0 292

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa : survei pada siswa-siswi kelas IX SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Bantul, Yogyakarta - USD Repository

0 1 280

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Sleman, DIY - USD Repository

0 0 269

Pengaruh locus of control, kultur keluarga, dan kultur sekolah pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar : survei pada siswa-siswi kelas 3 SMP Negeri dan swasta di Kota Madya Yogyakarta - USD Repository

0 0 318